Dia Masih yang Paling Berharga di Hatiku
Dia Masih yang Paling Berharga di Hatiku
Plak!
Sebelum Bai Xiao selesai berbicara, wajahnya ditampar dengan keras. Dengan tamparan ini, wajahnya berpaling ke satu sisi dan lima sidik jari merah cerah segera muncul di wajahnya. Zhang Yuwei tertegun dan berkata dengan heran, "Qiao Mianmian, kau…"
Qiao Mianmian menarik kembali tangannya yang baru saha menampar Bai Xiao. Tenaga yang digunakannya terlalu banyak hingga telapak tangannya menjadi merah. Ia memandang Bai Xiao, yang wajahnya bengkak karena ditampar, dengan mata dingin.
Qiao Mianmian berkata dengan suara sedingin es, "Bai Xiao, jika aku bersabar, bukan berarti kau bisa menyerangku seperti anjing gila. Mulai saat ini, hubungan kita selama tiga tahun berakhir. Jika kau bicara omong kosong lagi, jangan salahkan aku karena tidak sopan."
Mereka tinggal di asrama yang sama selama beberapa tahun dan semuanya tidak ada masalah. Qiao Mianmian tidak pernah mengira bahwa ia akan mendapat masalah dengan teman sekamarnya setengah tahun sebelum lulus. Bahkan, alasan mengapa situasinya seperti ini adalah karena ia telah menemukan pria yang luar biasa dan hal itu menyebabkan teman sekamarnya cemburu.
Jika dipikirkan, Qiao Mianmian merasa sangat lucu. Kecemburuan seorang wanita memang merupakan hal yang paling menakutkan di dunia ini.
Bai Xiao dan Zhang Yuwei telah diam selama bertahun-tahun, tetapi sekarang mereka telah menghancurkannya. Mereka mengungkapkan sisi mereka yang sebenarnya. Terlihat bahwa tahun-tahun tenang dan indah mereka dalam beberapa tahun terakhir hanyalah ilusi.
Sebaliknya, Zhang Yuwei masih sedikit lebih baik. Sedangkan, Bai Xiao berada dalam keadaan panik. Bai Xiao yang sekarang berbeda dari Bai Xiao yang Qiao Mianmian kenal sebelumnya.
Bai Xiao bergegas ke depan Mo Yesi dan mengatakan begitu banyak fitnah dan penghinaan pada Qiao Mianmian. Apakah Bai Xiao ingin Mo Yesi berpikir Qiao Mianmian adalah wanita yang sangat sembarangan dan sembrono, kemudian putus dengannya?
Tidak peduli apa niat Bai Xiao, Qiao Mianmian merasa bahwa dirinya mulai tidak tahan saat ini. Sebelumnya, ia masih memikirkan perasaan setelah mereka hidup bersama selama beberapa tahun. Sekarang, itu sama sekali tidak perlu.
Setelah Bai Xiao menerima tamparan itu, butuh waktu lama baginya untuk kembali pulih dan merespons, "Qiao Mianmian, kau menamparku!"
Bai Xiao mencengkeram wajahnya yang bengkak dan perlahan menoleh. Matanya terlihat menakutkan. Postur tubuhnya hendak bergegas dan bertarung dengan Qiao Mianmian.
Mo Yesi menatap Bai Xiao dengan mata dingin dan segera mengulurkan tangan untuk melindungi Qiao Mianmian di belakangnya. Mata pria itu begitu dingin tanpa jejak suhu sedikitpun dan tatapan jamannya menyapu wanita ganas itu.
Suara Mo Yesi juga tidak membawa sedikit pun kelembutan, seolah-olah bercampur dengan dinginnya es, saat ia memperingatkan Bai Xiao, "Qiao Mianmian sekarang adalah wanitaku. Tidak peduli seperti apa masa lalunya, aku sedikitpun tidak peduli."
Bai Xiao menatap Mo Yesi dengan heran.
"Memangnya mengapa jika dia benar-benar melakukan hal-hal itu? Itu sedikitpun tidak menghalangiku untuk menyukainya," kata Mo Yesi.
"Dia pernah mengaborsi anak. Kau… Kau juga tidak peduli?" gumam Bai Xiao dengan bibir bergetar. Ia sama sekali tidak bisa menerima sikap Mo Yesi seperti ini.
Mo Yesi mencibir, "Mengapa jika pernah aborsi? Dia masih yang paling berharga di hatiku. Seorang wanita sepertimu dengan hati dan penampilan yang sama buruknya bahkan sedikitpun tidak bisa sebanding dengan ujung rambutnya."
Meskipun Mo Yesi bukan pria sejati, ia tetap harus menjaga sikap sopan santunnya saat menghadapi wanita. Mo Yesi jarang bersikap seperti ini dan mengatakan bahwa seorang wanita jelek secara langsung. Begitu ia mengatakan ini, tubuh Bai Xiao bergetar dua kali.