Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Kau Ingin Dipukuli Lagi



Kau Ingin Dipukuli Lagi

1Saat itu, Gong Zeli merasa orang yang berenang ke arahnya adalah bidadari. Kemudian, ia diselamatkan.     

Ketika Gong Zeli membuka matanya lagi, ia melihat sekelompok orang mengelilinginya sambil menangis dan berteriak. Ia juga melihat Shen Rou dengan gaun yang basah berdiri di sampingnya.     

Pada saat itu, Gong Zeli jatuh cinta pada Shen Rou. Shen Rou telah menyelamatkan hidupnya. Ketika ia merasa paling tidak berdaya, paling takut, dan paling putus asa, Shen Rou muncul. Shen Rou berenang ke arahnya sedikit demi sedikit seperti bidadari dan menariknya kembali dari pintu kematian.     

Jika pada saat itu Shen Rou tidak muncul tepat waktu... Gong Zeli mungkin saja...     

Bisa dibilang bahwa orang-orang paling mudah memiliki perasaan terhadap orang-orang yang telah menyelamatkannya nyawanya. Gong Zeli pun merasa seperti itu terhadap Shen Rou.     

Sebelumnya, Gong Zeli dan Shen Rou selalu menjadi saudara. Gong Zeli adalah anak tunggal yang tidak memiliki kakak maupun adik di rumah. Setelah ia bertemu Shen Rou, ia selalu memperlakukan Shen Rou sebagai saudara perempuannya.     

Perubahan perasaan Gong Zeli terhadap Shen Rou adalah karena insiden itu. Kemudian, tidak peduli berapa banyak hal yang Shen Rou lakukan yang membuatnya tidak bahagia, atau saat karakter Shen Rou tidak lagi menyenangkan seperti ketika masih kecil, Gong Zeli terus menoleransiya seperti biasa.     

Karena Shen Rou pernah menyelamatkan Gong Zeli, seumur hidup ia tidak akan pernah melupakan rasa terima kasihnya terhadap Shen Rou karena sudah menyelamatkan hidupnya.     

Saat Gong Zeli tenggelam di dalam air, kesadarannya sudah sedikit kabur. Samar-samar, ia hanya melihat sepasang mata yang sangat gelap dan cerah. Ketika sosok putih itu mendekatinya, ia mencium aroma manis yang sangat samar. Sekarang, ketika Qiao Mianmian mendekat, Gong Zeli mencium aroma tubuh Qiao Mianmian dan ia merasa itu sangat akrab.     

Qiao Mianmian mendadak terdiam ketika menghadapi jawaban Gong Zeli, bahkan sedikit tidak bisa berkata-kata. Ia merasa bahwa dia baru saja mengalami kegilaan. Qiao Mianmian berpikir, Aku tadi hanya mencoba mencari alasan dengan seorang orang gila. Apakah otakku juga rusak?     

Karena sekarang Gong Zeli telah mengatakan alasannya, tak ada hal lagi yang bisa Qiao Mianmian katakan. Ia mencibir dan mengangguk, "Oke, terserah padamu. Ada begitu banyak orang yang membenciku dan juga tidak akan kekurangan satu orang karenamu. Lakukan saja sesukamu."     

Gong Zeli menatap Qiao Mianmian dengan tatapan mata yang dalam, mengerutkan kening dan tidak mengatakan apa-apa.     

Petugas toko mengumpulkan keberanian dan memanggil, "Tuan... Tuan Muda Gong… Tas… Apakah Anda masih menginginkan tas ini?"     

Gong Zeli menoleh, melirik petugas, dan baru teringat masalah tas. Ketika ia hendak berbicara, ia mendengar Qiao Mianmian berkata dengan nada yang kuat, "Aku ingin tas merah anggur itu. Gong Zeli, kau membenciku atau tidak, aku tidak peduli, tapi aku tidak akan melepaskan tasku kepadamu."     

Gong Zeli sudah jelas tidak tertarik dengan tas. Ia barusan mengatakan bahwa ia menginginkan tas itu hanya karena ia tidak ingin Qiao Mianmian merasa puas. Petugas itu tampak kesulitan dan mencoba menengahi, "Tuan Muda Gong, Anda lihat... Sebenarnya memang Nona ini yang memutuskan untuk membeli tas ini lebih dulu."     

Gong Zeli memandangi tatapan Qiao Mianmian yang tak terelakkan, memicingkan matanya yang feminin, dan mencibir, "Oh? Bagaimana jika aku tidak membiarkannya?"     

"Kalau seperti itu, kau ingin dipukul lagi."     

Suara rendah dan dingin terdengar dari belakang keduanya. Gong Zeli sontak membeku dan ekspresi wajahnya mendadak berubah.     

Qiao Mianmian berbalik badan. Ketika ia melihat pria di belakangnya perlahan berjalan ke arahnya dengan wajah dingin, ia tertegun dan kemudian sudut bibirnya terangkat.     

Qiao Mianmian berjalan ke sisi Mo Yesi dan berinisiatif untuk memegang tangan Mo Yesi, "Apakah kau sudah selesai menjawab telepon?"     

Tangan kecil Qiao Mianmian yang lembut itu membungkus telapak tangan Mo Yesi. Ia jarang mengambil inisiatif seperti itu, namun ia juga masih mengambil inisiatif seperti itu di depan umum dan di depan orang-orang luar. Untuk sesaat, Mo Yesi tertegun selama beberapa detik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.