Semua Waktu Pribadi Milikmu
Semua Waktu Pribadi Milikmu
Mo Yesi tersenyum dan menjelaskan, "Aku baru saja mengambil alih perusahaan belum lama ini dan aku perlu mengurus banyak hal secara pribadi, tapi jangan khawatir. Tunggu setelah selesai dari kesibukan di bulan ini, nanti aku tidak akan begitu sibuk. Aku akan berusaha meluangkan lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu menemanimu."
"...Aku tidak bermaksud begitu," gumam Qiao Mianmian dengan agak malu. Perkataan ini membuat Qiao Mianmian terdengar seolah sedang mengeluh bahwa Mo Yesi tidak punya waktu untuk menemaninya.
"Kau tidak bermaksud begitu, tapi aku ingin lebih sering menemanimu," kata Mo Yesi sambil menatap Qiao Mianmian dengan lembut, "Sayang, apakah kau ingin menghabiskan lebih banyak waktu di sisiku dan bersama denganku?"
Di bawah tatapan Mo Yesi yang terfokus dan lembut, jantung Qiao Mianmian berdegup kencang dan wajahnya mulai memanas. Tanpa menunggu jawabannya, Mo Yesi mengaitkan bibirnya lagi. Suaranya menjadi lebih dalam dan lebih memikat, "Aku harap begitu. Meskipun aku tidak bisa bersamamu sepanjang waktu, aku berjanji bahwa selain waktu kerja, nantinya semua waktu pribadiku menjadi milikmu."
Jantung Qiao Mianmian berdegup semakin kencang. Ia merasa wajahnya seperti akan terbakar. Mo Yesi… Bagaimana bisa orang ini begitu menggoda? Apakah dia benar-benar tidak tahu perkataannya ini bisa membuat hati luluh? Qiao Mianmian tidak bisa menahan serangan lembut seperti itu.
Mo Yesi sepertinya tidak menyadari betapa menarik dan menggodanya dirinya. Ia juga menunjukkan senyum menawan dan bertanya di telinga Qiao Mianmian sambil berbisik dengan suara rendah dan menyihir, "Sayang, menurutmu oke atau tidak?"
Qiao Mianmian merasa telinganya terasa sangat nyaman. Kepalanya menjadi pusing. Ia merasa bahwa pria ini sengaja melakukannya.
Di hadapan Qiao Mianmian, Mo Yesi sengaja menampilkan pesona maskulinnya. Qiao Mianmian bukan seorang nymphomaniac (wanita yang memiliki gairah berlebihan terhadap pria) yang tidak bisa menahan diri dari pria yang penuh hormon seperti Mo Yesi. Namun, ia merasa linglung dibuatnya.
Seolah-olah kepala ini bukan miliknya sendiri, Qiao Mianmian mengangguk tanpa sadar dan menjawab dengan sikap yang patuh, "Oke."
"Gadis baik."
Mo Yesi tersenyum ringan, memegangi wajah putih dan lembut Qiao Mianmian dengan tangan besar yangnya hangat, lalu menundukkan kepalanya untuk mencium bibir lembut wanita kecil itu. Awalnya itu hanya sebuah ciuman singkat. Namun, setelah Mo Yesi merasakan rasa manis di bibir Qiao Mianmian, ia sedikit tidak bisa mengontrol diri dan mau tidak mau memperdalam ciuman ini. Ciuman ringan pun lambat laun menjadi ciuman yang dalam. Ciuman singkat berubah menjadi ciuman panjang dan panas.
Qiao Mianmian awalnya sudah sedikit tidak bertenaga. Setelah ciuman Mo Yesi yang dalam dan panas, seluruh tubuhnya terasa kelelahan. Ia semakin tidak bertenaga dan roboh di pelukan Mo Yesi. Pipinya merona merah karena ciuman itu, matanya kabur, dan napasnya terengah-engah.
Mo Yesi menundukan kepala dan menyentuh ujung hidung Qiao Mianmian. Napasnya juga berderu sedikit cepat. Tangan besar dan panas Mo Yesi masih memegangi wajah mungilnya yang halus.
Mo Yesi menunduk untuk melihat gadis dengan pipi memerah dan bibir merah di lengannya yang baru saja diciumnya. Matanya agak dalam dan menakutkan. Di bagian bawah matanya, ada cahaya api yang samar-samar membara.
Kulit putih Qiao Mianmian seperti buah persik yang matang dan memancarkan keharuman yang menggoda. Ujung jari Mo Yesi perlahan mengusap kulit lembutnya. Ia benar-benar ingin… memakannya hingga habis dalam satu gigitan.
Suasana dalam ruangan agak memesona dan ada napas ambigu yang membaur di udara. Namun, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. Mo Yesi menarik napas dalam-dalam dan menekan rasa panas di tubuhnya, lalu berbicara dengan tergagap, "Siapa?"