Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Tidakkah Mempertimbangkannya Dulu?



Tidakkah Mempertimbangkannya Dulu?

3Qiao Chen terdiam. Meskipun ia juga suka makan restoran hot pot ini, ia lebih suka tidak memakannya jika dia harus menunggu satu atau dua jam untuk makan. Tetapi, kakaknya sangat suka dan ia juga tidak bisa menahannya.     

Di samping, Mo Yesi mendengar percakapan antara dua bersaudara ini. Ia berpikir sejenak, mengulurkan tangan dan menyentuh kepala Qiao Mianmian, lalu berkata dengan lembut kepadanya, "Kau dan Qiao Chen tunggu di sini sebentar. Aku pergi sebentar dan akan kembali."     

"Hm," Qiao Mianmian mengira Mo Yesi akan pergi ke kamar mandi, jadi ia mengangguk dengan patuh.     

———     

Mo Yesi menemukan sebuah ruangan pribadi dan mengetuk pintu yang tertutup. Orang-orang di dalam mengira itu adalah pelayan yang datang sehingga mereka berkata, "Masuk."     

Mo Yesi membuka pintu dan berjalan masuk. Orang-orang yang sedang makan adalah sebuah keluarga besar, setidaknya ada tujuh atau delapan orang, dan mereka duduk di sebuah meja bundar besar. Mereka baru saja mengantre, panci hot pot baru saja disajikan, dan hidangan belum disajikan.     

Semua orang di meja itu tercengang begitu melihat bahwa orang yang berjalan masuk adalah seorang pria luar biasa yang mengenakan pakaian formal. Salah satu dari mereka melihat ke arah Mo Yesi dan bertanya dengan curiga, "Tuan, apakah kau salah masuk ruangan?"     

Penampilan ini, sikap ini, dan pakaian yang dikenakan ini jelas bukan pelayan. Kalau begitu, bisa jadi karena salah masuk ruangan.     

Mo Yesi menggelengkan kepalanya dan bertanya kepada sekelompok orang yang memandangnya dengan rasa ingin tahu, "Maaf, bisakah kalian memberiku sebuah tempat? Memberikan ruangan ini kepadaku?"     

Satu keluarga itu sontak tercengang dan kebingungan, "???"     

Apakah pria ini sedang sakit? Pria ini bahkan meminta mereka untuk keluar dari ruangan ini. Mereka mengantre hampir satu jam sebelum akhirnya mendapatkan ruangan pribadi ini dan mereka bahkan belum mulai makan. Pasti otak pria ini bermasalah sehingga ia bisa mengusir mereka pergi...     

"Tuan, kalau mau makan hot pot, keluar saja dan antre dengan baik. Kamj juga mengantre untuk mendapatkan nomornya. Maaf, tidak bisa," kata orang itu. Nadanya agak agresif, dan tidak sesopan sebelumnya.     

Karena mereka merasa Mo Yesi sangat aneh dengan mengajukan permintaan seperti itu, tidak perlu bersikap sopan untuk pria seaneh itu.     

Mo Yesi mengaitkan bibirnya, "Tentu saja aku tidak akan meminta kalian menyerahkan ruang pribadi ini tanpa bayaran."     

"Tidak akan sia-sia meminta kita keluar dari ruangan ini?" sahut salah satu pria yang tampaknya memiliki temperamen buruk sambil mengerutkan kening.     

Dengan kemarahan di matanya, pria itu menepuk meja yang penuh dengan bubuk cabai dan berkata, "Nada bicara yang sangat berani, ya. Apakah kau berpikir bahwa jika kau memberikan sedikit uang, kami akan memberimu ruangan ini?"     

"Maaf, kami tidak kekurangan uang. Silakan segera keluar agar tidak mengganggu suasana hati kami untuk makan."     

"Benar. Dari mana asalnya pria gila itu? Terlalu tidak sopan membuat permintaan seperti itu saat orang lain sedang makan."     

"Kelihatannya orang yang luar biasa. Penampilannya juga terlihat cukup baik. Mengapa otaknya tidak normal?"     

Mo Yesi tidak kesal saat mendengar segala macam sindiran dari orang-orang ini. Sudut bibir pria itu sedikit melengkung dan tangannya perlahan dimasukkan ke dalam saku celananya.     

"Istriku suka restoran hot pot ini. Terlalu banyak orang yang mengantre sekarang, jadi aku tidak mau membiarkannya menunggu terlalu lama. Jika kalian bisa keluar dari ruangan ini, seratus ribu per orang, tidakkah kalian mempertimbangkannya dulu?" Mo Yesi menawarkan.     

———     

Setelah beberapa menit, Mo Yesi kembali dan seorang pelayan restoran mengikuti di belakangnya. Pelayan itu berkata kepada Qiao Mianmian dan Qiao Chen dengan senyum khas di wajahnya, "Tuan, Nona, silakan ikut dengan saya."     

Qiao Mianmian tercengang, "Hah? Pergi ke mana?"     

Pelayan tersenyum dan menjawab, "Tuan ini telah memesan ruangan. Silakan kalian mengikuti saya ke ruangan untuk makan."     

"!" Qiao Mianmian jelas terkejut. Ia mengangkat kepalanya, menatap Mo Yesi dengan mata terbelalak lebar, dan bertanya dengan heran, "Kau sudah memesan ruangan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.