Kali Ini adalah Peringatan
Kali Ini adalah Peringatan
Kali ini, Mo Yesi benar-benar marah dan meninju Gong Zeli dengan kejam. Mo Yesi memukul saudara yang hubungannya paling dekat dengannya demi seorang wanita yang belum lama dikenalnya dan membuatnya bingung hingga tiba-tiba menikahinya.
Gong Zeli memegangi matanya yang bengkak dan perlahan mengangkat kepalanya. Ia menatap Mo Yesi dengan mata marah dan kecewa untuk sementara waktu, lalu menatap Qiao Mianmian yang berdiri di samping Mo Yesi. Tiba-tiba bibirnya terangkat dan ia tersenyum mencibir.
Gong Zeli tersenyum dengan dingin dan suaranya kedengarannya agak tidak bisa dijelaskan, "Mo Yesi, apakah kau akan menghapus saudaramu demi wanita ini?"
Mo Yesi menatap Gong Zeli dengan tenang dan menjawab, "Saudaraku tidak mungkin melakukan apa yang kau lakukan."
"Jadi, maksudmu kau tidak menganggapku sebagai saudara sekarang? Kau ingin menghapus hubungan denganku?" Gong Zeli menggertakkan gigi.
"Ini adalah pilihanmu sendiri," kata Mo Yesi dengan wajah yang acuh tak acuh dan suara yang ringan, "Kali ini adalah peringatan. Lain kali, masalahnya tidak akan sesederhana itu."
Gong Zeli bertanya dengan tidak percaya, "Persahabatan kita selama lebih dari sepuluh tahun hanyalah sampah di matamu?"
"Jika bukan karena sepuluh tahun lebih persahabatan ini, apakah kau pikir kau bisa berdiri seperti sekarang?" Mo Yesi balik bertanya dengan suara yang masih sangat ringan, tetapi dengan sedikit tambahan kesan dingin, "Gong Zeli, ini terakhir kali aku memperingatkanmu. Bersikap sopanlah pada istriku."
Rasa dingin dan keterasingan di mata Mo Yesi membuat Gong Zeli mengerti bahwa pria itu benar-benar ingin menarik garis batas dengannya. Mo Yesi benar-benar tidak peduli dengan persahabatan mereka selama lebih dari sepuluh tahun.
Mo Yesi telah terpesona oleh wanita bernama Qiao Mianmian. Di mata Mo Yesi, saudara laki-laki bukan apa-apa baginya. Sekarang, Qiao Mianmian adalah harta dan kesayangannya. Orang lain tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.
Hati Gong Zeli menjadi sedikit dingin saat melihat bahwa masalahnya sudah diputuskan. Ia melihat tatapan Mo Yesi yang sedikit dingin. Setelah beberapa saat, Gong Zeli mencibir, "Bagus sekali. Mo Yesi, aku telah melihat apa yang disebut melupakan teman saat sudah memiliki kekasih. Setelah mengenalmu selama sepuluh tahun lebih, ternyata baru sekarang aku menyadari kau orang yang seperti itu."
"Sialnya, aku dulu sangat buta hingga menyebutmu orang yang tidak berperasaan selama bertahun-tahun. Oke... Karena menurutmu kita tidak perlu menjadi saudara lagi, maka kita bukan saudara lagi di masa mendatang," kata Gong Zeli.
Wajah Shen Rou berubah ketika ia mendengar ini dan buru-buru membujuk, "Zeli, jangan bertindak gegabah…"
Gong Zeli mencibir, "Aku sama sekali tidak gegabah. Rourou, apakah kau masih tidak melihatnya? Dia bukan lagi A Si yang kita kenal sebelumnya. Sekarang, selain wanita di sebelahnya, siapa lagi yang ada di hatinya?"
"Persaudaraan dan persahabatan yang kita anggap sebagai hubungan mendalam hanyalah sampah di matanya dan bisa dilepaskan kapan saja. Dia bisa menginjak-injak harga dirimu untuk wanita ini dan memukulku. Apakah menurutmu kita masih perlu memiliki persahabatan yang dalam dengan orang seperti itu?" lanjut Gong Zeli.
Mata Shen Rou memerah dan air mata mengalir dari sudut matanya. Ia menggigit bibirnya dengan erat dan tidak mengatakan apa-apa.
Benar, Mo Yesi yang sekarang tidak lagi seperti yang dulu. Mo Yesi yang sekarang membuatnya merasa sangat asing. Ketika Shen Rou sangat marah dan sedih, ia juga berpikir untuk tidak memedulikan Mo Yesi lagi. Tetapi, bagaimana bisa ia benar-benar mengabaikan Mo Yesi?
Mo Yesi adalah pria yang Shen Rou sukai selama lebih dari 20 tahun. Mo Yesi sudah menjadi orang terpenting dalam hidupnya. Bagaimana bisa ia menyerah begitu saja?
Terlebih lagi, Shen Rou tidak akan pernah rela untuk mundur seperti ini. Ia masih belum berusaha keras dan menyerah seperti ini. Itu juga terlalu murah untuk kalah dari Qiao Mianmian.