Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Nyonya Muda Akan Begitu Di Sayangimu



Nyonya Muda Akan Begitu Di Sayangimu

3Mo Yesi dapat mengendalikan Qiao Mianmian, tapi tidak dapat mengendalikan hatinya. Sebab, entah siapa yang dapat mengendalikan hati.     

"Tuan muda, benar seperti ini, kau tidak perlu khawatir lagi."     

Paman Li merasa kasihan melihat kekhawatiran tuan muda-nya. "Lagi pula, nyonya muda sudah menikah dengan anda. Dia sekarang adalah wanita anda, istri anda, jadi apa yang masih anda khawatirkan?" tanyanya.     

Mo Yesi mengerucutkan bibirnya. Setelah menunduk dan terdiam, ia lalu mengangguk dan berkata, "Benar perkataanmu, apa yang perlu aku khawatirkan. Dia adalah wanitaku, sekarang, nanti, atau seumur hidup."     

Singkatnya, tidak peduli apakah Qiao Mianmian menyukainya atau tidak. Namun Mo Yesi tidak mungkin akan melepaskan Qiao Mianmian. Seumur hidup Qiao Mianmian hanya wanitanya, Mo Yesi.      

Paman Li mendengar Mo Yesi mengatakan seperti itu, akhirnya ia dapat merasa tenang, lalu muncul senyuman di wajahnya. "Tuan muda, sebenarnya jika anda benar memiliki ketakutan, kau dapat mempublikasikan hubunganmu dan nyonya muda. Jika seperti ini, sama sekali tidak akan ada orang yang berani memperhatikan nyonya muda lagi."     

Sebab, siapa yang memiliki keberanian mendambakan istri presiden perusahaan Mo. Jika ada yang berani, mungkin ia berpikir bahwa hidupnya sendiri sudah terlalu lama.     

"Dia tidak ingin mempublikasikannya," seru Mo Yesi.     

Mo Yesi adalah orang yang menyembunyikan pikirannya dengan sangat dalam. Orang lain mungkin tidak mudah mengetahuinya. Tapi baginya, paman Li bukanlah orang lain. Sebab, paman Li sudah bekerja di keluarga Mo lebih dari dua puluh tahun. Meskipun hanya supirnya, tapi Mo Yesi tetap memperlakukannya sebagai orang tua.      

Jadi di depan paman Li, Mo Yesi juga tidak menyembunyikan pikirannya, dan ia akan mengatakannya dengan terus terang. "Dia merasa kalau sekarang dia masih muda, jadi tidak ingin membuat orang lain tahu kalau dia sudah menikah begitu cepat."      

"Lalu, jika dia ingin mengembangkan karirnya, status menikah akan memengaruhinya. Aku tidak ingin memaksanya untuk mempublikasikan hubungannya. Jika seperti ini, dia tidak akan senang," jelas Mo Yesi.     

Meskipun dunia hiburan tidak seperti sebelumnya, yang melarang selebriti untuk berpacaran. Namun penerimaan penggemar terhadap selebriti yang berpacaran atau menikah juga sangat tinggi. Tapi, itu juga didasarkan pada pencapaian tertentu. Qiao Mianmian bahkan belum masuk ke lini ketiga, dan langsung mengumumkan sudah menikah. Mungkin membuat jalan selanjutnya akan agak sulit untuk dilalui.     

Mo yesi mempertimbangkan hal ini, jadi ia tidak ingin mempublikasikan hubungannya dengan Qiao Mianmian sekarang. Sebab, Qiao Mianmian ingin mengembangkan karirnya. Jadi ia ingin membantu Qiao Mianmian mengembangkannya dengan baik.      

Jika Qiao Mianmian tidak ingin mempublikasikan sekarang, ya tidak masalah. Sebab, ini semuanya bukanlah hal yang terpenting. Cukup selama Qiao Mianmian bersedia bertahan di sisinya. Maka permintaanya hanya satu...     

Paman Li terdiam sejenak, dan hanya dapat menghela napas, "Tuan muda sangat menyayangi nyonya muda. Kau seperti ini demi mempertimbangkannya, nyonya muda pasti akan disayangi olehmu di masa depan," ucapnya.     

"Dia adalah istriku, jika aku tidak menyayanginya, aku sayang siapa?" tanya Mo Yesi sambil menautkan bibirnya. Di bawah matanya kemudian melintas jejak kelembutan, "Dia masih muda, tapi juga seorang anak yang setengah dewasa. Aku jauh lebih tua darinya, jadi tidak apa-apa untuk memberinya sedikit."     

"..." Paman Li tidak menjawab lagi. Baiklah tuan muda, selama kau senang. Lagi pula dia adalah istrimu, tidak masalah seberapa besar kau ingin menyayanginya, batinnya.     

"Kembali ke perusahaan."     

Mo Yesi selalu menunggu sosok Qiao Mianmian hingga tidak terlihat, kemudian baru ia menarik kembali pandangannya dari luar jendela.     

"Baik, tuan muda."     

Paman Li segera menyalakan mobilnya, lalu mengemudikan mobil ke lalu lintas di tengah jalan. Setelah mengemudi beberapa menit, ia kemudian melirik ke luar jendela mobil.      

Saat Mo Yesi melihat apotek yang barusan mereka datangi, wajah tampan tersebut langsung tidak berekspresi. Pria itu lantas ditutupi dengan kesuraman, dan tubuhnya mengeluarkan udara dingin yang tidak dapat dikendalikan. Telinganya kemudian berdengung ketika mengingat kata-kata yang telah diucapkan oleh bibi itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.