Kau Masih Harus Banyak Berlatih
Kau Masih Harus Banyak Berlatih
Tapi, Mo Yesi hanya akan menjadi mesum dan sangat tidak serius di depan Qiao Mianmian. Jika Qiao Mianmian memberitahu orang lain wajah asli Mo Yesi adalah seorang yang mesum, tampaknya tidak ada orang yang akan percaya.
"Bersikap serius?" tanya Mo Yesi sambil tertawa, "Aku biasanya sangat serius. Namun saat melihatmu, aku tidak dapat melakukannya, bagaimana ini?"
"..."
"Sayang, jika kau memintaku untuk bersikap lebih serius sedikit, maka hanya ada sebuah situasi yang mungkin baru dapat dilakukan?.
"Situasi apa?" Tanya Qiao Mianmian. Bahkan jika ia tahu perkataan yang akan keluar dari mulut pria ini seharusnya bukan perkataan yang ingin ia dengar. Namun ia tidak dapat menahannya dan malah terus bertanya.
Mo Yesi mengaitkan bibirnya. Tangan yang sedang menekan kaki Qiao Mianmian tiba-tiba merangkul pinggang Qiao Mianmian. Saat bangun, ia duduk di sofa dan memeluk Qiao Mianmian kedalam pelukannya.
Qiao Mianmian terlihat seperti seorang anak kecil yang duduk di atas pahanya. Sambil mencubit dagu Qiao Mianmian, Mo Yesi lalu menciumnya dengan keras. Pria ini sedang menggigit bibir Qiao Mianmian, kemudian berbicara dengan suara parau, "Setiap kali kau membuatku puas, aku akan memperlihatkan padamu dengan sangat serius."
"..." Qiao Mianmian hanya membisu. Mungkinkah hari ini dia... Masih belum merasa puas? batinnya.
Mo Yesi menempelkan mulutnya dengan lembut sebanyak dua kali, seolah mengetahui apa yang sedang Qiao Mianmian pikirkan. Lalu, suara tertawanya yang ringan dan seksi pun terdengar. "Kau pikir kalau dua kali langsung dapat memuaskan suamimu? Hari ini aku melepaskanmu karena aku melihat tubuhmu yang sedang tidak nyaman."
"Jika kau ingin memuaskan keinginanku, aku khawatir tubuh kecilmu tidak sanggup menerimanya sekarang. Sayang, kau harus banyak-banyak berlatih, jika tidak, bagaimana nanti kau dapat menanggungnya?" tambah Mo Yesi.
Perkataan Jiang Luoli benar. Tubuh kesayangannya ini benar-benar lemah, jadi tidak akan tahan dilempar beberapa kali. Jika menginginkan satu atau dua kali, Qiao Mianmian pasti akan menangis karena tidak dapat menahannya, dan tidak akan mengizinkan Mo Yesi menyentuhnya.
Namun, ini pasti juga karena kurang latihan. Di masa depan, sepertinya Mo Yesi harus lebih sering mengajak Qiao Mianmian berolahraga. Jika seperti ini, itu baru benar.
Bang!!!
Wajah Qiao Mianmian seperti terbakar, di wajah putihnya lalu muncul lapisan berwarna merah pekat. Pria sialan ini, entah apakah ia tidak tahu lelah. Sebab, kekuatan fisiknya sangat bagus. Tubuh Qiao Mianmian sampai sekarang pun masih terasa sakit tiada banding. Sedangkan Mo Yesi, ia seperti orang yang baik-baik saja. Energinya masih begitu penuh. Bahkan.... Masih ingin mengintimidasi Qiao Mianmian!
"Mo Yesi, kau jangan berpikir lagi," kata Qiao Mianmian sambil menggigit bibirnya. Wajahnya yang merah kemudian melototi Mo Yesi. Ia bahkan bersikap begitu garang, "Beberapa hari ini kau tidak boleh menyentuhku lagi."
Qiao Mianmian takut. Karena pria ini seperti seekor binatang buas yang tidak tahu rasa kenyang. Sampai pada saat ini, sedikitpun tidak tahu untuk mengendalikan dirinya. Mo Yesi sangat mengerikan, bahkan Mo Yesi memakannya hingga tidak menyisakan muntahan apapun.
Mo Yesi juga mengintimidasi Qiao Mianmian sambil mengatakan sesuatu seperti ingin mati di atas tubuhnya. Setelah mendengar perkataan Mo Yesi, hal itu malah membuat daun telinganya menjadi panas.
Mo Yesi pada saat seperti itu, mana mungkin masih sama dengan Mo Yesi yang Qiao Mianmian kenal biasanya. Karena itu kelihatan seperti orang yang berbeda. Singkatnya, Qiao Mainmian benar-benar takut padanya. Terutama setelah secara pribadi mengalami, serta Mo Yesi yang pada saat itu penuh energi.
"Oke, aku tidak akan menyentuhmu," kata Mo Yesi sambil mengulurkan tangan dan mengusap kepala Qiao Mianmian. Ia bersikap seperti pandai berbicara dan tanpa ragu-ragu langsung menyetujuinya.
Bagaimana pun, tidak peduli apa yang Qiao Mianmian katakan sekarang, maka Mo Yesi akan terlebih dahulu setuju. Tidak tahu apakah nanti ia dapat melakukannya, namun itu jelas lah hal yang berbeda.
Dalam urusan pekerjaan, Mo Yesi adalah seorang yang berkomitmen. Ia pasti melakukan hal yang sudah disetujui. Tapi terhadap wanita ini... Kadang kala, ia tidak keberatan untuk sedikit mempermainkan.