Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Melahirkan Seorang Anak yang Tidak Tahu Malu dan Mengecewakanmu



Aku Melahirkan Seorang Anak yang Tidak Tahu Malu dan Mengecewakanmu

1"Selain kakak perempuanku, kau adalah orang favoritku nomor dua di dunia ini. Kakak Ipar, terima kasih!"     

"....." Paman Li hanya terdiam dan membatin, Adik laki-laki Nyonya Muda ini sangat bisa menyanjung orang. Lihatlah betapa bahagianya Tuan Muda saat disanjung.     

Paman Li tiba-tiba menyadari bahwa sejak Mo Yesi menikah, ia lebih banyak menunjukkan senyum selama pernikahannya dibandingkan dengan sepuluh tahun terakhir. Bahkan, sangat sulit melihat Tuan Muda Mo tersenyum setahun sekali. Meskipun latar belakang keluarga Qiao agak sedikit kekurangan dan tidak sesuai dengan keluarga Mo, namun, Qiao Mianmian bisa membuat Mo Yesi senang dan begitu bahagia. Kekurangan lainnya juga dapat diabaikan saja, selama Tuan Muda Mo memiliki kehidupan yang baik.     

Bagaimanapun, ini hanyalah pemikiran Paman Li sendiri. Ia khawatir jika Nyonya Besar Mo yang sangat memperhatikan status keluarga mungkin akan sangat tidak puas dengan latar belakang keluarga Qiao Mianmian.     

———     

Orang yang keluar untuk menjemput Qiao Mianmian adalah seorang bibi dari keluarga Su. Sama seperti Ibu Su, bibi ini sangat menyukai Qiao Mianmian dan telah lama menganggap Qiao Mianmian sebagai nyonya muda keluarga Su. Mengetahui bahwa Qiao Mianmian dan Su Ze putus, dia merasa sangat menyayangkan.     

"Nona Qiao, apakah kau benar-benar putus dengan Tuan Muda?" tanya bibi itu. Dari nada suaranya, ia terdengar merasa kehilangan dan penyesalan, "Nona sudah saling kenal dengan Tuan Muda selama bertahun-tahun dan hubungan itu selalu sangat baik. Mengapa kalian tiba-tiba putus?"     

Qiao Mianmian tidak menjelaskan terlalu banyak, tapi hanya berkata dengan acuh tak acuh, "Jika tidak cocok, akhirnya akan putus. Bibi Song, apakah Su Ze ada di rumah?"     

"Tuan Muda ada di sini," jawab Bibi Song. Setelah selesai berbicara, ia tiba-tiba memikirkan sesuatu dan kemudian berkata, "Oh, ya, Nona Qiao. Adikmu juga ada di sini."     

Bibi Song masih belum tahu apa yang terjadi di ruang tamu. Ia merasa sedikit aneh dengan kunjungan mendadak Qiao Anxin. Nona Qiao kedua dari keluarga Qiao ini jarang datang ke rumah Su sendirian dan ia tidak tahu apa yang Qiao Anxin lakukan kali ini.     

Qiao Mianmian menghentikan langkahnya saat mendengar bahwa Qiao Anxin ada di sana. Ia tidak bisa menahan diri dan mengerutkan kening, "Ada Qiao Anxin?"      

Bibi Song mengangguk, "Iya. Saat ini, dia dan Tuan Muda sedang berbicara dengan Nyonya Besar di ruang tamu. Aku juga tidak tahu apa yang baru saja terjadi, tapi barusan Nyonya Besar menjatuhkan sebuah cangkir dan sangat marah. Kabarnya, Nona Kedua Qiao sepertinya membuatnya terkejut hingga menangis. Padahal, Nyonya Besar selalu bersikap sangat baik dan saya sangat jarang melihatnya marah meskipun hanya sekali. Aku tidak tahu siapa yang menyebabkannya."     

Qiao Mianmian mengatupkan bibirnya dan hanya terdiam. Kemungkinan Ibu Su menjadi sangat marah karena sudah tahu bahwa Su Ze dan Qiao Anxin bersama. Meskipun Ibu Su menyayangi Su Ze, ia jelas bukan seseorang yang tidak bisa membedakan benar dan salah. Ibu Su pasti sangat marah saat mengetahui bahwa Su Ze berselingkuh.     

Qiao Mianmian melihat sepasang bajingan, Su Ze dan Qiao Anxin, di ruang tamu. Keduanya bahkan sangat berdekatan satu sama lain, seperti bayi kembar siam. Qiao Anxin tampak sedang menangis dan matanya memerah, sedangkan Su Ze menyeka air matanya di wajahnya dengan sapu tangan secara lembut.     

Penampilan Su Ze yang seperti pria baik, lembut, dan perhatian itu membuat Qiao Mianmian sejenak merasa jijik. Sebaliknya, wajah ibu Su terlihat begitu dingin. Matanya masih menunjukkan amarah dan ekspresi wajahnya juga masih sangat buruk.     

"Nyonya Besar, Tuan Muda, Nona Qiao sudah datang," Bibi Song memberitahu dengan suara lantang.     

Ibu Su segera mengangkat kepalanya. Ketika ia melihat Qiao Mianmian, matanya sejenak menjadi cerah sebelum kemudian langsung kembali memerah. Ia pun memanggil, "Mianmian."     

Ibu Su bangkit dan berjalan menuju Qiao Mianmian, berjalan mengelilingi gadis itu, dan memeluknya. Lalu, ia menangis sambil berkata, "Keluarga Su kami sangat meminta maaf padamu. Aku melahirkan seorang anak yang tidak tahu malu dan mengecewakanmu."     

Qiao Mianmian terhenyak mendengar perkataan Ibu Su. Saat ia melihat Ibu Su menangis dengan sangat sedih, hatinya tidak tahan sehingga ia menepuk punggung Ibu Su dengan lembut sambil menenangkan, "Bibi Su, jangan menangis. Aku tidak menyalahkanmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.