Ini Adalah Perusahaan Suamiku
Ini Adalah Perusahaan Suamiku
*
Saat Qiao Mianmian mendorong pintu kantor dan berjalan masuk, beberapa sekretaris di luar tidak tahan untuk berbisik membicarakannya.
"Menurut kalian, apakah Nona Shen tahu Presiden Mo sudah memiliki pacar? Bagaimana perasaannya nanti begitu dia melihat Nona Qiao?"
"Aku lebih perasaran apakah Nona Qiao tidak tahu bahwa Nona Shen menyukai Presiden Mo," balas karyawan lain.
"Aku merasa sebentar lagi akan ada pertunjukan yang sangat bagus." Sekretaris yang lain tampak bersemangat.
Begitu Qiao Mianmian berjalan masuk, ia melihat Shen Rou berdiri di samping meja dan tengah melihat sesuatu. Shen Rou melihat benda itu tanpa berkedip, seperti sedang tercengang. Bahkan Shen Rou tidak sadar kalau sudah tidak sendirian lagi di ruangan itu, melainkan sudah bertambah satu orang lagi. Qiao Mianmian berjalan masuk sebanyak beberapa langkah, kemudian dia berujar dengan santai, "Nona Shen."
Tubuh Shen Rou menegang begitu mendengar namanya dipangil, kemudian perlahan membalikkan badan. Ia melihat Qiao Mianmian berdiri di belakangnya. Shen Rou mengerutkan alis dan raut wajahnya juga menjadi masam. "Nona Qiao, mengapa kau ada di sini?"
"Hm." Qiao Mianmian berjalan dan berhenti di depan Shen Rou, lantas menaikkan sebelah sudut bibirnya. Qiao Mianmian membalas, "Nona Shen, seharusnya aku yang bertanya padamu. Ini adalah perusahaan milik suamiku, bukankah normal apabila aku ada di sini? Sedangkan Nona Shen..." Qiao Mianmian menggantung kalimatnya.
Setelah tahu bahwa dirinya dan Shen Rou bahkan tidak bisa menjalin hubungan baik, Qiao Mianmian juga merasa tidak perlu bersikap sopan di hadapan wanita itu. Ia juga merasa tak perlu menjaga kalimat yang diucapkan terhadap Shen Rou.
Kemudian Qiao Mianmian melanjutkan, "Aku tidak tahu kau punya urusan apa dengan suamiku sampai datang kemari. Dia sedang sibuk sekarang, seharusnya tidak akan punya waktu bertemu denganmu. Lebih baik sampaikan saja hal yang ingin kau katakan padaku. Setelah dia selesai rapat, aku akan menyampaikan pesanmu padanya."
Saat mendengar Qiao Mianmian terus memanggil Mo Yesi dengan sebutan 'suami', ekspresi Shen Rou berubah semakin gelap. Setelah Qiao Mianmian selesai bicara, raut Shen Rou sudah benar-benar tak terbaca.
"Nona Qiao, apa yang ingin kusampaikan pada Yesi, akan kukatakan sendiri di depannya. Entah dia punya waktu untuk bertemu denganku atau tidak, bukan kau yang memutuskan. Apa kau benar-benar berpikir jika kau sudah menikah dengannya, kau benar-benar bisa menjadi Nyonya muda keluarga Mu?" balas Shen Rou sinis.
"Kau pikir kau bisa mempertahankan posisimu sekarang? Nona Qiao, jangan sombong terlalu cepat. Kau tahu betul mengapa A Si menikahimu. Jika bukan karena dia melihat ada faktor spesial di dalam dirimu, tapi dengan latar belakang keluargamu, kau pikir kau bisa menikahi keluarga terkemuka seperti keluarga Mo?" lanjut Shen Rou.
"Nenek A Si dan juga ibunya, siapa dari mereka yang bukan berasal dari keluarga kaya? Kuberi tahu, ya, jangan merasa sikap hangat dan akrab dari nenek Mo padamu membuatmu merasa dia benar-benar menyukaimu. Tidak ada orang dengan latar belakang keluarga terkemuka yang tidak peduli dengan latar belakang menantu. Nenek Mo dan Nyonya Mo sangat menjunjung tinggi nilai itu. Sama juga dengan kakak A Si.
"Jika bukan karena kau satu-satunya wanita yang bisa mendekatinya, seumur hidupmu kau tidak mungkin punya kesempatan menjalin hubungan apapun dengan keluarga Mo. Setelah penyakit A Si sembuh, faktor spesial di dalam dirimu tidak akan ada gunanya. Pada saat itu nanti, kau pikir bisa berapa lama terus berada di sisinya?" Shen Rou mengakhiri kalimat panjang lebarnya.
Qiao Mianmian terus mendengarkan kalimat Shen Rou dengan wajah tenang. Ia bahkan sedikit ingin tertawa. Jika Shen Rou ingin mengalahkannya, memangnya cukup dengan mengatakan itu semua? Shen Rou pikir ia akan terkaget-kaget hingga terpuruk setelah mendengar semua kalimat itu. Tapi nyatanya, tidak ada gejolak apapun di dalam hati Qiao Mianmian. Ia sudah lama tahu kenapa Mo Yesi bisa menikah dengannya.