Menggantikannya untuk Menyambut Nona Shen
Menggantikannya untuk Menyambut Nona Shen
*
Mereka akhirnya sudah sampai di lantai 37. Pintu lift kemudian terbuka, dan Wei zheng melihat Qiao Mianmian berjalan keluar, lalu mengikuti di belakang tanpa berbicara.
"Asisten Wei, bukankah ada hal yang ingin kau katakan padaku?" Qiao Mianmian memerhatikan ekspresi di wajah Wei Zheng. Ia menghentikan langkah dan iris berwarna hitam pekatnya menatap Wei Zheng dengan rasa penasaran.
"Itu, Nyonya muda ..."
Wei Zheng melirik ke arah kantor Mo Yesi. Setelah ragu-ragu selama beberapa detik, ia pun berkata, "Barusan Nona Shen datang. Dia sekarang ada di ... dalam kantor Presiden Mo."
Jika Wei Zheng tidak mengatakannya, nanti Qiao Mianmain akan masuk ke kantor dan melihatnya juga. Lebih baik ia mengatakannya sekarang, agar Qiao Mianmian sempat mempersiapkan mentalnya. Ia tidak ingin membuat Qiao Mianmian terkejut saat tiba-tiba melihat Shen Rou duduk di dalam kantor Presiden Mo.
"Eh, Shen Rou datang?" Qiao Mianmian tiba-tiba teringat sosok yang sangat familiar saat ia baru turun dari taksi. Awalnya ia tidak ingat siapa, sekarang akhirnya ia ingat. Ternyata itu adalah Shen Rou.
"Iya." Wei Zheng dengan hati-hati memerhatikan raut wajah Qiao Mianmian. Dari matanya, Wei Zheng melihat tampaknya Qiao Mianmian tidak memperlihatkan sikap keberatan. Wei Zheng pun menghela napas lega, bahkan nada bicaranya jauh lebih tenang. "Nona Shen mengatakan bahwa sebelumnya terjadi beberapa masalah yang membuat Presiden Mo salah paham, jadi dia ingin mencari Presiden Mo untuk bicara baik-baik," katanya.
Wei Zheng melanjutkan, "Saya sudah mengatakan pada Nona Shen jika Presiden Mo sangat sibuk, mungkin saja tidak ada waktu untuk menemuinya. Tapi dia tetap memaksa naik ke atas untuk menunggu Presiden Mo ..."
Kini Wei Zheng berkata dengan sedikit canggung, "Dia adalah teman Presiden Mo, sebelumnya dia juga sering datang ke perusahaan untuk mencari Presiden Mo. Kali ini Presiden Mo juga tidak mengatakan apa-apa. Jadi ..."
Ia juga tidak enak untuk mengusir seseorang. Jika itu adalah wanita yang aneh dan memiliki perasaan terhadap Presiden Mo, Wei Zheng pasti akan mengusirnya. Tapi Shen Rou berbeda. Kecuali itu perintah pribadi Presiden Mo yang mengatakan bahwa tidak mengizinkan Shen Rou naik ke kantornya. Kalau tidak, Wei Zheng juga tidak berhak mengusirnya.
"Aku mengerti." Qiao Mianmian berbalik badan dan melihat ke arah pintu kantor Presiden yang tertutup rapat. Senyuman ringan muncul di sudut bibirnya. Suaranya juga terdengar sangat santai. "Shen Rou dan Yesi sudah berteman selama bertahun-tahun. Dia tentu boleh datang untuk mencari Yesi."
"Nyonya Muda, Anda ..." Wei Zheng tertegun.
Senyuman di sudut bibir Qiao Mianmian semakin lebar. Semakin lama, nada bicaranya semakin tenang. "Lagipula Yesi sedang tidak ada. Sebagai istrinya, tentu saja aku akan menggantikannya untuk menyambut Nona Shen."
Bahkan jika Qiao Mianmian tahu Shen Rou memiliki perasaan dengan Mo Yesi, ia juga sama sekali tidak terlalu peduli. Ia merasa sangat normal jika Shen Rou menyukai Mo Yesi. Bagaimanapun, Mo Yesi benar-benar seorang pria yang luar biasa. Siapapun pasti akan menyukai seorang pria luar biasa yang ada di dekatnya.
Menurut Qiao Mianmian, tidak masalah jika diam-diam menyukai seseorang. Selama bisa memahami takarannya dengan baik dan tidak mengusik orang lain.
Tapi sekarang berbeda. Qiao Mianmian sudah tahu Shen Rou tidak mungkin diam-diam mencintai Mo Yesi. Shen Rou sangat memusuhinya.
Sebelumnya, ketika Shen Rou mencarinya untuk berbicara terakhir kali, pada akhirnya wanita itu mengatakan bila tidak ingin berdamai. Dalam situasi seperti ini Qiao Mianmian tidak mungkin mengabaikan Shen Rou lagi. Apalagi ... saat pertama kali ia bertemu Shen Rou, Qiao Mianmian masih belum memiliki perasaan apapun terhadap Mo Yesi. Secara naluri, Qiao Mianmian juga tidak peduli jika ada wanita lain yang menyukai Mo Yesi.