Istrimu Ini Memiliki Mulut yang Manis, Ya
Istrimu Ini Memiliki Mulut yang Manis, Ya
Mo Yesi menyentuh kepala Qiao Mianmian dengan penuh kelembutan di depan umum dan kemudian berkata, "Ibu, Nenek. Ini adalah istriku, Qiao Mianmian. Kami telah mencatatkan pernikahan kami. Hari ini aku membawanya kembali untuk bertemu dengan kalian."
Ada keheningan selama beberapa detik. Setelah Mo Yesi selesai memperkenalkan identitas Qiao Mianmian sebagai istrinya, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Mo Yesi juga tidak terlalu peduli dan dengan tenang memperkenalkan pada Qiao Mianmian, "Mianmian, ini adalah nenekku."
Qiao Mianmian mengikuti arah pandangan Mo Yesi dan menatap wanita tua dari keluarga Mo itu. Ia seketika terdiam dan menarik napas dalam-dalam, lalu menyunggingkan senyuman manis dari sudut bibirnya dan berbicara dengan manis, "Halo, Nenek."
Wanita tua itu menyipitkan matanya sedikit. Ia melihat Qiao Mianmian dari bawah ke atas, lalu dari atas ke bawah. Ia memperhatikan dengan hati-hati, kemudian sebuah senyuman penuh rasa puas muncul di wajahnya.
Seorang gadis yang rapi dan bersih. Melihatnya begitu menyenangkan. Wanita tua itu awalnya sudah menyukai Qiao Mianmian dua atau tiga poin. Kemudian, ia tidak bisa menghentikan senyumnya ketika mendengar Qiao Mianmian memanggilnya 'Nenek'.
"Anak baik," kata wanita tua dengan suara lembut sambil melambai arah ke Qiao Mianmian, "Kemarilah dan biarkan Nenek melihatmu lebih jelas lagi."
Qiao Mianmian menoleh dan bertanya pada Mo Yesi dengan menggunakan isyarat tatapan mata. Mo Yesi menyentuh kepalanya lagi dengan manja dan berbisik, "Pergilah. Nenek menyukaimu, jadi jangan takut. Pergilah dan biarkan dia melihatmu baik-baik."
Wanita tua dari keluarga Mo menyukaiku? Qiao Mianmian hanya bisa menghela napas lega. Ibarat kata sedang wawancara kerja, ia bagaikan mendapat pengakuan dari salah satu pewawancara yang memiliki kekuatan terbesar untuk berbicara.
Seluruh tubuh Qiao Mianmian menjadi sangat santai dan tidak segugup sebelumnya. Ia mengangguk ke arah Mo Yesi dengan ringan dan menarik napas dalam-dalam, lalu melepaskan tangan Mo Yesi dan berjalan perlahan menuju wanita tua itu. Begitu Qiao Mianmian mendekat, wanita tua itu meraih tangannya dan melihatnya dari ujung kepala sampai ujung kaki lagi.
Senyum di wajah wanita itu terlihat semakin puas dan ia memuji, "Astaga, penampilan gadis ini benar-benar sangat menawan."
Nenek Mo melihat kulit di wajah Qiao Mianmian yang sangat lembut, seakan bisa robek jika diterpa angin. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memuji, "Kulitnya juga sangat bagus. Bagaimana bisa tumbuh besar dengan kulit yang begitu putih? Tidak ada orang yang berkulit begitu putih di keluarga Mo. Kebetulan kau menikah dengan A Si da bisa memperbaiki gen keluarga Mo."
Qiao Mianmian tersipu malu karena dipuji. Ia juga bisa melihat bahwa wanita tua itu sepertinya menyukainya. Awalnya, ia mengira bahwa para tetua dari keluarga besar semacam ini tidak mudah bergaul. Tetapi, ia tidak menyangka bahwa wanita tua itu adalah orang yang sangat ramah. Rasa gugup Qiao Mianmian perlahan mulai merasa dan ia juga tidak lagi panik seperti saat pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini.
Saat Qiao Mianmian berhadapan dengan senyum wanita tua itu yang lembut dan penuh kasih, ia merasa seperti melihat neneknya sendiri. Tiba-tiba, ia merasa sangat akrab. Qiao Mianmian segera merasa santai dan meraih tangan wanita tua itu sambil berkata dengan manis, "Kulit Nenek juga sangat putih dan Nenek terlihat sangat muda, sama sekali tidak seperti nenek. Jika bukan karena Mo Yesi yang memperkenalkan sebelumnya, aku masih mengira Nenek adalah bibinya."
Jejak sanjungan sudah jelas terdengar. Tetapi, wanita tua itu mendengarkan dengan sangat nyaman. Ia tersenyum miring dan menepuk tangan Qiao Mianmian dengan ringan, lalu menoleh dan berkata kepada Mo Yesi, "A Si, lihat. Istrimu memiliki mulut yang manis. Di mana kau menemukan menantu yang manis dan begitu menyenangkan seperti ini?"