Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Itu Hanya akan Merusak Hubungan Kalian sebagai Ibu dan Anak



Itu Hanya akan Merusak Hubungan Kalian sebagai Ibu dan Anak

3Jika Qiao Mianmian menolak lagi, itu akan membuatnya jelas terlihat tidak patuh. Ia ragu-ragu dan mengangkat kepalanya untuk melihat Mo Yesi.     

Mo Yesi bertatapan dengan pandangan Qiao Mianmian dan ia berusaha menebak apa yang Qiao Mianmian khawatirkan dalam hati. Lalu, ia menggantikan Qiao Mianmian untuk menjawab, "Tentu saja tidak masalah jika Nenek ingin mengadakan sebuah jamuan dan menggundang orang yang di kenal."     

"Nenek tetapkan waktu, lalu beritahu aku dan Mianmian. Seperti itu juga tidak masalah. Sedangkan untuk urusan makan malam bersama dua keluarga, kami akan memberitahu kalian jika kami telah memutuskan waktunya," kata Mo Yesi lagi.     

"Baiklah. Kalau begitu, kita sepakat seperti ini saja."      

———     

Ibu Mo dan Nenek Mo berdiri di dekat air mancur dan mengamati Rolls-Royce yang perlahan melaju di jalan sampai menghilang ditelan kegelapan malam. Kemudian, Nenek Mo menarik kembali pandangannya dengan tidak rela.     

Begitu Nenek Mo menolehkan kepalanya, ia melirik Ibu Mo di sebelahnya yang juga terlihat tidak puas. Setelah berpikir beberapa saat, Nenek Mo bertanya dengan serius, "Wen Pei, kau kenapa hari ini? Apakah kau punya pendapat tentang Mianmian?"     

Ibu Mo masih tenggelam dalam kesedihan atas kepergian putranya. Namun, ia tiba-tiba tersadar saat mendengar pertanyaan tersebut. Ada sedikit kepanikan di matanya sebelum ia menjawab, "Bu, kenapa Ibu berpikir seperti itu? Aku punya pendapat apa tentang Mianmian?"     

Nenek Mo menatap Ibu Mo lekat-lekat dengan penuh kecurigaan dan bertanya, "Kau benar-benar tidak memiliki pendapat? Lalu, mengapa kau tidak mengambilnya sup ayam akan disajikan Miammian untukmu?"     

"Wen Pei, jangan berpikir untuk memberikan kesulitan kepada menantu perempuanmu yang baru karena kau menjadi ibu mertua. Kau sangat memahami orang seperti apa putramu. Jika kau seperti itu terhadap istrinya, apakah anakmu tidak akan menduga-duga di hatinya?"     

Ibu Mo menjadi tidak senang ketika mendengar kata-kata Nenek Mo ini sehingga ia membalas, "Pendapat apa yang A Si punya? Aku adalah ibunya."     

Mungkinkah A Si akan marah kepada ibu kandungnya sendiri demi satu orang luar? begitu pikir Ibu Mo.     

Nenek Mo mengerutkan keningnya dan ekspresi wajahnya juga menjadi serius. Ia berkata, "Kenapa memangnya jika kau adalah ibunya? Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu tentang tabiat anakmu itu. Jika ada yang benar-benar mengganggu dan membuatnya marahnya, itu hanya akan merusak hubungan kalian sebagai ibu dan anak!"     

"Apakah kau masih belum jelas seperti apa sifat anakmu? Dia tidak mudah menyukai seorang wanita, tapi dia benar-benar mencintainya gadis ini dan dia sendiri sudah sangat berhati-hati. Bahkan, ibu kandungnya sendiri juga tidak bisa menganiaya menantu perempuan," kata Nenek Mo lagi.     

"Wen Pei, jika kau masih ingin hubungan kalian sebagai ibu dan anak tetap baik, cobalah untuk menyukai menantumu dan perlakukan dia dengan lebih baik. Jika hatimu tidak puas, jangan tunjukkan di depan A Si. Kau kira kenapa dia memperlakukanmu lebih dingin daripada sebelumnya? Bahkan aku sebagai wanita tua juga bisa melihat hal ini. Apakah kau benar-benar berpikir bahwa dia tidak bisa melihatnya?"     

Perkataan wanita tua itu membuat ekspresi wajah Ibu Mo langsung berubah. Putranya memang lebih dingin terhadapnya kali ini. Tidak seperti sebelumnya, begitu dekat dengannya saat pulang. Apalagi setelah Ibu Mo sengaja tidak menerima semangkuk sup ayam yang diserahkan Qiao Mianmian, sikap Mo Yesi tiba-tiba menjadi jauh lebih dingin.     

Untuk beberapa saat, Ibu Mo merasa marah dan sedih. Ia juga sedikit bergidik. Hanya karena aku sedikit lebih dingin terhadap istrinya, A Si menunjukkan sikap seperti ini padaku? Apakah ini anak laki-laki yang aku besarkan dan aku cintai selama lebih dari 20 tahun? pikir Ibu Mo.     

Nenek Mo kembali memperingatkan, "Selain itu juga, karena peristiwa besar sekali seumur hidup A Si telah ditetapkan, jangan berpikir untuk melenyapkannya. Aku sudah menjelaskan kepada anak gadis keluarga Shen. Shen Rou sangat mengerti dan agaknya dia juga tidak mungkin memikirkan tentang A Si lagi."     

Nenek Mo melihat semuanya. Ketidakpuasan Ibu Mo terhadap Qiao Mianmian dan keinginannya untuk menjadikan Shen Rou sebagai menantunya, Nenek Mo dapat melihatnya.     

Alasan mengapa Nenek Mo mengatakan begitu banyak hal kepada Ibu Mo adalah di satu sisi untuk memberikan penghiburan dan di sisi lain untuk menegur dan mengingatkan. Nenek Mo sangat puas dengan cucu menantunya sekarang, jadi ia tidak ingin ada orang lain yang memiliki rencana buruk untuk Qiao Mianmian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.