Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Kecantikan Istrinya yang Sering Membuatnya Luluh



Kecantikan Istrinya yang Sering Membuatnya Luluh

2Mo Yesi mengambil ponsel Qiao Mianmian, melihatnya sebentar, dan mengembalikannya padanya. Qiao Mianmian berkata kepadanya, "Qiao Anxin bertengkar dengan orang lain dan mereka dibawa pergi ke kantor polisi. Kelihatannya cukup serius."     

"Iya, aku sudah melihatnya," Mo Yesi mengangguk, "Apa perkelahian berdampak besar pada artis?"     

"Ya, dampaknya cukup besar."     

"Apakah kau membutuhkan aku untuk melakukan sesuatu untukmu?" Mo Yesi terdiam sambil mengerutkan bibir, "Apakah kau ingin memperluas pengaruh masalah ini?"     

Bagi Mo Yesi, ini soal yang sangat sederhana. Qiao Mianmian terdiam dan menjawab, "...Tidak perlu."     

Qiao Mianmian merasa Mo Yesi telah salah paham padanya. Ia menunjukkan ponselnya untuk diperlihatkan pada Mo Yesi tadi bukan bermaksud memintanya untuk memperluas pengaruh dari masalah tersebut.     

Memang benar, Qiao Anxin sangat menjijikan. Tetapi, Qiao Mianmian tidak ingin menjadi orang yang terlibat masalah. Kalau tidak, bukankah ia akan sama saja menjadi sekejam Qiao Anxin?     

Mo Yesi mengangkat alisnya, "Benar-benar tidak perlu?"     

"Sungguh!" Qiao Mianmian berkedip dan menjawab dengan serius, "Aku percaya bahwa orang jahat akan mendapat ganjarannya sendiri. Lihatlah, dia sudah datang untuk membalas dendam."     

"Oke," Mo Yesi tidak mengatakan apa-apa lagi dan menghormati keputusan Qiao Mianmian, "Jika kau bilang tidak perlu, maka tidak perlu. Tapi, kapanpun kau membutuhkan bantuanku, kau harus memberitahuku. Jangan berani mencoba melakukan apapun seorang diri."     

Hati Qiao Mianmian menjadi terasa manis dan ia menjawab, "Ya, aku tahu itu."     

Mo Yesi menemukan mobilnya dan setelah membuka pintu, ia melihat Qiao Mianmian masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Lalu, ia berputar ke sisi lain dan naik ke mobil.     

Setelah masuk ke dalam mobil, Qiao Mianmian membuka portal berita dan melihatnya sebentar. Karena Qiao Anxin memukuli orang lain di lobi hotel Yun Cheng, saksi yang ada saat itu cukup banyak. Bahkan, ada yang mengambil video dan mengunggahnya di internet.     

Setelah Qiao Mianmian mengklik video dan menontonnya, hatinya menjadi semakin bingung. Dalam video tersebut, keterampilan dan gaya pemukulan Qiao Anxin sedikitpun tidak seperti wanita hamil.     

———     

Ketika mereka kembali ke Lushan Bieyuan, jam sudah menunjukkan lewat pukul 11 malam dan sudah hampir pukul 12.     

Setelah mandi, Qiao Mianmian berbaring di tempat tidur. Banyak hal terjadi hari ini dan ia sangat lelah. Setelah berbaring di tempat tidur sebentar, sebelum Mo Yesi keluar dari kamar mandi, ia sudah tertidur.     

Ketika Mo Yesi selesai mandi dan keluar dengan jubah mandi, Qiao Mianmian sudah tertidur dengan nyenyak. Mo Yesi menyeka rambutnya dan berjalan perlahan ke tempat tidur. Gadis itu berbaring hanya menempati sudut kecil di atas tempat tidur hitam besar.     

Tempat tidur Mo Yesi sangat besar sehingga Qiao Mianmian terlihat mungil dan kecil. Dalam tidurnya yang nyenyak, pipinya yang putih dan lembut ditutupi warna merah muda samar. Bulu mata yang menutupi matanya tebal dan panjang, seperti dua kipas kecil. Bibir merah mudanya yang lembut berkilau, seperti ada cahaya yang menggoda.     

Qiao Mianmian mengenakan baju tidur suspender. Mungkin ia merasa sedikit panas sehingga selimut tipis yang menutupi tubuhnya setengah terangkat olehnya. Karenanya, lengan tipis panjang dan paha putih lurus terlihat. Kulit Qiao Mianmian putih dan ia sepertinya memancarkan lapisan cahaya putih di bawah lampu kristal.      

Setelah pandangan Mo Yesi tertuju pada gadis itu, ia tidak dapat berpaling barang sedikitpun. Ia tahu bahwa Qiao Mianmian sangat cantik. Meskipun begitu, Mo Yesi tetap kagum berkali-kali. Kecantikan istrinya sering membuatnya luluh.     

Mo Yesi berdiri tak bergerak di sisi tempat tidur dan memperhatikan Qiao Mianmian beberapa saat. Lalu, ia naik ke tempat tidur dengan perlahan dan memeluk gadis yang tertidur itu ke dalam pelukannya dengan lembut.     

Setelah baru saja selesai mandi, aroma tubuh Qiao Mianmian sangat harum. Mo Yesi mencondongkan tubuh ke leher Qiao Mianmian dan menarik napas, lalu tali ketat di otaknya tiba-tiba mengendur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.