Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Seorang Gadis yang Sangat Cantik



Seorang Gadis yang Sangat Cantik

2"Nona, tolong terima seikat bunga ini."     

Ketika pelayan berbicara, ia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Qiao Mianmian lagi, sambil berpikir bahwa gadis muda yang cantik ini akan segera beruntung. Hanya dengan suara, namun Tuan Yan sudah sangat menghargainya. Jika nanti Tuan Yan akan melihat orangnya, ia pasti akan mendapatkannya.     

Sebab, Nona ini terlihat sangat cantik, pria mana yang tidak akan menyukainya. Sudah diketahui oleh umum tentang kekayaan Tuan Yan, dan ia hanya akan lebih murah hati kepada wanita yang disukainya. Bahkan, ia akan memberinya uang dengan suka rela, dan itu juga termasuk angka yang orang biasa tidak bisa didapatkan seumur hidup.     

Qiao Mianmian tercengang, "Seseorang memintamu mengirimiku bunga?" tanyanya.     

"Ya," jawab pelayan itu sambil berpikir sejenak. Kemudian, dengan ramah ia mengingatkannya, "Pria itu adalah tamu terhormat kami, dan statusnya sangat terhormat. Dia berada di ruangan seberang, dan dia harap dapat memiliki kesempatan untuk berbicara dengan nona secara langsung. "     

"Jika nona bersedia, aku akan mengantarmu ke sana."     

Qiao Mianmian hanya diam, "..." Entah ketika ia menemui, hal itulah yang dapat disebut dengan mengambil inisiatif untuk memulai pembicaraan.     

"Tamu terhormat, tamu terhormat yang mana?" tanya Jiang Luoli sambil memandangi sekumpulan mawar merah, membuat pikirannya berkelebat dan melompat. "Sayang, apakah itu Dewa pria? Dia menggunakan metode ini untuk berdamai denganmu?"     

Qiao Mianmian tercengang. Mo Yesi? Tidak mungkin, bagaimana Mo Yesi bisa tahu aku ada di sini. Aku kan tidak memberitahunya? Batinnya. Kemudian ia memandang pelayan dengan curiga dan bertanya, "Apakah kau tahu marga Tuan itu?"     

Pelayan tersenyum sedikit, lalu mengangguk dan berkata, "Tuan muda dari keluarga Yan, Yan Shaoqing, nona seharusnya sudah pernah mendengarnya."     

Pelayan itu berpikir bahwa setelah ia menyebutkan nama itu, gadis di seberangnya pasti akan tampak terkejut, kemudian akan terkejut dan bersemangat. Bagaimanapun, nama Yan Shaoqing adalah simbol kekuasaan. Tidak ada gadis yang bisa menahan godaan ini.      

Tapi hasilnya tidak persis seperti yang pelayan itu bayangkan. Karena ketika gadis di seberang mendengar nama 'Yan Shaoqing', ia memang terkejut selama beberapa detik. Namun, itu bukanlah keterkejutan di wajahnya. Tapi... Malah senyum aneh yang muncul.     

"Yan Shaoqing ?! Apakah kau yakin?"     

"... Ya itu."     

"Yah, sangat bagus. Aku akan menerima bunganya. Tolong kau sampaikan padanya."     

———     

Setelah beberapa menit, pelayan itu keluar dari ruangan dengan ekspresi aneh. Ia berjalan ke kotak nomor 888, mengulurkan tangannya, dan mengetuk pintu dengan lembut. Segera, seseorang di dalam menjawab, "Masuk."     

Pelayan mendorong pintu dan berjalan masuk. Sekilas, ia melihat Yan Shaoqing yang duduk dengan kaki bersilang dan meminum segelas anggur merah di satu tangan. Setelah itu ia berjalan perlahan, dan dengan hormat berkata, "Tuan Yan."     

Begitu pelayan masuk, beberapa orang di dalam ruangan memandangnya. Gong Zeli juga memegang segelas anggur di tangannya dan mencibir, "Bagaimana, apakah sudah bertemu dengan orangnya. Jelek atau cantik?"     

Pelayan itu melirik Gong Zeli, menundukkan kepalanya, dan menjawab dengan hormat, "Tuan Muda Gong, saya sudah bertemu orangnya. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik."     

Lebih tepatnya, gadis itu sangat-sangat cantik.      

Bagaimanapun, setelah bekerja di klab selama bertahun-tahun, pelayan tersebut belum pernah melihat gadis secantik itu. Bahkan terlihat lebih cantik daripada banyak artis wanita.      

Ekspresi wajah Gong Zeli menegang, kemudian ia mengerutkan keningnya dan bertanya, "Apakah kau yakin itu adalah wanita cantik?"     

"Benar-benar sangat cantik," jawab pelayan itu sambil teringat tampilan barusan, bahkan masih dengan ekspresi terkejut. "Kelihatannya seperti peri, sangat cantik."     

"Hahahaha..." Yan Shaoqing tertawa gembira, bertepuk tangan sambil tertawa, dan sedang dalam suasana hati yang baik. "Aku tahu, instingku pasti benar. Kakak keempat, kau kalah, jangan lupa apa yang sudah kau katakan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.