Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Sudah Memberikan Seluruh Hatiku Padamu



Aku Sudah Memberikan Seluruh Hatiku Padamu

1Tampaknya air gula merah benar-benar sangat bermanfaat. Dalam sesaat, wajah Qiao Mianmian akhirnya tidak terlihat begitu pucat lagi sekarang. Qiao Mianmian mengangguk dan menjawab, "Hm, aku merasa jauh lebih baik."     

"Apakah perutnya masih sakit?" tanya Mo Yesi lagi.     

"Tidak sakit lagi."     

Mo Yesi mengelus kepala Qiao Mianmian dan berkata lagi, "Jika kau merasa tidak nyaman lagi, langsung bilang padaku. Aku akan membuatkannya lagi untukmu."     

Hati Qiao Mianmian terasa hangat. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Mo Yesi dengan keragu-raguan, "Mo Yesi..."     

"Ya?"     

"...Apakah kau pernah merawat wanita lain seperti ini sebelumnya?"     

"Tidak," Mo Yesi menjawab tanpa ragu, "Sayang, kau adalah yang pertama."     

Jejak manis menyebar ke hati Qiao Mianmian. Sudut bibirnya menjadi sedikit naik dan ia bertanya dengan suara lembut, "Mengapa?"     

Mo Yesi menurunkan matanya. Matanya yang dalam tertuju pada wajah Qiao Mianmian yang halus dan lembut sambil menjawab, "Aku tidak suka mereka."     

Qiao Mianmian tercengang dan senyum di sudut bibirnya menjadi semakin dalam. Jejak rasa manis itu sepertinya telah menjadi sangat dan sangat manis...     

Mo Yesi tidak menyukai mereka, jadi tidak mungkin baginya melakukan hal-hal ini untuk mereka. Namun, Mo Yesi kemudian melakukan hal-hal ini untuk Qiao Mianmian. Apakah Mo Yesi rela melakukan ini karena Mo Yesi sungguh menyukainya?     

Meskipun Mo Yesi telah mengatakan secara pribadi bahwa ia menyukai Qiao Mianmian, gadis itu masih tersentuh oleh pengakuan Mo Yesi yang terus terang. Jantungnya berdebar-debar. "Lalu, kau... Kenapa kau begitu baik padaku?"     

Qiao Mianmian tahu bahwa ia mengajukan pertanyaan yang sudah sangat jelas. Tetapi, meskipun ia sudah tahu jawabannya, ia masih ingin mendengar Mo Yesi mengatakannya lagi.     

Mo Yesi menatap Qiao Mianmian dengan tatapan yang dalam dan suram. Ia mencubit dagu gadis itu dengan jari-jari putihnya yang ramping. Wajah tampannya mendekati Qiao Mianmian, lalu berbicara dengan suara yang rendah dan lembut, "Sayang, bukankah kau sudah tahu dengan jelas isi hatiku? Jangan bilang kau masih belum tahu kenapa aku bersikap baik padamu."     

Mo Yesi tidak pernah berpikir untuk menyembunyikan perasaannya. Ia menyukai Qiao Mianmian dan langsung memberitahu gadis itu. Mo Yesi ingin Qiao Mianmian mengerti perasaannya dengan jelas.     

Mo Yesi sejak dulu tidak pernah suka mempermainkan perasaan. Jika ia menyukai seorang wanita, ia akan langsung mengejarnya. Jika ia tidak bisa mengejarnya, ia akan memikirkan cara lagi. Singkatnya, jika Mo Yesi menyukai seseorang, ia akan berusaha mendapatkannya. Baik itu membelanjakannya atau memperlakukannya dengan baik, Mo Yesi akan memberikan semua yang bisa ia berikan pada wanita itu.     

Mo Yesi tidak menyembunyikan rasa sukanya terhadap Qiao Mianmian barang sedikit pun. Gali saja hatinya. Mo Yesi akan memperlihatkannya pada Qiao Mianmian.     

Qiao Mianmian menatap mata Mo Yesi yang dalam dan lembut. Jantungnya berdebar kencang karena pria itu tidak menyembunyikan rasa suka dan keinginannya terhadapnya. Mo Yesi benar-benar mengungkapkan semua perasaannya.     

Qiao Mianmian merasa agak sulit bernapas. Ia menggigit bibir dan berpura-pura bingung, "Aku, aku tidak tahu…"     

"Benarkah?" Mo Yesi tertawa rendah. Tawanya begitu menggoda dan terdengar sangat seksi. Kemudian, Mo Yesi mengangkat sudut bibirnya dan bertanya, "Kalau begitu, apakah kau ingin aku membuktikannya kepadamu sekarang?"     

Hati Qiao Mianmian semakin dibuat berdebar kencang oleh senyuman Mo Yesi yang menggoda. Ia masih berpura-pura bodoh dan bertanya, "Bagaimana? Bagaimana kau bisa membuktikannya?"     

"Seperti itu."     

Wajah tampan Mo Yesi tiba-tiba mendekat ke depan wajah Qiao Mianmian. Lalu, bibirnya yang hangat dan lembab mendarat di atas bibirnya. Beberapa menit kemudian, Qiao Mianmian jatuh ke lengannya dengan napas terengah-engah. Wajahnya diwarnai dengan warna merah tua. Bibirnya menjadi merah dan bengkak.     

Dari atas kepala Qiao Mianmian, pria itu menatap bibirnya yang lembut dan bengkak dengan mata yang dalam. Ia menahan keinginan untuk mencium lagi dan bertanya dengan suara yang sedikit terpenggal-penggal, "Sayang, apakah kau mengerti perasaanku sekarang?"     

Qiao Mianmian membuka matanya yang berkabut dan memikirkan ciuman dalam tadi yang hampir membuatnya pingsan. Wajahnya memerah dan ia mengangguk. Mo Yesi sontak tersenyum ringan. Pria itu tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium bibir lembut Qiao Mianmian lagi.     

"Sayang, seluruh hatiku telah aku berikan kepadamu. Jika aku tidak baik padamu, lalu aku baik pada siapa? Kau tidak akan tahu, seberapa pentingnya dirimu bagiku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.