Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Bisa Melakukan Apapun



Aku Bisa Melakukan Apapun

0Tidak peduli apapun itu, awalnya Shen Rou masih menganggap hubungannya dengan Mo Yesi yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini masih tetap menempati posisi tertentu di dalam hati Mo Yesi. Tapi sampai hari ini, ia baru menyadari bahwa perkiraannya itu salah. Ini adalah kesalahan yang sangat fatal. Seketika, Shen Rou merasa sangat dibenci.     

Jelas-jelas ia adalah wanita yang paling mengerti, paling cocok, dan paling tulus dengan Mo Yesi. Ia sudah mencintai Mo Yesi lebih dari dua puluh tahun. Dari cinta pertama pada pandangan pertama, dan kini berubah menjadi cinta jangka panjang selama lebih dari dua puluh tahun. Shen Rou sangat menyukai Mo Yesi sampai hampir terobsesi.     

Bahkan jika Mo Yesi tidak pernah memberikan respon apapun padanya, hati Shen Rou masih terus berharap dan menanti agar perasaannya berbalas. Ia berpikir, mungkin suatu hari nanti Mo Yesi akan menyadari kebaikannya dan tersentuh olehnya. Mungkin suatu hari nanti Mo Yesi juga akan menyadari bahwa hanya Shen Rou yang paling cocok bersanding di sisinya.     

Tidak peduli kapan Mo Yesi berencana untuk menikah, mempelai wanita yang pada akhirnya Mo Yesi pilih pasti dirinya. Shen Rou masih memeluk harapan dan penantian pada Mo Yesi, jadi ia selalu diam-diam menemani di sisi Mo Yesi. Tidak masalah jika harus melalui proses yang sulit dan berliku, selama hasil akhirnya nanti akan indah.     

Tapi sekarang semua harapan dan penantiannya sudah hancur lebur. Mo Yesi tiba-tiba sudah menikah, sudah memiliki istri, dan wanita itu sama sekali bukan dirinya, Shen Rou. Melainkan seorang artis tidak terkenal dari latar belakang keluarga yang rendah, bahkan wanita itu baru mengenal Mo Yesi belum sampai satu bulan. Bagaimana ini bisa membuatnya senang? Shen Rou benar-benar sangat benci hal ini.     

"Wei Zheng." Mo Yesi menekan tombol interlokal pada telepon di meja untuk memanggil asistennya. Pria itu berbicara lewat telepon, kata demi kata bernada dingin yang berasal dari mulutnya pun masuk ke dalam telinga Shen Rou. "Kemari dan antar Nona Shen pergi."     

Setelah menutup telepon, Mo Yesi mengangkat kepalanya, kemudian menatap dingin Shen Rou yang masih menangis hingga wajahnya penuh dengan air mata. Baru saja dia memerintahkan orang untuk mengusirnya dengan kejam.      

Mo Yesi berkata, "Aku meminta Wei Zheng mengantarmu turun. Lain kali jika tidak ada urusan penting jangan datang ke perusahaan untuk mencariku. Akhir-akhir ini aku sangat sibuk, tidak ada waktu untuk meladenimu."     

"Tidak ada waktu meladeniku?" Tiba-tiba Shen Rou mencibir. Bibirnya melengkung, membentuk senyum mengejek, dan matanya menatap Qiao Mianmian dengan penuh kebencian. "Tapi jika Qiao Mianmian yang ingin bertemu denganmu, kapanpun kau selalu ada waktu, benar, kan?"     

Mo Yesi menyipitkan mata. Raut di wajahnya menjadi sedikit tidak sabaran. "Aku sudah mengatakannya, kalau kalian berbeda."     

"Iya, kau barusan sudah mengatakannya ..." Shen Rou menyeka air matanya dengan wajah cemberut. "Ternyata aku salah. Aku tahu akan jadi seperti ini. Padahal dulu aku ..."     

Shen Rou menggantung kalimatnya tanpa diselesaikan. Kemudian ia tersenyum mencibir.     

Shen Rou mengangkat tangan, menyeka air mata di sudut mata dan wajahnya perlahan. Ia berkata, "A Si, sejak kecil hingga sekarang, kau seharusnya tahu jelas bagaimana perasaanku padamu. Semua yang aku lakukan untukmu adalah demi kebaikanmu. Demi kau, aku bisa melakukan apapun.     

"Di dunia ini, siapapun mungkin bisa menyakitimu. Tapi aku tidak. Sementara dia, Qiao Mianmian ..." Shen Rou melihat ke arah Qiao Mianmian, senyum mengejek di bibirnya terlihat semakin jelas. Shen Rou melanjutkan, "Cepat atau lambat kau akan tahu siapa yang benar-benar tulus padamu. Ada orang yang hanya menyukai identitasmu dan ingin memanfaatkanmu."     

Mo Yesi mengerutkan kening dan ingin melampiaskan amarahnya. Tapi Qiao Mianmian menyela lagi dan tak memberikan kesempatan bicara pada Mo Yesi, "Nona Shen, maksudmu, alasan kenapa aku bersama Mo Yesi hanya karena identitas dan kekuasaannya?"     

Sorot mata Shen Rou menunjukan penghinaan. "Memangnya salah? Kau belum lama mengenal A Si. Seberapa banyak hal-hal pribadi yang kalian ketahui sebagai pasangan? Mungkinkah kau menikahinya karena perasaan?"     

"Tentu saja bukan." Qiao Mianmian segera menyangkal.     

Shen Rou tidak bisa membalas lagi. Muncul ekspresi tidak terduga di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.