Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

A Si Mencintaimu Atau Tidak, Hatimu Tahu Jelas



A Si Mencintaimu Atau Tidak, Hatimu Tahu Jelas

2"Kalau begitu, Mo Yesi yang aku kenal dan Mo Yesi yang Nona Shen kenal tidak sama." Qiao Mianmian sengaja berpura-pura bersikap terkejut dan curiga. Ia memiringkan kepala, dan sambil mengerutkan kening berkata, "Aku tidak merasa dia punya kelainan higienis. Orang yang terlalu higienis tidak akan bisa berciuman, kan? Tapi dia sangat suka menciumku. Setiap kali aku mengoles lipstik di bibir, tidak lama kemudian Mo Yesi pasti menciumku."     

Shen Rou terdiam dengan rahang mengeras.     

"Apa mungkin dia membedakan perlakuan antara keluarganya sendiri dan orang luar?" Qiao Mianmian sengaja memberikan penekanan pada kata 'orang luar'. Saat berbicara wajahnya masih terlihat polos, seperti orang yang sangat kebingungan.     

Ekspresi Shen Rou berubah. Ia merasa malu dan mengepalkan tangan dengan erat. "Qiao Mianmian, apa kau pikir aku percaya padamu? A Si sama sekali tidak menyukaimu. Dia menikahimu karena penyakit yang dideritanya. Percuma kau berbohong di hadapanmu, aku tidak mungkin percaya padamu."     

"He he." Qiao Mianmian tertawa. "Nona Shen, mengapa aku harus berbohong padamu? Suamiku menyukaiku atau tidak, itu semua bukan kau yang memutuskan. Kau pikir, sebagai istrinya, apakah aku tidak tahu jelas bagaimana perasaannya terhadapku jika dibandingkan dengan orang luar?     

"Jika menipu diri sendiri membuat hatimu lebih nyaman dan tenang, kalau begitu teruslah berkhayal sesukamu. Bagaimanapun, aku tahu suamiku sangat mencintaiku. Itu saja sudah cukup," balas Qiao Mianmian panjang lebar.     

Qiao Mianmian sengaja melakukan itu. Ia tahu apa yang Shen Rou pikirkan, jadi ia sengaja memancing untuk membuatnya marah. Ternyata, begitu Qiao Mianmian selesai berbicara, ekspresi Shen Rou sudah berubah sangat buruk.     

"Nona Qiao, harusnya aku yang mengatakan hal itu. Kau lah yang menipu diri sendiri." Dada Shen Rou naik turun beberapa kali karena menahan amarah di dadanya. Tapi pada akhirnya, ia tetap harus menahan diri. Sambil meremas jari-jarinya, Shen Rou berkata, "A Si mencintaimu atau tidak, hatimu tahu dengan jelas. Percuma jika kau masih bersikap keras kepala seperti sekarang. Semua orang tahu kebenarannya."     

Qiao Mianmian mendengus dan tertawa. "Sebenarnya Mo Yesi tertarik pada kecantikanku dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia juga sangat mencintaiku hingga aku tidak bisa melepaskan diri. Nona Shen, percuma kalau kau masih keras kepala begini. Hatiku tahu jelas apa yang terjadi sebenarnya."     

"Hah, kau ..." Sudut bibir Shen Rou melengkung dengan senyum mengejek. Tepat saat ia ingin melawan, tiba-tiba ia melihat sekilas sosok tegap yang berdiri di luar pintu.     

'Ceklek', pintu kantor didorong oleh seseorang dari luar.     

Tubuh Qiao Mianmian tersentak kaget saat melihat Mo Yesi dengan setelan jas dan sepatu kulit berjalan masuk dari luar.      

Bukankah dia sedang rapat? Bukankah Wei Zheng mengatakan kalau rapatnya baru selesai satu jam lagi? Kalau begitu, sejak kapan dia datang? Apakah dia mendengar semua kalimatnya barusan?      

Qiao Mianmian ingin menggali lubang dan mengubur dirinya sendiri begitu memikirkan kemungkinan-kemungkinan ini. Kalimatnya barusan juga sangat tidak tahu malu. Ia memanfaatkan waktu saat Mo Yesi tidak ada dan sengaja bicara seperti itu untuk membuat Shen Rou marah. Barusan Qiao Mianmian mengatakan Mo Yesi tertarik padanya dan jatuh cinta pada pandangan pertama ...     

Saat Qiao Mianmian merasa sangat gugup dan khawatir ia akan dipermalukan oleh Mo Yesi, pria itu berjalan dan berhenti di sampingnya. Mo Yesi melihat gadis mungil yang duduk di kursi kulit hitam miliknya. Sorot matanya terlihat gelap.     

Kursi Mo Yesi besar dan tinggi. Jika Qiao Mianmian duduk di atasnya, jelas terlihat sangat kecil dan sangat mungil. Dari tempat Mo Yesi berdiri, begitu ia menundukan kepala, ia bisa melihat pandangan lembut gadis itu. Ditambah lagi, rambut panjang Qiao Mianmian menutupi bekas-bekas ciuman di lehernya. Pupil pria itu melebar tanpa disadari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.