Kak, Kalian Benar-benar Serius
Kak, Kalian Benar-benar Serius
Setelah selesai melakukan syuting film, banyak juga aktor yang kembali ke rumah dan langsung menceraikan istri atau suaminya. Sudah terlalu banyak contoh cinta tumbuh dari lokasi syuting.
Mo Yesi merasa kesayangannya memiliki penampilan yang begitu cantik dan kepribadian yang menyenangkan. Mo Yesi sendiri bahkan sangat menyukainya, apalagi orang lain. Ia benar-benar tidak bisa tenang terhadap Qiao Mianmian.
"Aku juga tahu tanpa kau harus mengatakan ini," Qiao Mianmian mengangguk pada Mo Yesi, "Aku tidak akan melakukan apa pun untuk membuat wajahmu kusam saat masa pernikahan kita belum berakhir. Kau tenang saja."
Mo Yesi merasa sedikit tidak nyaman ketika mendengarkan kata-kata ini tanpa bisa dijelaskan, Lalu, jika pernikahan kami bubar, Qiao Mianmian akan mempertimbangkan untuk menerima pria lain?
Meskipun hal ini bisa dimaklumi, sifat posesif Mo Yesi yang kuat membuatnya tidak bisa menerima ini sama sekali. Qiao Mianmian adalah miliknya dan seumur hidup akan selalu menjadi miliknya. Kecuali dirinya, tidak boleh ada pria lain yang berada di samping Qiao Mianmian.
———
Setelah Qiao Chen keluar dari rumah sakit, ia juga harus kembali ke sekolah. Tidak lama setelah Qiao Mianmian turun, Qiao Chen juga bangun.
Sekolah menengah Qiao Chen dan universitas tempat Qiao Mianmian melanjutkan studi hanya dipisahkan oleh dua jalan. Keduanya kebetulan searah. Setelah mereka semua selesai sarapan, Mo Yesi bertanggung jawab untuk mengantar kedua bersaudara itu ke sekolah.
Setelah istirahat sehari, kondisi Qiao Chen terlihat jauh lebih baik. Sepertinya ia sudah tidak tampak begitu muram seperti kemarin.
Setelah kedua bersaudara itu masuk ke dalam mobil, Qiao Mianmian berkata kepada Mo Yesi yang duduk di kursi pengemudi, "Tuan Mo, terima kasih telah mengantarku dan Chenchen ke sekolah. Maaf sudah merepotkanmu."
Nada bicara Qiao Mianmian sangat sungkan dan juga menunjukkan kesan sopan. Sikap sopan Qiao Mianmian sampai membuat Qiao Chen segera menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Qiao Chen mengerutkan kening, menatap kakaknya dengan bingung, dan bertanya, "Kakak, Kakak barusan memanggil Kakak Ipar apa?"
Qiao Mianmian tersenyum dan menjawab, "Tuan Mo."
Qiao Chen terdiam sebelum bergumam, "...Hubungan antara suami istri, mengapa berubah menjadi begitu sungkan…?"
Hubungan kakak iparku dan kakakku sebelumnya bukan begini, batin Qiao Chen.
Qiao Mianmian tertawa lagi dan hendak berbicara dengan Qiao Chen tentang pengejaran Mo Yesi terhadapnya, tetapi ia langsung mendengar Mo Yesi berkata, "Aku sedang mengejar kakakmu."
"Apa?" Qiao Chen tertegun dengan ekspresi bingung, "Mengejar kakakku?"
"Iya."
"....." Qiao Chen sungguh kehilangan kata-kata, Bukankah kakak perempuanku dan kakak iparku sudah menikah? Cara macam apa ini?
"Kakak, ada apa denganmu dan Kakak Ipar?" Qiao Chen tidak mengerti sama sekali dan langsung bertanya dengan wajah kebingungan, "Apa artinya mengejar?"
"Artinya secara harfiah," Qiao Mianmian berpikir sejenak dan menjelaskan kepada adik laki-lakinya, "Aku dan Kakak Ipar menikah begitu cepat. Kakak iparmu berpikir dia berhutang sebuah hubungan pacaran yang formal padaku, jadi dia ingin menebusnya."
"Sekarang, dia dan aku sementara belum menikah, melainkan hubungan antara pelamar dan yang dikejar. Sementara waktu, kau juga jangan memanggilnya Kakak Ipar. Ubah panggilannya saja," kata Qiao Mianmian.
"....." Qiao Chen terdiam dan membatin, Apa-apaan ini?! Qiao Chen sedikit tidak bisa berkata-kata dan bertanya sekali lagi, "Kakak, kalian benar-benar serius?"
"Iya," Qiao Mianmian tersenyum, "Serius. Nanti kau juga memanggilnya dengan sebutan Tuan Mo, atau Presiden Mo, tidak masalah. Tunggu sampai dia berhasil mengejarku, baru kau baru merubah panggilanmu untuknya lagi."
"....." Qiao Chen kembali terdiam dan berpikir, Apakah kakak perempuanku dan kakak iparku menganggap ini semua sebagai kesenangan antara suami dan istri? Mereka sudah menikah dan mereka masih bermain tarik-ulur untuk mengejar dan dikejar.
Qiao Chen tidak bisa berkomentar apa-apa terhadap perilaku seperti ini. Namun, saat ia melihat kakak perempuannya dan kakak iparnya sepertinya menikmatinya, apa yang bisa Qiao Chen katakan sebagai orang luar?
Ngomong-ngomong, pernikahan kakak perempuannya ini memang terlalu terburu-buru.