Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Binatang Buas yang Rakus!



Binatang Buas yang Rakus!

1Ia sudah mengirim pesan suara ini dan selama sementara waktu, Mo Yesi tidak membalasnya.     

Qiao Mianmian pikir Mo Yesi sedang sibuk, jadi tidak membalas pesannya. Ia sedang berpikir, tidak peduli Mo Yesi akan memakan kuenya atau tidak, ia akan tetap membeli 2 potong kue. Jika Mo Yesi tidak memakan kue itu, semuanya akan ia habiskan.     

Saat Qiao Mianmian berpikir Mo Yesi sedang rapat sehingga tidak bisa membalas pesannya, suara 'ting' dari WeChat berdering. Pria itu membalas pesannya.     

Suamiku tersayang: Aku tidak ingin makan kue, aku ingin memakanmu, boleh?     

Qiao Mianmian sedang menatap WeChat yang tiba-tiba muncul dan nama ID aneh tersebut untuk waktu yang lama. Ia baru menyadari bahwa Mo Yesi lah yang mengirimkan pesan ini.     

Ia menatap dua kata yang bertuliskan 'Suamiku tersayang' ketika sudut bibirnya berkedut. Qiao Mianmian lantas melihat informasi pengirim itu. Benar saja, ia melihat bahwa IDnya sudah diedit. Awalnya ID Wechat tersebut hanya menuliskan satu huruf: M     

Saat ia akan bertanya sejak kapan Mo Yesi menambahkan WeChatnya ke daftar teman, Qiao Mianmian tiba-tiba teringat riwayat obrolan Mo Yesi dengan Jiang Luoli. Seketika ia memahami semua yang sedang terjad. Tampaknya saat ia sedang tidur, Mo Yesi berbuat macam-macam secara diam-diam.     

Tidak masalah. Pria kekanak-kanakan itu mengatakan pada sahabatnya secara diam-diam bahwa dirinya sangat kuat dan begitu luar biasa. Tapi Mo Yesi dengan tak tahu malunya malah mengubah nama WeChat-nya dengan nama panggilan ini. Apa-apaan dengan nama 'Suamiku tersayang' ini? Menjijikkan.     

Qiao Mianmian lantas melihat rangkaian kata-kata di layar yang Mo Yesi kirim padanya. Seketika sebuah bayangan tidak senonoh muncul di benaknya. Ia membayangkan pria itu sedang menindihnya di tempat tidur besar yang empuk, membuka bajunya, sambil menempelkan bibir di telinga Qiao Mianmian dan berbisik pelan, "Sayang aku ingin memakanmu ..."     

Hanya memikirkannya saja membuat wajah Qiao Mianmian terasa panas bagai terbakar. Ia menutup wajahnya yang panas dan memutuskan tidak membalas pesan Mo Yesi. Dasar Mesum!     

Penampilan luar Mo Yesi terlihat seperti orang yang anti dan sangat tidak ingin didekati oleh wanita. Tapi kenyataannya, isi kepala Mo Yesi sering dipenuhi oleh bayangan-bayangan kotor, tak peduli kapan dan di mana! Ternyata sifat bagai hewan buas yang rakus itu sudah merasuk hingga ke tulang.     

Qiao Mianmian melihat nama palsu Mo Yesi dan berniat mengubahnya. Jari Qiao Mianmian sudah mengetuk dan berniat mengganti nama ID Mo Yese, namun ia seketika merasa ragu dan membatalkan niat itu.      

Mo Yesi adalah pria yang sangat pemarah. Jika Mo Yesi tahu ia mengubah ID Mo Yesi, pria tersebut pasti akan marah padanya. Meskipun Mo Yesi juga cukup mudah dibujuk, tapi jika tidak perlu membuatnya marah, lebih baik jangan membuatnya marah. Bagiamanapun ini hanya nama palsu. Lagipula orang lain juga tidak bisa melihatnya, sehingga ia tidak perlu terlalu kepikiran.     

Qiao Mianmian akhirnya tidak membalas pesan Mo Yesi. Selang beberapa menit, pria itu mengirimkan sebuah pesan lagi: Sayang, aku akan bersiap-siap sekarang. Sampai ketemu satu jam lagi.     

Qiao Mianmian masih belum belum membalas pesan tersebut. Lalu selang beberapa detik, Mo Yesi mengirim sebuah pesan lagi: Sisakan kuenya sedikit untukku.     

*     

Setelah sepuluh menit berlalu, sebuah taksi berhenti di gedung bawah perusahaan Mo. Qiao Mianmian baru saja turun dari taksi dan ia melihat kalau di depannya ada sosok familiar sedang berjalan masuk ke dalam perusahaan Mo. Dari belakang sosok wanita itu terlihat sangat jangkung, mengenakan dress hitam dengan gaya dari merk C. Kakinya memakai sepasang sepatu hak tinggi berwarna merah. Wanita itu berjalan dengan anggun.      

Dengan segera, sosok wanita berpakaian hitam itu berjalan masuk ke lobby perusahaan Mo.     

Qiao Mianmian berdiri di bawah tangga untuk melihatnya sebentar. Ia samar-samar merasa bahwa sosok itu sedikit familiar. Tapi ia sama sekali tidak ingat di mana pernah bertemu dengan wanita itu. Karena Qiao Mianmian tidak bisa mengingatnya, jadi ia tidak ingin repot-repot memikirkannya. Sambil memegang kue, ia menaiki tangga selangkah demi selangkah.     

*     

Shen Rou berjalan masuk ke dalam lobby perusahaan Mo pada saat yang sama. Ia melihat Wei Zheng dan seketika secercah kebahagiaan tampak di wajahnya. Shen Rou melangkah maju dan berinisiatif menyapa, "Asisten Wei, mengapa kau ada di sini? Apakah kau ... turun untuk menjemput seseorang?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.