Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Orang Kaya yang Menyebalkan ini!



Orang Kaya yang Menyebalkan ini!

1Qiao Mianmian masih belum menghabiskan uang di kartu hitam yang diberikan Mo Yesi padanya. Ia sekarang juga mengerti. Karena ia telah memutuskan untuk menerima Mo Yesi, maka ia harus memperlakukan Mo Yesi sebagai suami sebenarnya. Jadi, bukankah sah-sah saja jika seorang istri membelanjakan uang suaminya?     

Lagi pula, suami Qiao Mianmian masih begitu kaya. Ketika ia membelanjakan uangnya. ia tidak merasakan beban psikologis lagi. Sebaliknya, jika ia tidak memakai uang itu sepeser pun, ia merasa bahwa orang yang seharusnya berkomentar adalah Mo Yesi.     

"Sayang, apakah kau benar-benar sudah memutuskan untuk mentraktirku makan di sini?" tanya Jiang Luoli lagi. Ia membalik-balik menu dan melihat bahwa harga yang tertera di menu itu masih agak mengejutkan.     

Restoran berputar ini sangat terkenal. Ketika Bai Yusheng sedang mendiskusikan kerja sama dengan orang lain, pria itu pernah membawa Jiang Luoli ke sini sekali. Pertemuan makan itu dihadiri enam orang dan mereka makan hampir menghabiskan satu juta Yuan. Pertemuan makan malam seharga satu juta Yuan itu membuat Jiang Luoli begitu terkesan.     

"Tentu saja. Apakah aku terlihat seperti sedang bercanda?" kata Qiao Mianmian.     

"Tapi, di sini sangat mahal…" Jiang Luoli mengambil menu untuk menutupi separuh wajahnya, merendahkan suaranya, dan berkata, "Jika dewa pria yang mentraktir, bahkan jika di tempat yang lebih mahal, aku tidak akan mengatakan apapun. Kau yakin kau yang akan mentraktir? Apakah kau membawa cukup uang?"     

Jiang Luoli mengetahui kondisi ekonomi Qiao Mianmian dengan jelas. Terakhir kali saat mereka pergi ke ruang perjamuan untuk makan malam, itu adalah traktiran Mo Yesi. Karenanya, ia sama sekali tidak khawatir Qiao Mianmian membayar tagihan. Masalahnya, meskipun kisaran harga di tempat ini sedikit lebih rendah daripada di tempat perjamuan, setidaknya tiga orang makan bersama juga akan mencapai enam digit angka.     

Qiao Mianmian tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya mengeluarkan dompet dari tas dan mengeluarkan sebuah kartu hitam dari dalam dompet itu. Kemudian, ia meletakan kartu hitam yang melambangkan status dan kekayaan di atas meja sambil berkata pada Jiang Luoli, "Sayang, makanlah dengan tenang. Uang di kartu itu masih cukup untuk makan."     

"Sial! Kartu hitam?!" Mata Jiang Luoli langsung melotot. Ia mengambil kartu itu dan melihatnya berulang kali, kemudian merendahkan suaranya dan bertanya pada Qiao Mianmian dengan bersemangat, "Sayang, apakah kartu ini diberikan oleh dewa pria?"     

"Hm."     

"Berapa banyak uang di kartu ini?"     

Qiao Mianmian dengan jujur mengakui, "Ada satu juta Yuan setiap bulan. Mo Yesi bilang itu uang sakuku."     

"Sial! Satu juta untuk uang saku sebulan?" Jiang Luoli meneteskan air liur kerena iri.     

"Hm, benar. Dan Mo Yesi bilang itu karena kemampuanku yang menghabiskan uang tidak bagus, jadi dia memberikanku sedikit," tambah Qiao Mianmian.     

"....." Jiang Luoli tidak bisa berkata-kata.     

Orang kaya yang menyebalkan ini! Apakah uang saku di mulai dari jutaan Yuan?     

"Sayang, katakan padaku, apakah dewa pria masih memiliki kakak atau adik laki-laki? Selama dia sudah dewasa, tidak masalah. Ah... Aku juga ingin mencari pacar yang bisa memberiku satu juta sebulan! Tiba-tiba aku merasa sangat ingin pacaran. Bagaimana ini?" Jiang Luoli mulai mengoceh.     

Jika memiliki pacar yang memberikan satu juta uang saku setiap bulan, apa lagi yang harus Jiang Luoli perjuangkan dengan susah payah? Tuhan tahu, tujuan utamanya dalam hidup adalah menjadi kutu beras yang bahagia tanpa perlu melakukan apapun dan bisa makan, tidur, hingga bermain dengan baik selamanya tanpa kekurangan.     

Qiao Mianmian teringat pada Mo Shixiu dan hatinya sedikit tersenyum. Ia terdiam sesaat, lalu menjawab, "Ada seorang kakak laki-laki."     

"Kakak? Bagus, kakak," gumam Jiang Luoli sambil tersenyum, "Saudara, apakah itu saudara kandung dari rahim satu ibu yang sama?"     

"Hm, saudara kandung," jawab Qiao Mianmian, lalu diam-diam menambahkan di dalam hatinya, Dewa pria lainnya.     

"Pernahkah kau bertemu dengannya? Tampan tidak? Penampilannya baik tidak? Apakah setingkat dengan dewa priaku?" tanya Jiang Luoli lagi.     

Qiao Mianmian memikirkannya dengan hati-hati sebelum menjawab, "Cukup tampan, penampilannya juga cukup baik, dan untuk standarnya…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.