Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Akan Membuatnya Membayar Harganya



Aku Akan Membuatnya Membayar Harganya

1Ibu Su bertanya sambil menyipitkan matanya pada Su Ze, "Apa kau sudah menonton video pemukulannya?"     

Su Ze terdiam selama beberapa detik sebelum mengangguk dan menjawab, "Aku sudah melihatnya."     

"Apa menurutmu dia seorang wanita yang hamil kurang dari tiga bulan? Bisa berkelahi dengan orang-orang seperti itu?" kata Ibu Su dengan tatapan mata yang penuh rasa jijik dan suara yang terdengar dingin, "Waktu aku hamil kau dulu, kalau aku berkelahi dengan seseorang seperti itu, apakah kau sekarang masih bisa duduk dan berbicara denganku?"     

"A Ze, jika seorang wanita yang sedang mengandung tidak memedulikan anaknya yang ada di dalam perutnya dan melakukan hal-hal yang berbahaya sesuka hatinya, itu menunjukkan bahwa dia sangatlah tidak bertanggung jawab. Wanita seperti itu bukanlah seorang ibu yang berkualitas sama sekali," kata Ibu Su dengan tidak puas.     

Ibu Su mulai bercerita, "Saat aku hamil kau, entah seberapa hati-hatinya aku. Bahkan jika aku marah di luar, aku tidak berani bertengkar dengan orang lain dengan sembarangan. Aku takut aku akan tidak sengaja menyakitimu selama pertengkaran itu."     

"Terlebih lagi, dalam keadaan seperti itu, tidak mungkin ada wanita hamil yang bisa menjaga bayinya di dalam perutnya. Bahkan jika dia melakukannya, dia juga bisa mengeluarkan darah. Bagaimana situasinya ketika kau mendatanginya saat itu? Apakah dia mengeluarkan darah?" Ibu Su langsung bertanya, "Ketika pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan, apakah dokter pernah mengatakan janinnya tidak stabil?"     

Su Ze terus dicecar pertanyaan demi pertanyaan sampai terdiam. Dalam sepuluh detik, ekspresi wajahnya langsung berubah lagi. Apa yang Ibu Su curigai juga sama dengan yang Su Ze curigai saat itu. Karena ia sudah menonton video itu, ia pun mengusulkan untuk membawa Qiao Anxin ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Namun, ia juga membaca satu persatu hasil pemeriksaan.     

Setelah beberapa saat, Su Ze berkata dengan ekspresi wajah yang jelek, "Tapi, laporan pemeriksaan rumah sakit menunjukkan bahwa dia hamil…"     

Ibu Su mendengus kesal, "Hasil pemeriksaan? Aku sekarang juga bisa membuatkannya untukmu."     

Su Ze mendadak terdiam, "....."     

"A Ze, waktu aku masih belum hamil kau, posisiku hampir direbut oleh selingkuhan ayahmu. Saat itu, selingkuhan itu juga menggunakan kehamilannya untuk memaksa masuk ke rumah kita. Ayahmu sangat percaya dan bahkan sedikitpun tidak curiga pada kehamilannya. Tapi, kemudian baru ketahuan bahwa dia telah membayar dokter dari rumah sakit itu," terang Ibu Su.     

"Jika wanita ingin berada di posisi teratas, mereka bisa menggunakan segala macam trik. Ini hanya hal kecil untuk mereka," Ibu Su memberitahu.     

Ibu Su terus menjelaskan, "Aku bukannya mengatakan dia pasti membohongimu, tapi kemungkinannya berbohong sangat besar. Bahkan jika kau dan Mianmian tidak bisa kembali bersama lagi, kau juga tidak bisa dibodohi untuk menikah dengan wanita yang tidak tahu malu ini. A Ze, jika kau ingin mendapatkannya, jika kau ingin masalah ini menjadi jelas, kau sebaiknya pergi ke rumah sakit untuk menyelidikinya."     

"Atau, harus aku yang akan membantumu menyelidikinya?" tambah Ibu Se.     

Ekspresi Su Ze yang pada awalnya tidak bagus malah kian menjadi muram setelah mendengarkan kata-kata dari ibu Su ini. Ia mengencangkan jari-jarinya dan meremas tinjunya.     

Ibu Su menatap anaknya dan memanggil, "A Ze?"     

Su Ze mengencangkan bibirnya, tiba-tiba berdiri, lalu berbicara lagi. Suaranya dingin dan dalam, seolah ditahan, "Aku akan menyelidiki masalah ini dengan jelas."     

Ekspresi wajah Ibu Su sedikit melembut begitu mendengar bahwa Su Ze ingin menyelidiki masalah ini. Setelah memikirkannya, ia bertanya lagi, "Jika hasil penyelidikan keluar dan dia ternyata tidak hamil, apa yang akan kau lakukan?"     

Tidak hamil?     

Mata Su Ze tampak tertutup lapisan es begitu memikirkan Qiao Mianmian. Jari-jarinya menegang. Rasa dingin dan kasar muncul di bawah matanya saat ia berkata dengan tegas, "Jika dia berani berbohong padaku, aku akan membuatnya membayarnya."     

———     

Qiao Mianmian menunggu di asrama selama lebih dari sepuluh menit sebelum ponselnya berdering. Mo Yesi meneleponnya dan ia segera mengangkat dengan suara yang sangat lembut, "Tuan Mo, kau sudah sampai?"     

Di ujung lain telepon, suara pria itu terdengar rendah, magnetis, dan sangat menggoda. Suara itu perlahan terdengar di telinga Qiao Mianmian, "Iya, sudah sampai. Sayang, sekarang kau bisa turun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.