Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Jangan Pikirkan tentang Itu! Aku Tidak Menginginkannya!



Jangan Pikirkan tentang Itu! Aku Tidak Menginginkannya!

3Mata Mo Yesi sangat dalam dan ketika ia mengatakan hal ini, tatapan matanya sangat lembut. Bahkan, dengan rasa posesif yang sangat jelas di matanya, tatapan lembut seperti itu juga sudah cukup untuk membuat hati tersentuh. Jantung Qiao Mianmian berdetak sangat kencang. Seperti ada perasaan yang terpendam di dalam hatinya dan akan segera meledak.     

"Lalu, bagaimana denganmu?"     

"Hm?"     

Qiao Mianmian menarik napas dalam-dalam dan menatap Mo Yesi, "Kau baru saja mengatakan bahwa aku hanya akan menjadi wanitamu. Bagaimana denganmu…?"     

Mo Yesi mengerti maksud perkataan Qiao Mianmian. Bibir tipisnya yang seksi dan memikat membentuk lengkungan yang menarik. Mo Yesi mencubit dagu Qiao Mianmian dengan lembut dan mengangkat wajahnya. Napas panas dan lembab Mo Yesi berembis di atas bibirnya.     

"Sayang, diriku dan hatiku adalah milikmu seorang. Sepanjang hidup ini."     

Setelah ciuman dalam yang lama, Qiao Mianmian jatuh dengan lembut di pelukan Mo Yesi. Mata suram pria itu menatap bibir Qian Mianmian yang bengkak dan ada bagian tertentu tubuhnya yang sedikit sakit. Awalnya Mo Yesi memiliki keinginan yang kuat terhadap gadis itu. Kadang-kadang, hanya melihat Qiao Mianmian akan membuatnya dan berpikir untuk berubah menjadi binatang buas, apalagi dalam keadaan seperti itu.     

Tubuh halus dan harum Qiao Mianmian berada dalam pelukan Mo Yesi. Bibir halusnya merah dan bengkak karena Mo Yesi. Kini ia menatap Mo Yesi dengan tatapan kabur. Qiao Mianmian bahkan tidak menyadarinya bahwa penampilannya yang seperti ini hanya membuat Mo Yesi tertarik untuk bertindak 'kriminal'.     

Jika bukan karena Qiao Mianmian sedang datang bulan... Apapun yang ia katakan, Mo Yesi tidak akan tahan lagi. Walaupun Mo Yesi sama sekali bukan binatang buas, ia menjadi gila memikirkannya jika ia menginginkan Qiao Mianmian lagi.     

Mo Yesi masih mati-matian menekan keinginan batinnya. Ia memeluk gadis itu dalam pelukannya. Dagunya dengan lembut mengusap puncak kepala Qiao Mianmian dan napasnya masih agak pendek.     

"Sayang, berapa hari kau biasanya datang bulan?" Mo Yesi bertanya dengan suara serak yang sedikit parau. Saat ini, hidangannya hanya bisa dilihat dan tidak bisa dimakan… Perasaan ini terlalu membuatnya menderita.     

Jantung Qiao Mianmian masih berdetak cepat dan belum menjadi stabil. Saat ia merasakan dorongan untuk pindah ke suatu tempat di tubuh Mo Yesi, wajahnya memerah dan ia menjawab sambil berbisik, "Empat atau lima hari."     

"Lama sekali?" sahut Mo Yesi sambil mengerutkan kening, tampaknya tidak puas.     

"....." Qiao Mianmian hanya terdiam dan membatin, Apakah empat atau lima hari termasuk lama? Banyak orang yang mengalaminya selama seminggu.     

Setelah beberapa detik, suara tak berdaya terdengar dari atas kepala Qiao Mianmian, "Baiklah. Aku akan menunggu seminggu lagi. Lain kali, kau tidak akan kedatangan tamu lagi, kan?"     

Qiao Mianmian tidak menjawab, tapi diam-diam memprotes, Apa masih ada tamu lain yang aku miliki?!     

Setelah beberapa detik, suara serak dan rendah Mo Yesi terdengar seperti tertahan. Tiba-tiba pria itu mencondongkan tubuh ke telinga Qiao Mianmian dan berbisik padanya, "Sayang…"     

Mo Yesi melihat wajah Qiao Mianmian langsung memerah dan bahkan telinganya pun ikut merah. Ia tampak ketakutan, matanya terbelalak, dan ia mengulurkan tangan untuk mendorong Mo Yesi dengan rasa malu dan kesal, "Kau... Kau bajingan! Jangan pikirkan tentang itu! Aku tidak menginginkannya!"     

"Sayang…" Mo Yesi tertawa pelan saat melihat daun telinga Qiao Mianmian yang putih dan lembut seperti manik-manik semakin memerah. Ia pun meniup telinga Qiao Mianmian. Ada kebingungan dan bujuk rayu dalam suaranya yang rendah, "Kali ini saja. Anggap saja kau merasa kasihan terhadap suamimu, ya? Apakah kau ingin terus melihat aku begitu menderita?"     

Sesuatu itu sudah siap menyerang. Qiao Mianmian ditarik ke dalam pelukan Mo Yesi dan seluruh tubuhnya duduk di atas tubuh MoYesi. Ia dapat merasakan ketegangan itu dengan sangat jelas.     

Qiao Mianmian benar-benar bisa merasakannya dan tidak ada tanda-tanda bahwa ketegangan itu akan segera menghilang dari sana. Sebaliknya, bagian itu tampaknya telah dirangsang sehingga membuatnya semakin takut. Qiao Mianmian yang sedikit ketakutan pun menggigit bibirnya dan mengeluarkan suara lemah, "Mo Yesi…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.