Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Dia Sekarang Tidak Ingin Memedulikan Mo Yesi



Dia Sekarang Tidak Ingin Memedulikan Mo Yesi

0Perhatian Jiang Luoli segera ditarik oleh makanan itu. Ia makan daging sapi yang dicelupkan ke dalam bubuk cabai dan segera kepedasan hingga air matanya mengalir. Tetapi, ia segera mengambil sepotong daging sapi lagi sambil berteriak kepedasan sekaligus sambil merasa puas karena rasa pedas itu.     

"Ngomong-ngomong, sayang."     

Setelah makan beberapa potong daging sapi, Jiang Luoli menyesap air dan meminum setengah cangkir dalam satu tarikan napas sebelum mengangkat kepalanya untuk melihat Qiao Mianmian.     

"Apakah dewa pria masih belum membalas pesanmu?" tanya Jiang Luoli.     

"....." Qiao Mianmian tidak menjawab. Ia awalnya merasa senang. Namun, ketika Jiang Luoli menyebutkan masalah ini, ia merasa sedikit kesal karena Mo Yesi si pemarah dan kekanak-kanakan itu masih belum membalas pesannya.     

Pada awalnya, Qiao Mianmian turut membantu Mo Yesi menemukan berbagai alasan. Mungkin Mo Yesi sedang sibuk dengan sesuatu dan tidak melihat ponselnya. Atau, jika Mo Yesi sudah melihatnya, mungkin sementara waktu Mo Yesi tidak punya waktu untuk membalas. Namun, hampir dua jam setelah Mo Yesi mengabaikan Qiao Mianmian, ia tidak bisa menemukan alasan lagi.     

Qiao Mianmian benar-benar yakin sekarang bahwa Mo Yesi sengaja melakukannya. Hanya karena ia tidak setuju untuk makan malam bersama Mo Yesi di malam hari, pria yang kekanak-kanakan itu malah mengabaikannya. Ini adalah pertama kalinya Qiao Mianmian diabaikan begitu saja oleh Mo Yesi.     

Mungkin Mo Yesi yang selalu memanjakan Qiao Mianmian dan sangat patuh padanya hingga Qiao Mianmian hampir lupa, sebenarnya temperamen pria ini tidak terlalu baik. Qiao Mianmian adalah orang yang selalu dimanja, jadi ia belum merasa terlalu jelas. Padahal, nyatanya semua orang di sekitar Mo Yesi merasakan ketidakpedulian Mo Yesi dan tentu saja terbiasa dengan ketidakpedulian Mo Yesi itu, kecuali Qiao Mianmian.     

Qiao Mianmian tidak bisa. Ia tidak terbiasa sama sekali. Ia merasa sangat menderita sekarang. Sangat, sangat menderita. Qiao Mianmian tidak ingin peduli pada Mo Yesi yang kejam itu lagi!     

"Jangan sebut-sebut soal dia," kata Qiao Mianmian dengan marah, "Dia membalas atau tidak, aku tidak peduli."     

"....." Jiang Luoli terdiam dan membatin, Di mulutnya mengatakan tidak peduli, tapi dia sangat marah sehingga dia bahkan tidak menangkap perut dan daging sapi favoritnya. Apakan ini masih dikatakan tidak peduli?      

Jiang Luoli berpikir. Ia masih ingin bertindak sebagai pembawa perdamaian, jadi ia mencoba membujuk dan berkata, "Bukankah kau mengatakan bahwa dewa pria sangat mudah dibujuk? Kalau tidak, bagaimana kalau kau meneleponnya saja? Mungkin, dia telah menunggumu untuk menghubunginya."     

"Tidak," Qiao Mianmian berkata dengan terengah-engah, "Mo Yesi tidak mencariku dan aku juga tidak ingin mencarinya."     

"Lalu, bagaimana jika dia terus tidak mencarimu? Tentu saja, ini sama sekali tidak mungkin. Aku hanya membuat analogi."     

"Kalau begitu, aku juga terus tidak akan mencarinya," jawab Qiao Mianmian, lalu menggigit sudut bibirnya dan terlihat sangat marah, "Dia tidak peduli padaku lagi. Mengapa aku harus tetap mencarinya?"     

Jiang Luoli malah bingung, "Hah? Bagaimana mungkin dia tidak peduli padamu?"     

"Jika dia peduli padaku, apakah dia akan terus tahan untuk tidak menghubungiku?"     

"....." Jiang Luoli merasa sedikit lucu, "Bagaimana jika dia berpikir dengan cara yang sama? Apakah kalian masih berencana untuk menjadi tua dalam perang dingin?"     

"....." Qiao Mianmian terdiam dan tidak bisa menjawab. Ia juga tidak tahu. Bagaimanapun, ia hanya tidak ingin memedulikan Mo Yesi sekarang.     

———     

Di saat yang bersamaan, Qiao Anxin masih koma di rumah sakit. Ia terbaring pucat di ranjang rumah sakit.     

Di luar ruang rawat, Su Ze memandang Dokter dengan tidak percaya. Untuk sesaat, ekspresi wajahnya sangat rumit. Ia bertanya dengan tidak percaya, "Apa kata Anda? Dia... mengalami keguguran?"     

"Ya," Dokter dengan jas putih menjawab dengan sikap yang sangat sopan, "Tuan Su, maafkan saya. Kami telah mencoba yang terbaik. Hanya saja, Nona Qiao diantar ke rumah sakit agak terlambat dan bayi di dalamnya perutnya masih sangat kecil. Jadi, saya tidak bisa menyelamatkannya."     

Dokter memandang wajah pucat Su Ze, berpikir sejenak, dan berkata lagi, "Tuan Su, jangan terlalu sedih. Nona Qiao masih muda dan jika menginginkan anak lagi di masa depan, itu akan sangat mudah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.