Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Jauh Berbeda dari yang Dibayangkannya



Jauh Berbeda dari yang Dibayangkannya

2Itu adalah suara Shen Rou. Mungkin karena Qiao Mianman tidak segera menjawab, terdengar ketukan di pintu lagi, "Mianmian, ada beberapa hal yang ingin aku katakan padamu. Bolehkah aku masuk dan berbicara denganmu?"     

Klik!     

Sebelum Qiao Mianmian bisa menjawab, ia mendengar suara pintu kamar yang ternyata sudah dibuka. Shen Rou berjalan masuk dari luar.     

Shen Rou melihat Qiao Mianmian terbaring di tempat tidur dengan mata terbuka. Ia mengerutkan kening dan berkata dengan nada agak tidak puas, "Aku pikir kau tidur, ternyata tidak."     

Qiao Mianmian tidak memiliki pendapat mengenai wanita yang menaksir suaminya ini. Pertama, Shen Rou memang mengenal Mo Yesi terlebih dahulu dan mereka sudah berhubungan bertahun-tahun. Kedua, ia tahu betul bahwa Mo Yesi tidak memiliki pemikiran lain tentang Shen Rou dan hanya menganggap Shen Rou sebagai teman.      

Qiao Mianmian tidak bisa merasa iri, apalagi cemburu pada Shen Rou. Namun, perilaku Shen Rou yang memasuki kamar tidur orang lain tanpa izin membuatnya sedikit tidak senang. Shen Rou adalah seorang wanita dari keluarga kaya. Seharusnya Shen Rou sejak kecil sudah mengetahui aturan tentang tidak boleh sembarangan memasuki kamar orang lain sebelum diizinkan.     

Selain itu, Qiao Mianmian kembali dengan Mo Yesi hari ini. Apakah baik jika sembarangan masuk ke dalam kamar pasangan suami-istri? Perilaku seperti itu membuat Qiao Mianmian merasa bahwa Shen Rou tidak cukup berpendidikan.     

Wajah Qiao Mianmian agak tidak enak dipandang dan nada bicaranya juga tidak terlalu sopan, "Nona Shen, sepertinya aku belum mengizinkan kau masuk. Kau seharusnya tidak sembarangan masuk ke kamar orang lain. Perilaku seperti ini sangat tidak terpuji."     

Kesan yang diberikan Qiao Mianmian terhadap Shen Rou adalah lemah dan lembut. Qiao Mianmian terlihat seperti seseorang yang agak mudah diintimidasi. Namun, tiba-tiba ia sangat tidak sopan dengan mengatakan sesuatu hingga membuat Shen Rou tertegun. Kemudian, ia memasang senyum meminta maaf di bibirnya, "Maaf, tadi aku sudah mengetuk pintu. Aku pikir kau tidak mendengarnya, jadi aku masuk tanpa izin."     

Mulut Shen Rou meminta maaf, tetapi Qiao Mianmian tidak melihat ada rasa meminta maaf dari matanya. Qiao Mianmian juga tidak berencana menerima permintaan maaf yang tidak tulus.     

"Walaupun kau sudah mengetuk pintu, aku belum mengatakan bahwa kau boleh masuk. Itu tidak menyenangkan. Nona Shen seharusnya mengerti tentang hal ini, kan?" Qiao Mianmian mengatakan hal ini tanpa sungkan sedikitpun, "Nona Shen, aku sedang tidur dan kau menggangguku."     

Shen Rou awalnya masih mempertahankan senyum elegan dan sopan di wajahnya. Tetapi, ia dibuat malu berkali-kali sehingga senyum di bibirnya hampir menghilang. Shen Rou tiba-tiba menyadari bahwa Qiao Mianmian sangat berbeda dari yang dibayangkannya.     

"Nona Shen, aku masih harus tidur," Qiao Mianmian mengangkat kepalanya dan melirik Shen Rou, "Maaf, tapi tolong kau keluar. Oh, ya. Setelah keluar, tolong jangan lupa menutup pintu."     

Senyum di wajah Shen Rou membeku seketika dan matanya berubah menjadi gelap. Ia menarik kembali senyum di bibirnya, berbicara lagi, dan mengganti panggilannya, "Nona Qiao, ada beberapa kata yang ingin aku sampaikan kepadamu. Setelah aku selesai berbicara, aku akan pergi sendiri. Aku rasa Nona Qiao juga tidak terburu-buru untuk segera pergi tidur sekarang, kan?"     

Qiao Mianmian menghela napas setelah mendengar Shen Rou mengganti panggilannya. Dalam hati, ia hanya membatin bahwa orang yang harus datang pasti akan selalu datang.     

Shen Rou sangat memusuhi Qiao Mianmian. Jika ia terus menahan diri untuk tidak melakukan apa pun, itu akan terasa tidak normal. Tampaknya Shen Rou tidak bisa menahannya lagi. Nona tertua keluarga Shen juga bukan orang yang dapat menahan amarahnya.     

Qiao Mianmian ingin mendengar apa yang akan dikatakan Shen Rou, jadi ia mengangguk dan berkata, "Oke. Apa yang ingin Nona Shen katakan?"     

Shen Rou merapatkan bibirnya dan tatapan matanya yang penuh rasa permusuhan tertuju pada bibir Qiao Mianmian yang masih kemerahan. Ia menatap selama beberapa detik dan matanya menjadi sedikit dingin. Lalu, ia berkata, "Mungkin Nona Qiao sudah tahu bahwa A Si memiliki penyakit aneh. Dia tidak bisa sembarangan berhubungan dengan wanita. Jika tidak, dia akan mengalami reaksi alergi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.