Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Presiden Mo Terlalu Menarik Perhatian Banyak Wanita



Presiden Mo Terlalu Menarik Perhatian Banyak Wanita

3"Is… Istri?" ulang gadis itu. Ia sontak tertegun, kemudian hatinya hancur.     

Apakah seorang pria setampan itu ternyata sudah mempunyai istri?     

Gadis-gadis lain di sekitar mereka memasang ekspresi kasihan.     

Bagaimanapun, jika dipikirkan lagi, seorang pria dengan kondisi yang begitu baik bukan hanya dikejar dan diperebutkan banyak wanita. Pria seperti ini pasti dikelilingi oleh wanita yang tak terhitung jumlahnya. Bagaimana mungkin pria ini bisa masuk kategori telat menikah? Hanya saja, mereka tidak tahu seperti apa rupa istrinya.     

Apakah istri pria ini seorang wanita cantik yang menggoda? Ketika pria itu pertama kali berbicara tentang istrinya, alisnya menjadi lebih lembut dalam sekejap dan ia tidak lagi tampak begitu menakutkan. Selain itu, ia datang ke toko bunga untuk memilih bunga untuk istrinya secara pribadi. Terlihat bahwa pria ini sangat menyayangi istrinya.     

Mata beberapa gadis kecil di sana dipenuhi dengan rasa iri. Gadis-gadis ini juga bukan orang yang berkulit tebal. Setelah mereka mengetahui bahwa Mo Yesi adalah pria yang sudah berkeluarga, mereka juga berhenti dan tidak menjeratnya lagi.     

Saat Wei Zheng melihat pemandangan ini dari dalam mobil, ia diam-diam bergumam bahwa Presiden Mo nya memang sangat menawan. Tidak peduli di manapun Presiden Mo muncul, pasti kemunculannya menarik banyak wanita. Wei Zheng sudah mengatakan bahwa lebih baik dirinya yang keluar dari mobil dan membeli bunga. Bagaimanapun, wajah Presiden Mo terlalu menarik perhatian.     

"Halo, selamat datang."     

Mo Yesi masuk ke toko bunga dan pegawai toko itu segera menyapanya. Saat pandangannya tertuju pada Mo Yesi, ia jelas terkejut.     

Pria itu mengenakan pakaian hitam dan celana hitam. Kedua kakinya yang jenjang dan ramping sangat menarik perhatian. Lima fitur wajahnya yang dalam dan tiga dimensi bahkan terlihat lebih indah, seolah-olah diukir. Meskipun mengenakan pakaian sederhana, tetap sulit untuk menyembunyikan penampilannya yang mulia dari dalam dan dari luar.     

Pegawai toko bunga itu linglung selama beberapa detik saat melihat pria yang luar biasa itu. Kemudian, ia mendengar pria itu berkata, "Pilihlah beberapa bunga yang disukai gadis-gadis. Aku ingin memberikannya untuk seseorang."     

Jantung pegawai toko bunga itu berdetak sedikit lebih cepat dan wajahnya memanas saat mendengar suara pria itu yang dalam dan magnetis. Ia bertanya, "Tuan, jika boleh bertanya, Anda akan memberikannya kepada siapa? Apakah itu kolega, teman, atau…"     

"Istriku," jawab Mo Yesi. Ketika pria itu mengucapkan kata tadi, nadanya menjadi jauh lebih lembut dan memberikan kesan memanjakan.     

Respons pegawai toko bunga itu sama dengan gadis-gadis muda di luar. Tiba-tiba ia mengetahui bahwa pria tampan yang luar biasa ini adalah seorang pria yang sudah memiliki keluarga. Dia tidak bisa menahan perasaan kecewa dan kehilangan.     

"Oh, oh, Tuan, harap tunggu sebentar. Saya akan segera memilihkan bunga untuk Anda."     

Ketika pegawai toko bunga itu berbalik, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik Mo Yesi lagi. Tamu ini benar-benar sangat tampan. Sungguh sangat tampan.     

Mulai dari penampilan, perawakan, aura, hingga selera berpakaiannya... Semua yang ada di diri pria ini adalah yang terbaik. Ini hampir sama dengan tingkat kecantikan yang memesona pada dalam diri wanita. Ini adalah jenis kerupawanan yang luar biasa.     

Penampilan tamu ini begitu tampan. Dilihat dari pakaian yang dikenakan dan penampilannya, seharusnya pria ini juga orang yang kaya dan sangat peduli pada istrinya. Seumur hidup, istrinya pasti akan sangat beruntung karena bisa menikah dengan pria yang begitu menawan dan luar biasa.     

———     

Setelah Qiao Mianmian dan Jiang Luoli sampai di restoran, Qiao Mianmian mengirim pesan teks lagi ke Mo Yesi untuk memberitahu bahwa mereka telah tiba. Mo Yesi membalas dengan cepat menjawab dan mengatakan bahwa dalam beberapa menit, ia akan tiba.     

Keduanya duduk dan pramusaji berjalan menghampiri mereka untuk menyerahkan menu. Qiao Mianmian membolak-balik menu tanpa memesan, lalu menyerahkan menu kepada Jiang Luoli dan berkata, "Luoluo, kau pesan saja."     

"Ini langsung memesan?" tanya Jiang Luoli sambil mengambil menu. "Apakah kau tidak menunggu dewa pria? Mari kita tunggu sampai dia datang sebelum memesan."     

"Dia akan segera datang. Kau bisa memesan beberapa makanan favoritmu terlebih dahulu," Qiao Mianmian dengan bangga menepuk dadanya, "Pesan apapun yang kau inginkan, tidak perlu mempertimbangkan harganya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.