Semua Pria adalah Playboy
Semua Pria adalah Playboy
Wanita yang barusah penuh kecemburuan dan mulut marahnya yang kasar benar-benar tidak seperti putri orang kaya. Meskipun sikap tidak masuk akal Shen Rou tidak begitu berlebihan, ekspresi wajahnya penuh rasa cemburu juga sangat buruk. Tidak peduli seberapa bagus latar belakang Shen Rou dan betapa cantik penampilannya, citra aslinya akan sangat berkurang begitu kecemburuan yang muncul di dalam hatinya kembali ditunjukkan lagi.
Qiao Mianmian tidak bisa menahan sedikit amarah pada Mo Yesi saat memikirkan bahwa semua ini terjadi karena pria itu. Jelas-jelas Mo Yesi yang memilihnya, namun mengapa dirinya yang menerima amarah orang lain? Hati Qiao Mianmian terasa tidak nyaman. Ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan teks kepada Mo Yesi.
| Qiao Mianmian: Semua pria adalah playboy, huh.
———
Mo Yesi yang sedang bekerja di ruang kerja mendengar ponselnya bergetar. Ia menundukan kepala dan melihat ada pesan teks masuk dari Qiao Mianmian. Mo Yesi melepaskan tangannya yang memegang tetikus dan mengangkat ponselnya. Begitu ia membuka teks itu, ia melihat tulisan: 'Semua pria adalah playboy, huh'.
"....." Mo Yesi terdiam. Ia tidak mengerti apa maksud kalimat ini sehingga ia langsung menjawab dengan rasa ingin tahu untuk bertanya. Di sana, Qiao Mianmian juga langsung membalasnya dalam beberapa detik.
| Mo Yesi: ?
| Qiao Mianmian: Mo Yesi, apakah kamu menyukaiku?
Mo Yesi tertegun sejenak melihat balasan ini. Ia mengambil ponselnya dan membaca pesan teks yang dikirim Qiao Mianmian berulang kali, bertanya-tanya mengapa Qiao Mianmian tiba-tiba bertanya seperti ini.
Mungkin karena Mo Yesi memikirkan terlalu lama, Qiao Mianmian menunggu dengan tidak sabar. Sebelum Mo Yesi bisa membalas, ia mengirim pesan teks lain. Mo Yesi mengerutkan kening.
| Qiao Mianmian: Lupakan. Lebih baik kau tidak usah membalasnya. Anggap saja aku tidak menanyakan apapun.
| Mo Yesi: Kau kenapa?
| Qiao Mianmian: Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Kau bisa terus sibuk dengan pekerjaanmu saja. Jangan pedulikan aku.
Mo Yesi menatap ponselnya selama beberapa detik, lalu mengangkat matanya dan mengarahkan pandangannya ke arah dokumen yang belum diurus. Setelah berpikir sejenak, ia memilih menutup laptopnya. Mo Yesi segera bangkit dan berjalan menuju pintu.
Mo Yesi merasa ada yang tidak beres dengan Qiao Mianmian. Saat ini, Qiao Mianmian seharusnya sedang tidur. Tapi, tiba-tiba Qiao Mianmian mengirimkankan pesan teks padanya dan menuliskan beberapa kata yang aneh. Mo Yesi jadi merasa tidak tenang dan harus pergi melihat Qiao Mianmian.
Mo Yesi berjalan ke pintu dan membuka pintu. Ia langsung melihat Paman Zhang yang berdiri di luar dan mengulurkan tangan, tampak seperti akan mengetuk pintu. Melihatnya, Paman Zhang segera memanggil dengan hormat, "Tuan Muda Kedua."
Mo Yesi bertanya dengan lembut, "Paman Zhang, ada masalah apa?"
Paman Zhang mengangguk dan menyampaikan kejadian yang baru saja dilihatnya, "Tuan Muda Kedua, saya baru saja melihat Nona Shen keluar dari kamar Tuan. Wajah Nona Shen tampak tidak menyenangkan. Saya khawatir dia dan Nyonya Muda bertengkar hingga membuat Nyonya Muda tidak senang, jadi saya datang untuk memberitahu Tuan."
Sebenarnya, Paman Zhang tidak khawatir Shen Rou dianiaya. Ia mengkhawatirkan Qiao Mianmian.
Dari para tetua keluarga Mo hingga para pelayan, siapa yang tidak tahu bahwa Shen Rou menyukai Tuan Muda Kedua? Shen Rou terlahir mulia, terlihat baik, dan sekarang sudah cukup umur untuk menikah. Entah berapa banyak orang tepatnya yang ingin menikah dengan nona keluarga Shen.
Dari tahun ke tahun, semakin banyak orang yang diperkenalkan pada Shen Rou. Di antara pria yang dikenalkan padanya, ada banyak putra kaya dengan kondisi luar biasa. Tetapi, ia menyingkirkan mereka semua. Shen Rou bahkan belum pernah melihat mereka sebelumnya, jadi ia langsung menolaknya. Itu bukan karena hanya ada Mo Yesi di hatinya, melainkan karena orang yang ingin menikahinya juga hanya tuan muda kedua mereka.