Ia Ingin Menahan Qiao Mianmian Menggunakan Anak
Ia Ingin Menahan Qiao Mianmian Menggunakan Anak
"Mo Yesi, apa kau tidak marah?" tanya Qiao Mianmian.
Kemudian Qiao Mianmian memperhatikan ekspresi wajah Mo Yesi yang membeku sebelumnya. Namun, Mo Yesi tampak tidak senang. Lalu ia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sayang, aku tidak marah padamu, aku marah pada diriku sendiri. Aku seharusnya mempertimbangkan hal ini terlebih dulu."
"Sebenarnya tidak apa-apa memakannya sesekali," kata Qiao Mianmian sambil melihat Mo Yesi yang tidak marah. Ia lalu menarik napas lega dan berbicara sambil tersenyum, "Jika sering memakannya baru memberikan reaksi yang besar pada tubuh. Jika kau tidak ingin aku minum obat ini lagi, maka di masa depan, kau harus mempersiapkan pengaman dengan baik. Kalau tidak, kau jangan menyentuhku lagi."
Sebenarnya Qiao Mianmian juga sudah curiga, karena entah apakah Mo Yesi sengaja melakukannya. Jika dua kali mereka melakukan di kantor itu adalah kecelakaan dan tidak di sengaja. Namun, bagaimana dengan satu kali yang di lakukan di rumah pagi hari. Apakah Mo Yesi juga tidak mempersiapkan? Jika ini adalah kelalaian orang lain, ia akan percaya bahwa orang itu benar-benar lupa.
Tapi ini adalah Mo Yesi...
Qiao Mianmian sangat khawatir jika di masa depan, Mo Yesi akan seperti ini lagi. Jadi ia memutuskan untuk berkata dengan tegas. Sebab, dirinya baru berusia sembilan belas tahun, dan ia juga masih belum lulus kuliah, bahkan karirnya juga masih belum mulai. Sedikit pun juga ia tidak memiliki rencana untuk menjadi ibu di usia saat ini.
Mo Yesi tahu bahwa dirinya salah. Bahkan ia juga sangat baik mengakui kesalahannya, jadi ia segera mengangguk dan berkata, "Oke, aku janji. Kelalaian seperti ini tidak akan terjadi lagi. Di masa depan, jika aku belum mempersiapkan dengan baik, kau boleh menolakku."
Mo Yesi juga tahu pil kontrasepsi darurat ini jika di makan sekali, maka tidak akan bereaksi apa-apa. Tapi, setiap obat memiliki efeknya masing-masing. Tidak peduli bagaimanapun itu, sedikit atau banyak namun itu akan tetap memengaruhi tubuh Qiao Mianmian.
"Aku pasti akan menolakmu," kata Qiao Mianmian yang berbicara dengan sikap tegas. "Mo Yesi, aku belakangan ini tidak memiliki rencana mempunyai anak. Jika aku ingin anak, setidaknya itu harus menunggu aku telah membuat beberapa prestasi dalam hal yang aku suka, oke? Kau juga tidak terburu-buru menginginkan seorang anak, benar kan?" tanyanya.
Mo Yesi mengangkat matanya dan menatap Qiao Mianmian dengan dalam ketika berkata, "Kalau begitu, kapan kau berencana menginginkan anak? Setelah satu tahun, dua tahu atau tiga tahun?"
Faktanya, Mo Yesi sama sekali tidak terburu-buru menginginkan anak. Ia sendiri bukan seorang pria yang sangat suka pada anak kecil. Karena justru, ia juga sedikit sebal. Di matanya, seorang anak adalah hal yang sangat merepotkan. Ia tidak merasa bahwa membesarkan seorang anak akan menyenangkan. Namun sebaliknya, ia merasa jika itu sangat merepotkan.
Mo Yesi dan Qiao Mianmian masih belum cukup melewati dunia mereka berdua. Jadi, entah bagaimana mungkin ia menginginkan seorang anak untuk memengaruhi hidup mereka.
Mo Yesi menginginkan anak hanya karena ingin menahan Qiao Mainmian menggunakan anak tersebut. Ia merasa, jika mereka memiliki anak, maka hati Qiao Mianmian akan stabil dan dapat dengan tenang bertahan di sisinya.
Qiao Mianmian lalu mengerutkan kening dan berpikir, kemudian ia baru membalas ucapan Mo Yesi, "Aku juga tahu, bagaimanapun dalam dua tahun ini aku tidak memiliki rencana menginginkan anak. Mo Yesi, aku benar-benar tidak ingin terlalu cepat memiliki anak."
"Aku berjanji padamu, sebelum kau berusia tiga puluh tahun, aku akan melahirkan seorang anak untukmu, oke? Karena hamil dan melahirkan seorang anak sangat lelah dan menyakitkan, jadi aku sangat takut. Maka dari itu, kau beri aku sedikit waktu untuk membuatku mempersiapkan dengan baik, oke?"
Gadis itu bertanya dengan suara yang lembut, dan tatapan matanya juga sangat menawan. Selain itu tangan kecilnya juga menarik salah satu lengan Mo Yesi dan menggoyangnya dengan lembut. Sekarang ia sedang bertingkah manja pada Mo Yesi.
Tatapan mata Mo Yesi seketika berubah suram, dan hatinya terasa gemetar dengan luar biasa. Sebab, saat ini ia ingin mencium Qiao Mianmian dengan ganas. Karena Qiao Mianmian tidak tahu betapa menggoda penampilannya. Belum lagi Qiao Mianmian berjanji untuk tidak memiliki anak untuk sementara waktu.