Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Membiasakan Kedekatannya



Membiasakan Kedekatannya

1Ekspresi terkejut muncul di wajah Ibu Mo. "Bu, apa yang Ibu katakan pada Rourou?"     

"Tentu saja aku memintanya untuk mencari pria baik lain dan berhenti mengharapkan A Si kita."     

"Bu, Ibu…"     

Ibu Mo menjadi sedikit cemas saat mendengar jawaban Nenek Mo. Ia tidak tahu apa yang dikatakan wanita tua itu. Tetapi, itu pasti jelas bukan hal yang baik. Jika tidak, tidak mungkin juga Shen Rou mengatakan bahwa ia ada urusan tadi sore dan pergi dengan mata memerah.     

Bagaimana jika wanita tua itu mengatakan sesuatu yang sangat menyakitkan dan membuat Rourou sangat sedih? Dan untuk menghilangkan perasaannya pada A Si? pikir Ibu Mo. Ia merasa tidak bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dan lebih cocok untuk putranya selain Shen Rou.     

"Wen Pei!" panggil Nenek Mo.     

Wajah Nenek Mo tenggelam dengan dingin ketika ia melihat Ibu Mo tidak mendengar perkataannya. Wanita tua itu berkata dengan nada serius, "Kau ingat apa yang aku katakan. Mianmian adalah cucu menantu yang aku akui. Aku tidak mengizinkan siapapun untuk mengusiknya dan menghancurkannya. Jika aku menemukannya, jangan salahkan jika aku tidak bersikap sungkan."     

Nenek Mo kemudian berkata lagi, "Setelah masalah penyakit aneh A Si, dia sekarang bisa menemukan wanita yang cocok untuknya. Itu karena Tuhan membuka mata-Nya dan tidak tahan melihat putramu mati sendirian. Kam harus berterima kasih kepada Tuhan."     

Bibir Ibu Mo bergerak-gerak dan ia ingin mencoba membantah. Namun, akhirnya ia tetap menahannya.     

Bersyukur? Apa yang harus aku syukuri? Jika putraku sembuh dari penyakitnya, apa hubungannya dengan Qiao Mianmian? Itu karena disembuhkan oleh dokter, cibir Ibu Mo dalam hati. Tetapi, ia tidak mungkin berani mengucapkan kata-kata ini pada wanita tua itu.     

"Sudahlah. Jangan berdiri di sini dan tertiup angin. Kita kembali saja."     

Nenek Mo sedang berpikir untuk mengadakan perjamuan dan ia sudah tidak sabar ingin segera merencanakannya. Selama bertahun-tahun, ia selalu iri pada keturunan dan cucu orang lain yang bisa menikah dan memiliki anak. Sekarang, akhirnya giliran orang lain yang merasa iri padanya.     

Hanya memikirkannya saja sudah membuat hati Nenek Mo merasa bahagia.     

Hm… Kali ini aku harus mengurusnya dengan baik. Biar orang-orang melihat betapa cantiknya penampilan dan aura cucu menantu perempuanku. Di masa depan, siapa yang masih akan berani mengatakan bahwa cucu kesayanganku itu tidak normal, menyukai pria, atau semacamnya? pikir Nenek Mo.     

———     

Selama perjalanan pulang. Qiao Mianmian memainkan kotak kayu cendana yang diberikan Nenek Mo untuknya. Kotak itu sangat halus dan ukiran yang tercetak di bagian luar sebenarnya diukir dengan emas.     

Begitu Qiao Mianmian melihatnya, ia langsung tahu bahwa kotak itu sangat mahal. Ia belum membuka kotak itu untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Saat kembali, baru aku akan melihatnya, begitu pikir Qiao Mianmian.     

Mo Yesi menunduk untuk menatap Mianmian dan melihat bahwa ia berkali-kali memegang kotak itu dengan tatapan penasaran. Mo Yesi tidak bisa menahan bibirnya dan bertanya, "Ingin tahu apa isinya? Jika kau ingin melihatnya, lihat saja. Apa yang masih kau ragukan?"     

Ketika Qiao Mianmian mengangkat kepalanya, pandangannya tertuju pada dagu Mo Yesi yang dingin dan indah. Saat ia melihat lebih dekat, ada lapisan tipis janggut di dagunya dan ia bisa mencium aroma krim cukur yang Mo Yesi gunakan di pagi hari. Aromanya sangat ringan, sangat harum, dan sangat enak.     

Seluruh tubuh Qiao Mianmian dikelilingi pelukan Mo Yesi. Ia pun bersandar di dada Mo Yesi yang hangat dan kuat. Mo Yesi sekarang sangat suka memeluknya. Begitu ia masuk ke mobil, ia langsung ditarik ke dalam pelukan Mo Yesi.     

Pada awalnya, Qiao Mianmian merasa tidak terbiasa. Sekarang, setelah ia lebih sering dipeluk, ia juga tidak begitu munafik. Bagaimanapun, Qiao Mianmian dan Mo Yesi sudah menikah.     

Dipeluk oleh suamimu sendiri bukanlah hal yang memalukan. Karena Qiao Mianmian telah memutuskan untuk mulai mencoba menerima Mo Yesi, ia harus beradaptasi dengan kedekatan fisik mereka.     

Selain alasan tersebut, tentunya ada alasan lain yang membuatnya sedikit malu. Qiao Mianmian justru menyukai bagaimana rasanya dipeluk Mo Yesi dan dikelilingi oleh napas Mo Yesi. Ia akan merasa sangat tenang dan hangat ketika bersandar di dada Mo Yesi yang kuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.