Meskipun Kau Adalah Wanita, Aku Juga Akan Memukulmu!
Meskipun Kau Adalah Wanita, Aku Juga Akan Memukulmu!
Ekspresi Qiao Chen terlihat begitu marah hingga wajahnya pucat. Tinjunya mengepal dan seluruh tubuhnya gemetar. Kalau bukan karena Qiao Chen sejak dulu tidak pernah memukul seorang wanita, ia pasti sudah meninju wajah Shen Rou.
Qiao Chen dipermalukan dengan tanpa alasan seperti ini. Bahkan, jika ia bukan seseorang dengan temperamen yang suka menimbulkan masalah, amarahnya juga sudah tidak bisa ditahan.
Selain itu, Shen Rou juga menyebutkan nama Qiao Mianmian sekarang.
Hal yang paling tidak bisa ditoleransi oleh Qiao Chen adalah saat seseorang mempermalukan kakak perempuannya. Ini bahkan lebih tak tertahankan baginya daripada memarahinya secara langsung.
Qiao Chen memperingatkan, "Nona bermarga Shen, mulutmu jangan hanya berkata sembarangan. Apa yang kakakku perbuat padamu? Aku beritahu kau, aku bisa menahannya jika kau mempermalukanku. Tapi, jika kau berani memarahi kakakku, meskipun kamu perempuan, aku juga akan tetap memukulmu!"
"Kakakku seratus kali lebih baik daripada kau, wanita bermulut kotor. Kau sama sekali tidak punya hak untuk membicarakannya. Selain itu juga…" Qiao Chen menarik napas dalam-dalam, mengepalkan tangannya dengan erat, dan matanya menatap tajam ke arah Shen Rou dengan marah.
Qiao Chen menggertakkan gigi dan berkata, "Aku sama sekali tidak tertarik pada keluarga Shen kalian. Apa yang disebut keluargamu sebagai reputasi tidak ada artinya bagiku. Kau pikir semua orang sama denganmu, menganggap hal-hal tidak ada artinya ini begitu penting?"
"Karena adikmu sudah bertunangan, suruh dia untuk pergi dengan tenang di masa depan dan jangan menggangguku sepanjang hari. Dari tahun pertama sampai tahun ketiga sekolah, aku sangat kesal padanya. Jangan mengatakan apa-apa tentang aku ingin memanjat cabang-cabang tinggi keluarga Shen kalian. Bahkan jika semua perempuan di dunia mati, aku juga tidak akan melihat keluarga Shen kalian lagi."
Qiao Chen juga sangat marah. Ia sama sekali tidak tertarik pada Shen Xin. Gadis menyebalkan inilah yang mengganggunya sepanjang hari dan bersikeras memintanya menjadi pacarnya. Sekarang Qiao Chen masih dihina sebagai pengemis oleh kakak perempuannya. Jelas ia sangat marah hingga dengan mudah berbicara sembarangan.
Segera setelah selesai berbicara, Qiao Chen melihat bahwa mata Shen Xin penuh dengan air mata dan bibirnya yang merah tergigit. Shen Xin menatapnya dengan tatapan terluka. Ia berkedip, lalu air mata jatuh dari sudut matanya hingga jatuh di wajahnya yang putih, halus, dan cantik. Matanya menunjukan ketidakpercayaan. Seakan-akan ia tidak berani percaya bahwa Qiao Chen akan mengatakan hal-hal itu.
Saat Qiao Chen menatap Shen Xin, ia tercengang. Kekecewaan dan kekesalan muncul di hatinya tanpa alasan. Ia sedikit menyesal mengatakan hal yang sembarangan barusan. Meskipun Qiao Chen telah menolak Shen Xin berkali-kali, ini adalah pertama kalinya ia berbicara dengan sangat buruk.
Wanita yang sangat menawan seperti itu pasti tidak dapat menerima perkataan ini. Qiao Chen juga tahu bahwa perkataannya yang seperti itu pasti sangat menyakitkan. Saat Shen Xin menangis, hatinya merasa sedikit menyesal. Tapi, setelah ia berpikir lagi, seperti ini juga bagus.
Qiao Chen akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memperjelas semuanya. Karena Shen Xin tidak menganggap penolakan halus Qiao Chen sebelumnya, mungkin lebih baik dengan mengatakan hal yang sedikit tidak enak didengar. Bagaimanapun, Shen Xin adalah anak perempuan yang terbiasa manja. Jika Qiao Chen tidak berkata begitu, Shen Xin masih terus menjeratnya hingga tidak memiliki harga diri.
Memikirkan hal ini, Qiao Chen mengepalkan tinjunya dan berkata, "Shen Xin, tolong lepaskan aku dan berhenti menggangguku lagi. Aku tidak ingin menempel pada reputasi 'keluarga mulia Shen' kalian. Aku juga tidak ingin terlibat di antara hubunganmu dan tunanganmu."
"Aku tidak punya tunangan," kata Shen Xin sambil menangis. Ia bisa melihat bahwa Qiao Chen kali ini benar-benar kesal dan benci padanya. Di masa depan, Qiao Chen benar-benar tidak akan peduli padanya lagi.
"Itu bukan urusanku," Qiao Chen berkata dengan acuh tak acuh, "Di masa depan, jika kau mengganggu aku lagi, aku tidak akan bersikap baik padamu lagi."
Shen Xin menggigit bibirnya dengan erat. Ia tidak dapat berbicara dan diam-diam air matanya terus mengalir.