Wanita di Sisiku Ini Adalah Milikku
Wanita di Sisiku Ini Adalah Milikku
Wanita itu pun melanjutkan, "Apakah seharusnya aku tidak melakukannya? Bukankah kau menyukai identitas A Si dan mendambakan posisi Nyonya muda di keluarga Mo, jadi kau ingin segera menikah dengannya?! Qiao Mianmian, kau hanya berpura-pura. Meskipun kau bisa membodohi A Si, tapi kau tidak bisa membodohiku."
Saat ini, Shen Rou sudah tidak bisa menahan diri lagi. Topeng di wajahnya hancur dan menampakkan sifat aslinya. Ia menyadari Mo Yesi benar-benar menyukai Qiao Mianmian. Setelah tahu ia tidak punya harapan lagi, seluruh pertahanan di tubuhnya langsung ambruk.
"Kau sama sekali tidak mencintai A Si." Shen Rou kemudian berteriak, "Kau tidak pantas mendapatkan perlakukan A Si yang begitu baik. Qiao Mianmian, atas dasar apa kau membuat A Si memperlakukanmu seperti ini? Atas dasar apa?!"
"Atas dasar dia adalah istriku, wanita yang aku sukai," sela Mo Yesi.
Saat Qiao Mianmian masih belum memikirkan bagaimana cara membalas kalimat Shen Rou, Mo Yesi mengulurkan tangan dan memeluk bahunya. Tangan besar Mo Yesi yang hangat merangkul bahunya dengan kuat dan posesif, seperti sedang mengumumkan hubungan mereka di depan orang lain, bahwa wanita di sisinya ini adalah miliknya.
Melihat Shen Rou yang wajahnya dipenuhi dengan air mata dan emosinya yang sudah sangat hancur, Mo Yesi mengerutkan kening. Ia masih merasa sedikit kasihan. Ia terdiam beberapa detik dan berkata dengan tenang, "Shen Rou, ini terakhir kalinya aku memperingatkanmu."
Mo Yesi menarik napas dan melanjutkan, "Aku tidak akan asal-asalan dengan pernikahanku sendiri. Terlebih lagi, Qiao Mianmian bukan wanita yang asal-asalan aku cari. Dia adalah wanita yang sudah aku putuskan untuk terus bersama seumur hidupku. Sementara untuk posisi Nyonya Mo, aku tidak mungkin mempertimbangkan siapapun selain dia.
"Dan, ini terakhir kalinya aku memperingatkanmu. Tidak ada orang lain yang berhak ikut campur urusanku dan Mianmian, terutama kau. Jangan salahkan aku jika aku tidak akan bersikap sungkan padamu lagi, kalau nanti kau melakukan hal serupa demi kebaikanku.
"Bahkan jika kau adalah teman baikku, kau juga tidak layak kelewat ikut campur dalam hal yang seharusnya tidak kau lakukan. Melihat hubungan masa lalu kita, aku tidak akan membuat perhitungan denganmu. Tapi jika terjadi lagi, tidak peduli siapapun, aku akan menyelesaikannya sampai tuntas.
"Selain itu juga, Mianmian adalah istriku, wanita yang aku pedulikan. Jika ada orang yang bersikap buruk dengannya, sama saja bersikap buruk padaku. Membuatnya tidak senang, itu juga membuatku tidak senang. Apa yang perlu dan tidak perlu dikatakan, hatimu seharusnya sudah tahu dengan jelas.
"Jangan memaksa aku memutuskan hubungan pertemanan selama bertahun-tahun ini, apalagi memaksaku mengakhiri hubungan pertemanan antara aku dan kau," kata Mo Yesi panjang lebar.
Shen Rou membuka mulut. Air matanya jatuh di bibir, kemudian mengalir di antara bibirnya. Ia mencoba rasa asin air matanya. Hatinya sangat sakit hingga tidak dapat bernapas.
Mo Yesi memperingatkan dirinya di hadapan orang lain. Mo Yesi mengatakan hal yang tidak berperasaan dan kejam, kemudian menginjak-injak harga diri serta kesombongannya, tanpa meninggalkan sedikit pun rasa belas kasihan.
Di mata Mo Yesi, pertemanan yang pernah terjalin selama lebih dari dua puluh tahun itu tidak ada artinya. Kini di matanya hanya ada seorang Qiao Mianmian.
Bahkan jika Qiao Mianmian baru mengenalnya dalam waktu singkat, bahkan jika wanita itu memilih bersama Mo yesi hanya demi keuntungan, bahkan jika perasaa Qiao Mianmian terhadap Mo Yesi tidak terlalu besar ...
Tapi meskipun ada semua kemungkinan tersebut, Mo Yesi rela menghancurkan hatinya dengan sangat kejam demi wanita itu.
Mo Yesi benar-benar ... tidak peduli padanya.