Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Maukah Kau Membantuku?



Maukah Kau Membantuku?

3Mo Yesi terus mencium hingga ada sedikit respons emosional, Bagaimana dia tumbuh dewasa? Bagaimana bisa seluruh tubuhnya sangat lembut?     

Sepuluh jari Qiao Mianmian yang halus dan ramping seperti daun bawang, begitu putih dan lembut, hingga membuat Mo Yesi tidak rela melepaskannya, seolah tidak sabar untuk menelannya.     

"Mo Yesi, aku mengantuk…"     

Qiao Mianmian merasa jari-jarinya panas dan tempat yang dicium Mo Yesi seperti mengobarkan api. Napas pria itu jatuh di telapak tangannya dan itu terasa panas dan sedikit menakutkan.     

Begitu Qiao Mianmian mengangkat kepalanya, ia melihat mata gelap Mo Yesi berubah menjadi lebih gelap dan memanas. Ia buru-buru menarik tangannya dan memasukannya kembali ke selimut rapat-rapat. Qiao Mianmian tidak asing dengan ekspresi ini. Ia merasa jika ia terus membiarkan Mo Yesi menciumnya seperti ini, sesuatu akan terjadi.     

Qiao Mianmian tidak takut pada apapun. Ia masih 'kedatangan tamu' dan Mo Yesi juga tidak bisa melakukan apapun padanya. Tetapi, Mo Yesi pasti tidak nyaman.     

Begitu Mo Yesi merasa tidak nyaman, kalau-kalau dia memintanya menggunakan tanganku… Qiao Mianmian teringat kejadian sebelumnya dan merasakan tangannya mulai sakit.     

Mo Yesi menarik napas dalam-dalam beberapa kali dan napasnya agak terburu-buru. Ia menunduk dan duduk di samping tempat tidur untuk waktu yang lama sebelum perlahan-lahan mendorong kembali gelombang panas yang hebat di tubuhnya. Ketika Mo Yesi mengangkat kepalanya, Qiao Mianmian melihat lapisan tipis keringat keluar dari dahinya.     

"Tidurlah," Mo Yesi memejamkan mata sambil berkata dengan suara parau, "Aku akan melihatmu tidur dan aku akan pergi setelah kau tertidur."     

Qiao Mianmian mengulurkan tangannya untuk sedikit mengangkat selimut, lalu diam-diam melirik Mo Yesi di suatu bagian. Wajahnya langsung memanas. Ia menggigit sudut bibirnya dan bertanya dengan suara rendah, "Kau... Apakah kau tidak nyaman?"     

Di tempat itu, bagian priamu berdiri... Berdiri dengan sangat tinggi, Qiao Mianmian hanya bisa melanjutkan dalam hati.     

Mo Yesi melihat tatapan yang baru saja Qiao Mianmian lihat. Ia menggerakkan bibirnya dan senyum ambigu muncul di bibirnya. Lalu, ia berbisik, "Ya, sangat tidak nyaman. Sayang, maukah kau membantuku?"     

Qiao Mianmian segera menarik selimut hingga menutupi kepalanya dan berkata dengan suara rendah, "Aku sangat mengantuk. Hampir tidak kuat untuk membuka mata..."     

Mo Yesi tersenyum rendah saat melihat tatapan mengelak Qiao Mianmian. Di bawah matanya, ada gelombang panas yang bergejolak. Tatapan Mo Yesi yang suram dan dalam tertuju pada gadis yang membungkus dirinya dengan selimut dari ujung kepala sampai ujung kaki. Itu bahkan terasa lebih panas.     

Sembunyikan. Biarkan Qiao Mianmian bersembunyi selama beberapa hari lagi. Ketika saatnya tiba, Mo Yesi akan selalu bekerja lebih keras untuk mendapatkannya kembali. Pada saat itu, meskipun Qiao Mianmian menangis untuk memohon padanya, itu juga tidak akan berguna.     

———     

Mo Yesi menunggu sampai Qiao Mianmian tertidur sebelum akhirnya pergi.     

Pertemuan sore itu diadakan di lapangan golf. Ketika Mo Yesi tiba, komisaris perusahaan segera Hengtong keluar untuk menyambutnya.     

Pintu Rolls-Royce hitam terbuka. Seorang pria muda yang mulia dan agung keluar dari mobil itu. Ketika ia keluar dari mobil, mata semua orang tertuju padanya.     

"Komisaris Chen, ini adalah Presiden kami, Presiden Mo."     

Wei Zheng berjalan mendekat dan memperkenalkan Mo Yesi pada pria tua yang berdiri di depan. Pria yang lebih tua itu menatap Mo Yesi selama beberapa detik dengan senyum sopan dan hormat di wajahnya. Kemudian, ia mengulurkan tangannya dan berkata, "Ternyata ini adalah presiden baru, Mo Yesi. Tidak terduga, ternyata begitu muda. Sungguh luar biasa."     

"Terima kasih, Presiden Mo, telah datang ke sini dan bersedia memberi perusahaan Hengtong kesempatan untuk bekerja sama."     

Pria yang berbicara itu adalah Komisaris Chen, Komisaris Perusahaan Hengtong yang berusia lima puluhan tahun ini. Ia telah bekerja keras hampir sepanjang hidupnya di dunia bisnis dan statusnya juga tidak sebanding dengan orang biasa. Ke manapun ia pergi, semua orang pasti menyanjungnya.     

Kali ini, Komisaris Chen berubah untuk memuji orang lain. Ia baru saja memuji seorang junior yang tiga puluh tahun lebih muda darinya. Padahal, ia awalnya tidak menganggap serius Presiden Mo yang sangat muda dan baru saja kembali ke Tiongkok.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.