Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Jangan Melihat Pria Lain Selain Suamimu



Jangan Melihat Pria Lain Selain Suamimu

0Qiao Mianmian tidak terlalu puas dengan jawaban Mo Yesi barusan. Ia menatap Mo Yesi dan bertanya lagi, "Kalau begitu, apakah kau nanti masih akan berbohong padaku?"     

Qiao Mianmian masih menggunakan nada bicara yang galak seperti itu. Ia sendiri tidak merasa bahwa itu membuat dirinya menjadi begitu imut dan begitu diinginkan oleh Mo Yesi. Mata dalam pria itu bersinar dengan gelombang lembut, dan matanya tertuju padanya dengan penuh kasih sayang.     

"Aku tidak akan berbohong padamu lagi," kata Mo Yesi.     

"Benarkah?"     

"Iya."     

"Kalau begitu, kau beri jaminan padaku."     

"Sayang, bagaimana kau ingin aku menjaminnya?"     

Qiao Mianmian mengerutkan kening dan berpikir sejenak, lalu berkata, "Kau harus berjanji tidak akan berbohong di depanku di masa depan. Jika kau gagal melakukannya, kau akan dihukum. Tidak boleh berbicara denganku selama seminggu."     

"....." Mo Yesi terdiam. Hukuman ini sangat mengerikan bagi Mo Yesi. Ia mengerutkan kening, dan akhirnya mengangguk sedikit di bawah tatapan gadis muda itu, "Oke, aku berjanji padamu."     

"Apakah kau benar-benar baik-baik saja sekarang?" Qiao Mianmian menatap Mo Yesi dengan wajah pucat dan bertanya dengan khawatir, "Benarkah tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya? Jarak dari sini ke rumah sakit cukup dekat. Lebih baik kita pergi dan memeriksanya saja."     

"Tidak apa-apa," Mo Yesi meremas tangan Qiao Mianmian dengan erat, menundukkan kepala, dan mencium keningnya, "Aku seorang dokter. Aku tahu bagaimana tubuhku sendiri. Sudahlah, ayo kita keluar."     

Qiao Mianmian menatap Mo Yesi sebentar, lalu mengangguk, "Oke. Jika kau merasa tidak nyaman, segera beritahu aku."     

"Iya."     

Begitu Qiao Mianmian selesai berbicara, ia mengulurkan tangan untuk membuka pintu bilik toilet. Mo Yesi segera menekan tangan kecilnya, "Apa yang kau lakukan?"     

"Keluarlah."     

"Apakah kau ingin keluar seperti ini?" tanya Mo Yesi. Di belakang Qiao Mianmian, suara pria itu terdengar dalam dan sedikit berbahaya.     

Qiao Mianmian terdiam, "....."     

Di detik berikutnya, dunia berbalik dan Qiao Mianmian digendong depan oleh pria itu. Mo Yesi menatap gadis dalam pelukannya, lalu berkata dengan nada dominan dan kuat, "Masukkan kepalamu ke dalam. Jangan lihat apa yang tidak seharusnya kau lihat."     

"...Aku tidak ingin melihatnya," jawab Qiao Mianmian lirih.     

Bahkan jika Qiao Mianmian ingin melihatnya, ia belum melihatnya ketika diberikan kualitas terbaik. Untuk apa ia melihat orang lain? Sosok pria-pria tadi itu jauh lebih rendah dari Mo Yesi. Ia sama sekali tidak tertarik.     

"Baik."     

Tampaknya Mo Yesi sedikit puas dengan jawaban Qiao Mianmian. Pria itu mengerutkan bibirnya, "Jangan melihat pria lain selain suamimu. Mereka tidak memiliki apa-apa untuk dilihat. Mereka tidak sebaik milikku. Jika kau ingin melihatnya, setelah kembali pulang, aku akan melepaskan untukmu dan lihatlah hingga puas."     

Wajah Qiao Mianmian dengan cepat menjadi panas, Apa maksudnya yang ingin dilihat? Kembali, melepaskan pakaian, dan membiarkanku melihat hingga puas? Di mana aku ingin melihatnya? Bajingan nakal!     

"Saat baru saja masuk, apakah kau melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau lihat?"     

Mata Mo Yesi tenggelam begitu ia mengingat adegan ketika Qiao Mianmian baru saja menerobos masuk ke kamar mandi. Tubuhnya memancarkan jejak aura dingin dan nadanya yang terdengar acuh tak acuh jelas menunjukkan bahwa dirinya tidak senang. Namun, Qiao Mianmian tidak peduli padanya lagi.     

"Sayang? Hei?"     

Mo Yesi bersikeras untuk mendapatkan jawaban. Saat ia melihat bahwa Qiao Mianmian tidak mengatakan sepatah kata pun, ia memeluk Qiao Mianmian dan berdiri di pintu bilik untuk menunggu. Seolah jika Qiao Mianmian tidak memberinya jawaban yang memuaskannya, Mo Yesi tidak berencana untuk pergi.     

Qiao Mianmian tidak ingin tinggal di tempat seperti toilet sepanjang waktu. Ia dipaksa oleh suaminya hingga tidak bisa berbuat apa-apa, jadi ia menjawab, "Tidak melihatnya, tidak melihatnya. Aku tidak melihat apapun. Sekarang kau sudah puas, kan?"     

Mo Yesi akhirnya menunjukkan senyum puas di wajahnya dan mengulurkan tangannya untuk membuka pintu bilik, "Hm, kesayanganku yang patuh."      

———     

Setelah meninggalkan restoran hot pot, Qiao Chen tidak ingin terus menjadi nyamuk sehingga ia mencari alasan dan menyelinap pergi. Lagi pula, hari masih belum menjelang malam. Mo Yesi juga merasa bahwa dirinya dan Qiao Mianmian masih dapat terus berkencan sebelum kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.