Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Apa Tujuanmu Sebenarnya?



Apa Tujuanmu Sebenarnya?

0Sepasang mata Gong Zeli yang awalnya menatap lembut menjadi penuh amarah dan ada kabut menutupi wajahnya, "Aku janjian makan dengan teman di sini."      

Shen Rou mengerutkan bibir bawahnya, "Zeli, lepaskan aku. Aku tidak melakukan hal yang baik dan salah paham dengan adiknya Mianmian. Sekarang jika aku harus naik ke atas panggung, itu juga sudah seharusnya."     

Mata tajam Gong Zeli tertuju pada wajah Qiao Mianmian saat ia berkata pada Shen Rou, "Sekalipun kau membuat kesalahan, kau tidak bisa meminta maaf secara langsung dan harus naik ke panggung? Ini bukan permintaan maaf, tapi penghinaan. Aku ingin tahu, siapa yang meminta untuk meminta maaf di atas panggung?"     

Shen Rou melirik Qiao Mianmian dan merapatkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara.     

"Ternyata itu kau," Gong Zeli menatap Qiao Mianmian dengan semakin dingin dan ada rasa jijik yang tak tersembunyi matanya, "Aku tahu, wanita ini tidak mudah. Kau mencoba untuk membingungkan A Si dan tiba-tiba menikah denganmu. Sekarang , kau menghasut hubungan antara Mo Yesi dengan teman-teman kami. Apa tujuanmu sebenarnya?"     

Tak berhenti sampai di sana, Gong Zeli melanjutkan, "Qiao Mianmian, apa kau benar-benar berpikir bahwa karena ada A Si yang melindungimu, aku tidak berani memukulmu?"     

Begitu Gong Zeli selesai berbicara, kepalan tangan Mo Yesi mengenai wajahnya. Gong Zeli dipukul dengan ganas hingga terbaring di lantai.     

"Ah...!" Shen Rou berteriak keras karena ketakutan dan bergegas berjongkok untuk membantu Gong Zeli.     

Ketika Shen Rou melihat mata Gong Zeli dipukul hingga bengkak, ia membelalakkan matanya dan mengangkat kepalanya untuk melihat Mo Yesi dengan tatapan tidak percaya, "A Si, kau benar-benar memukul ke Zeli. Bagaimana bisa kau melakukan ini?"     

Mo Yesi tampak acuh tak acuh saat berkata pada Gong Zeli, "Qiao Mianmian adalah istriku. Jika kau ingin menyentuhnya, aku akan menghancurkanmu lebih dulu,"     

Satu tangan Gong Zeli menutupi matanya yang bengkak dan ia berdiri perlahan sambil menahan rasa pusing di kepalanya. Ia memiliki wajah yang sangat tampan. Ini adalah jenis ketampanan yang jahat dan glamour. Tetapi, kali ini wajah lembut dan tampan Gong Zeli terlihat sedikit lucu dan juga sedikit memalukan. Citra seorang anak bangsawan sebelumnya telah hilang tak bersisa sama sekali.     

Dengan pukulan, Mo Yesi tidak menunjukkan belas kasihan. Ketika Gong Zeli berada di depannya, pria itu berulang kali tidak menghormati Qiao Mianmian serta mengucapkan kata-kata kasar dan keterlaluan itu. Mo Yesi pun tidak lagi menganggapnya sebagai saudara. Saudaranya tidak akan melakukan hal bajingan seperti itu. Bahkan, bagaimana dengan persahabatan selama lebih dari sepuluh tahun?     

Mo Yesi meletakan kesayangannya di dasar hatinya. Ia tidak akan rela kesayangannya menderita dan siapapun juga tidak dapat menindas Qiao Mianmian. Bahkan, meskipun itu adalah saudara laki-lakinya, Mo Yesi marah.     

Terlebih lagi, Gong Zeli telah menindas Qiao Mianmian di depan Mo Yesi berkali-kali seperti ini. Bisa dibayangkan jika ia tidak ada di masa depan, apakah sikap Gong Zeli akan bertambah buruk? Jika ia tidak memberi Gong Zeli pelajaran, itu hanya akan membuat Gong Zeli semakin tidak bermoral.     

Mo Yesi sama sekali tidak menyesali pukulan ini. Ia bahkan masih ingin menghujamkan beberapa tinjuan kepada Gong Zeli dan mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan.      

Dibandingkan dengan keterkejutan Shen Rou, Gong Zeli terlihat tak kalah terkejut. Pukulan itu membuatnya sedikit linglung. Setelah Gong Zeli bangkit dari lantai, butuh waktu lama sebelum ia perlahan pulih. Rasa sakit di matanya mengingatkannya bahwa Mo Yesi benar-benar memukulnya barusan.     

Mereka, keempat bersaudara, telah saling mengenal sejak masih kecil. Gong Zeli kemudian masuk ke grup 'empat sekawan' itu. Jika dihitung dengan cermat, dirinya dan Mo Yesi sudah saling kenal selama 15 tahun penuh. Persahabatan selama lima belas tahun juga bisa dianggap cukup kuat.     

Mereka semua bukan saudara kandung, tetapi hampir dalam tingkat yang sama. Beberapa dari mereka adalah anak laki-laki. Wajar saja jika mereka tumbuh besar dengan berkelahi dan membuat onar.     

Ini bukan pertama kalinya Gong Zeli dan Mo Yesi saling memukul. Tetapi, ini tidak sama. Pukulan kali ini berbeda dari sebelum-sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.