Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Serahkan Dirimu Dengan Tenang Kepadaku



Serahkan Dirimu Dengan Tenang Kepadaku

0Detak jantung Qiao Mianmian bertambah cepat, dan ada kehangatan di wajahnya. Jari ramping pria itu lalu jatuh ke kancing lainnya dan terus melepaskan piyamanya. Segera, piyama sutra Qiao Mianmian dengan beberapa kancing semuanya dilepaskan olehnya. Rasa sejuk di dadanya membuatnya tiba-tiba pulih, dan ketika ia menyadari apa yang ingin Mo Yesi lakukan, namun itu sudah terlambat untuk menghentikan Mo Yesi     

"Mo Yesi, jangan..." Qiao Mianmian memegang tangan Mo Yesi yang ingin terus kebawah. Wajahnya yang putih lembut memerah, dan hatinya menjadi sangat panik. Karena ia masih belum siap.     

Gerakan Mo Yesi berhenti, ia kemudian menatap Qiao Mianmian selama beberapa detik. Menjabat tangannya yang besar ke belakang, dan membungkus erat tangan kecil Qiao Mianmian yang lembut di telapak tangannya. Ia lalu membuka mulutnya, dan suaranya terdengar lebih parau lagi dari sebelumnya, "Sayang, aku sudah menunggu sangat lama. Jangan tolak aku lagi, oke?"      

Qiao Mianmian menggigit bibir bawahnya dengan erat, "Tapi..."     

"Tapi apa? Kau tidak mau memberikannya padaku?"     

Tubuh Mo Yesi begitu kencang, sehingga ia harus menahannya dari tadi malam hingga sekarang. Lalu jika berhenti saat ini, tidak diragukan lagi itu merupakan siksaan yang menyakitkan dan manis baginya. Tapi, ia masih bertahan untuk tidak melanjutkan, bahkan mendengarkan perkataan Qiao Mianmian dengan sabar.     

"Bukan..." seru Qiao Mianmian sambil melirik Mo Yesi dengan cepat. Kini wajahnya tengah diwarnai dengan lingkaran cahaya tipis, dan pipinya terasa panas seperti api. Suaranya terdengar lembut dan tipis, lalu bulu matanya bergetar ringan, "Aku, aku masih belum siap."     

"Kau tidak perlu menyiapkan apapun." Mendengar alasan ini membuat Mo Yesi tertawa kecil. Jari-jarinya yang ramping lalu mengangkat dagu lembut Qiao Mianmian, serta matanya yang dalam dan suram langsung tertuju pada Qiao Mianmian. Kemudian ia berkata dengan lembut, "Serahkan dirimu dengan tenang padaku, aku tidak akan menyakitimu."     

Kelembutan dan kesabaran pria itu secara bertahap menghilangkan ketegangan dan ketakutan di hati Qiao Mianmian. Ia lalu mengumpulkan keberaniannya dan menatap Mo Yesi. Wajah di depan matanya, setampan dan sedalam potongan pisau, dan itu agak terasa tidak masuk akal.      

Bahkan jika melihatnya setiap hari, juga masih tetap tidak akan bosan, dan juga merasa sangat deg-degan. Ketika melihat ke bawah lagi dan jatuh pada fisik yang sempurna dan rajin dalam latihan. Otot-otot yang kuat dan seksi, serta garis-garis tubuh yang halus dan menarik, semuanya memancarkan godaan yang fatal kepada lawan jenis. Ini adalah pria yang penuh dengan hormon.     

Pada saat ini, Qiao Mianmian tiba-tiba teringat sebuah kalimat: 'Zat perangsang nafsu birahi yang berjalan', atau bisa disebut bahwa Mo Yesi adalah manusia yang dapat merangsang lawan jenis setiap melihatnya. Pada saat ini, pria yang melayang di atasnya jelas merupakan 'Zat perangsang nafsu birahi'. Karena ia merasa tergoda.     

"Ta, tapi..."     

"Em?" gumam pria itu dengan lembut sambil menekuk bibirnya, membungkuk dan mencium bibir Qiao Mianmian. Suaranya bahkan terdengar semakin lembut dan kacau, "Apalagi yang masih kau khawatirkan?"      

"Tapi, apa kau benar-benar tidak keberatan?" Meskipun Qiao Mianmian telah terpesona hingga kesurupan dan kehilangan kendali. Tapi, sebelum ia benar-benar kehilangan akal sehatnya, ia kemudian menatap Mo Yesi dengan gugup dan gelisah. Lalu, suaranya semakin lama semakin ringan, "Aku sudah bukan wanita yang suci, kau..."      

Yang menjadi jawaban Mo Yesi adalah ciuman yang dalam dan bertahan lama. Namun pria itu telah berlatih sendiri, dan tindakan yang kuat juga sudah menunjukkan sikapnya.     

———     

Meskipun Qiao Mianmian telah mempersiapkan sebelumnya, tapi masih agak sulit baginya untuk menerima Mo Yesi sepenuhnya. Saat Mo Yesi menerobos masuk, ia bahkan merasa sakit hingga badannya meringkuk karena kesakitan. "Yah, itu menyakitkan..."     

Mo Yesi terengah-engah, dan lapisan keringat halus muncul di dahinya, serta rasa sakit wanita di bawahnya membuat wajahnya menjadi pucat sejenak, karena ia juga tidak jauh lebih baik. Meski ini bukan pertama kalinya, tapi ia hanya pernah melakukan beberapa kali bersama Qiao Mianmian malam itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.