Dasar Brengsek!
Dasar Brengsek!
Pria ternyata sangat peduli durasi panjang pendek dalam hal berhubungan seks. Untungnya setelah dua bukti terakhir itu, Qiao Mianmian sangat yakin kalau Mo Yesi adalah pria yang normal.
"Luoluo, bukan aku yang mengirim pesan padamu," kata Qiao Mianmian. Perkataan yang begitu memalukan, namun ia dengan tegas tidak mengakui bahwa bukan dirinya lah yang mengirim pesan itu.
"Bukan kau?" Jiang Luoli tercengang dan berkata sambil mengedipkan mata, "Tapi..."
Beberapa detik berlalu, Jiang Luoli tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar, kemudian memunculkan ekspresi kaget dan mulai mengerti semuanya dengan jelas. "Jangan-jangan, kau ingin mengatakan kalau ini adalah dewa pria yang..."
"Iya," jawab Qiao Mianmian sambil mengangguk, "Iya dia."
"..." Jiang Luoli benar-benar tidak habis pikir. "Jika begitu, apakah dia melihat semua perkataanku padaku sebelumnya?" tanyanya.
"Seharusnya begitu."
"Sial!" seru Jiang Luoli yang sudah hampir ambruk. Kemudian ia mengulurkan tangan dan menggaruk-garuk kepalanya. Setelah itu ia memasang ekspresi menangis, "Gawat, gawat, tamatlah aku. Jika dewa pria melihat perkataanku, pasti dia sangat ingin mencekikmu. Sayang, apakah dewa pria akan marah? Aku harus bagaimana?" tanyanya.
Lagi pula, pria mana yang tidak kepikiran saat orang lain mengatakan bahwa dirinya ejakulasi dini. Terutama pria seperti dewa prianya yang begitu hebat, pasti akan sangat kepikiran.
Qiao Mianmian memasang ekspresi tidak berdaya. Ia lalu menggelengkan kepalanya, dan berkata yang sebenarnya, "Aku juga tidak tahu. Tapi aku merasa dia seharusnya tidak akan marah padamu."
"Benarkah?" tanya Jiang Luoli sambil menarik-narik tangan Qiao Mianmian. Karena ia ingin buru-buru memastikan. "Jadi, dewa pria akan tetap melihatnya dan terus memberi makan kepadaku, kan? Dia juga tidak akan melakukan hal buruk karena hal ini, kan?" tanyanya lagi.
"Seharusnya iya."
"Sayang, kau harus banyak membantuku. Jangan biarkan dewa pria memiliki pemikiran macam-macam terhadapku."
Qiao Mianmian lalu bertanya dengan bingung, "Aku? Bagaimana aku membantumu?"
Jiang Luoli lalu menatap Qiao Mianmian dalam-dalam, dan berkata dengan serius, "Mulai sekarang, kau harus banyak menemani dewa pria 'berolahraga' beberapa kali sehari, untuk memperkuat kepercayaan dirinya. Dengan begitu, jadi dia tidak akan membuat perhitungan dengan perkataanku itu."
Qiao Mianmian pun langsung memaki dengan kesal ketika mendengar pernyataan temannya itu, "... Jiang Luoli, dasar kau brengsek!"
*
Jiang Luoli masih ada kelas di sore hari, lalu Qiao Mianmian menunggu di sekolah sampai sebelum Jiang Luoli mulai kelas, setelah itu baru ia pergi. Sebelum naik taksi, Qiao Mianmian mengirimkan pesan pada Mo Yesi: 'Aku sudah selesai izin cuti, sekarang aku pergi ke perusahaan mencarimu'.
Mo Yesi membalas dengan cepat: 'Tunggu, aku akan meminta paman Li menjemputmu'.
Qiao Mianmian memberikan alamatnya kepada pengemudi, kemudian membalas pesan Mo Yesi: 'Tidak perlu, aku sudah di taksi. Hanya butuh waktu sepuluh menit dari sini, jangan terlalu merepotkan'.
Mo Yesi juga tidak memaksa dan langsung membalas: 'Baik, kalau begitu aku akan meminta Wei Zheng menunggu di lobi. Mungkin aku sedikit sibuk di sore hari, karena masih ada dua rapat lagi, jadi mungkin aku tidak dapat menemanimu. Begitu kau sampai, tunggu aku di kantorku'.
Qiao Mianmian pun membalas dengan patuh: 'Iya, aku tahu'.
Mo Yesi: 'Apakah ada yang ingin kau makan, aku akan meminta orang untuk mempersiapkan lebih dulu. Buah? Kue? Es krim? Di dalam kantor tidak ada makanan ringan untuk kau makan'.
Sebenarnya, ini adalah percakapan yang sangat biasa. Tapi hati Qiao Mianmian terasa sangat manis. Kira-kira seperti ada perasaan manis saat orang lain mempertimbangkan hal-hal kecil untukmu, dan membuatnya merasa bahwa dirinya sangat diperhatikan.
Entah apakah benar-benar seperti dianggap penting oleh seseorang. Sebab, hal ini tercermin dari hal-hal kecil yang dilakukan. Semakin kecil hal itu, namun semakin dapat merasakannya dengan jelas.
Qiao Mianmian lalu tersenyum sambil mengerutkan bibir. Setelah selesai berpikir, ia kemudian menekan perekam suara, lalu mengirim pesan suara: 'Kau tidak perlu menyiapkan untukku. Nanti aku akan pergi membeli sendiri ke toko kue. Aku tahu ada kue yang sangat enak di sebuah toko kue. Jika kau menginginkannya, aku akan membawakannya untukmu'.