Kau Menyelidikiku?
Kau Menyelidikiku?
"A Si." Suara Shen Rou terdengar bergetar. Air matanya seperti manik-manik yang berjatuhan dan tidak berhenti mengalir dari matanya. "Haruskah kau membelanya sampai seperti ini? Kau belum lama mengenalnya, tapi kau memperlakukannya dengan sepenuh hati. Sedangkan dia? Apa kau yakin dia punya perasaan yang sama denganmu?"
Shen Rou menunjuk Qiao Mianmian. "Dia punya seorang tunangan yang sudah saling mengenal selama sepuluh tahun. Hubungan mereka sangat dalam, mereka hampir berjalan sampai ke tahap pernikahan. Dia belum lama putus dengan tunangannya, tapi sudah langsung menikah denganmu.
"Apa kau yakin dia tidak gegabah dan buru-buru ingin menikah denganmu? Apa kau yakin dia sudah melupakan pria itu sepenuhnya dan menyukaimu sepenuh hati? A Si, Kau ..."
Raut wajah Mo Yesi menjadi masam kala mendengar kalimat Shen Rou. Tatapan matanya juga berubah dingin.
"Shen Rou, kau menyelidikiku?" Qiao Mianmian yang dari tadi diam akhirnya berbicara.
Awalnya Qiao Mianmian berpikir ingin membiarkan masalah ini diurus sendiri oleh Mo Yesi, sementara ia cukup melihatnya dari samping. Lagipula, Mo Yesi sendiri yang menarik perhatian wanita cantik yang telah bersahabat dekat dengannya selama lebih dari dua puluh tahun ini. Hubungan Mo Yesi dengan wanita cantik itu juga agak spesial. Tidak pantas jika orang lain ikut campur. Sudah seharusnya Mo Yesi sendiri yang menyelesaikan masalah tersebut.
Shen Rou adalah teman masa kecil sekaligus sahabatnya, tidak ada orang lain yang pantas mengurus masalah ini selain Mo Yesi sendiri. Tapi, saat Shen Rou mengungkit masalahnya dengan Su Ze, Qiao Mianmian sudah tidak bisa tinggal diam. Amarah di dalam hatinya terbakar.
"Atas dasar apa kau menyelidikiku? Bagaimanapun, hubungan antara aku dan mantanku tidak ada hubungannya denganmu. Selain itu, bagaimana hubunganku dengan suamiku, aku menyukainya atau tidak, juga tidak ada hubungannya denganmu. Bahkan jika kau adalah temannya, dalam hubungan ini kau hanya orang luar. Kau tidak pantas ikut campur masalah kami sebagai suami istri.
"Untuk apa kau, seorang wanita lajang, terus mengejar-ngejar suami orang? Apa kau tidak merasa bahwa dirimu ini sangat konyol?" cerca Qiao Mianmian.
Amarah Qiao Mianmian sudah naik ke ubun-ubun, karena itu ia tidak memikirkan kalimat yang akan dikatakan. Qiao Mianmian tidak bisa ikut campur terhadap masalah antara Mo Yesi dan Shen Rou. Bahkan jika sekarang kalimatnya akan memengaruhi hubungan Mo Yesi dan Shen Rou, ia juga tidak peduli.
Bagi Qiao Mianmian, Shen Rou benar-benar kelewatan. Bahkan hingga menyelidiki latar belakangnya! Ditambah lagi, Shen Rou secara terang-terangan berusaha memprovokasi hubungannya dengan Mo Yesi. Mana mungkin Qiao Mianmian bisa tetap diam tanpa berbuat apapun, bukan?
Wanita manapun pasti tidak akan suka apabila suaminya memiliki 'kekasih masa kecil' yang licik. Terlebih lagi, yang lebih membuat Qiao Mianmian tidak tahan adalah 'kekasih masa kecil' ini masih terang-terangan mendambakan suaminya sendiri.
Shen Rou terdiam selama beberapa detik. Ia tidak menyangka Qiao Mianmian akan melampiaskan amarahnya di depan Mo Yesi.
Reaksi pertama She Rou adalah melihat reaksi Mo Yesi. Qiao Mianmian biasanya berpura-pura lembut dan patuh di depan Mo Yesi, tapi sekarang akhirnya tidak bisa mempertahankan sikap lembutnya dan menampakkan wajah aslinya. Apakah Mo Yesi masih akan menyukainya setelah melihat sosok Qiao Mianmian yang seperti ini?
Sebelum Shen Rou bisa terus menari di atas penderitaan orang lain, ekspresi di wajahnya membeku. Itu karena ia sama sekali tidak melihat ekspresi benci Mo Yesi. Bahkan, sudut bibir Mo Yesi masih menunjukkan senyuman manja dan penuh kasih sayang. Tampaknya pria itu sangat setuju dengan kalimat Qiao Mainmian.
Apakah Mo Yesi begitu jatuh cinta pada wanita ini? Tidak peduli apapun sifat aslinya, Mo Yesi juga tidak akan peduli?
Wajah Shen Rou pucat. Ia menggigit bibir, sementara tubuhnya gemetar tak terkendali.