Rourou Kembali ke Tiongkok
Rourou Kembali ke Tiongkok
"....." Qiao Mianmian terdiam dan membatin, Bukankah terlalu keras jika mematahkan kaki atau semacamnya?
Bagaimanapun, Qiao Mianmian merasa Mo Yesi seperti ini karena terlalu khawatir. Namun, bagaimana mungkin Su Ze mengganggunya? Su Ze sekarang sudah menempel pada Qiao Anxin dan jelas tidak tertarik dengan mantan pacarnya.
Qiao Chen yang duduk di depan mendengar percakapan mereka berdua dan ingin berteriak, 'Kakak Ipar itu perkasa dan mendominasi!'
Qiao Chen merasa nantinya ia bisa tenang dan juga tidak perlu khawatir lagi kakaknya ditindas orang lain. Qiao Mianmian telah mendapatkan perlindungan dari Mo Yesi yang begitu kuat, jadi apa lagi yang perlu ditakutkan? Kakak iparnya sangat memanjakan kakaknya. Pria itu juga kaya dan berkuasa. Mo Yesi pasti bisa merawat kakaknya dengan baik dan tidak akan mungkin membiarkan orang lain menindas kakaknya.
———
Saat mobil melaju di tengah jalan, Mo Yesi menerima sebuah panggilan. Ternyata Nyonya Mo yang meneleponnya.
"A Si, hari ini adalah akhir pekan. Bukankah kau seharusnya pulang? Kau tidak kembali minggu lalu. Nenekmu terus membicarakanmu dan dia bilang dia sangat merindukanmu."
Suara Nyonya Mo terdengar masih sangat muda. Sebenarnya, ia sendiri juga belum terlalu tua dan tahun ini ia baru berusia 40 tahunan. Nyonya Mo memang menikah lebih awal. Saat ia baru mencapai usia minimum yang legal untuk pernikahan yang sah, ia menikah dengan ayah Mo Yesi, Mo Yuncheng.
Mo Yesi menundukkan kepalanya dan melirik gadis yang terbaring patuh di pelukannya. Ia ragu-ragu sejenak, lalu memberikan jawaban yang pelan kepada ibunya yang berada di ujung telepon, "Hm."
Nyonya Mo tampak sedikit tidak puas, "Apa maksudmu dengan 'Hm' ini? Sebenarnya kau akan kembali atau tidak? Aku beritahu kau, ada tamu di rumah hari ini. Jika kau tidak ada sesuatu hal yang sangat besar dan penting, kau harus kembali untukku."
"Tamu?" Mo Yesi mengangkat alisnya, "Tamu yang mana?"
"Rourou telah kembali ke Tiongkok. Jangan bilang kau tidak tahu," jawab Nyonya Mo, "Anak ini sangat berbakti. Dia baru saja pulang dan datang menemui kami. Selain itu, dia juga membawa banyak hadiah untuk kami."
Saat Nyonya Mo menyebutkan tentang Shen Rou, bahasanya cukup lembut, "Tidak sia-sia aku begitu mencintainya sejak dia masih kecil. Akan lebih bagus jika dia adalah putriku sendiri. Jika memiliki anak perempuan yang begitu perhatian, aku bisa hidup dua puluh tahun lebih lama. Tidak seperti dirimu, anak nakal yang selalu membuatku khawatir sejak kecil. Sekarang kau sudah berusia dua puluhan dan tidak membuat orang tenang sedikitpun."
Nyonya Mo terus berbicara dan mulai mengeluh, "Sebentar lagi kau memasuki usia 30 tahun, tapi pasangan pun bahkan tidak ada. Kau lihat Xiao Yan, teman mainmu sejak kecil hingga dewasa. Pasangannya terus bergonta-ganti. Mengapa kau tidak memiliki kemampuan seperti itu?"
Mo Yesi mendengarkan Nyonya Mo memarahinya tanpa memasang ekspresi apapun. Setelah Nyonya Mo selesai meluapkan amarahnya, Mo Yesi menjawab dengan santai, "Yang seperti dia itu disebut playboy, bukan memiliki kemampuan."
"Tapi itu juga lebih baik darimu!" seru Nyonya Mo. Ia sangat marah ketika membicarakan hal ini, "Setidaknya orang lain masih normal, tidak sepertimu. Selain seorang Rourou yang sejak kecil hingga besar di sampingmu, gadis lain mana yang kau kenal? Rourou ini anak yang sangat baik dan aku juga setuju jika kalian bisa bersama, tapi kau selalu bilang kau hanya menganggapnya sebagai adik perempuan."
"Aku sudah memperkenalkanmu pada begitu banyak gadis yang luar biasa, tapi kau bahkan tidak melirik satupun dari mereka. Jika kau seperti ini, apakah kau ingin membunuhku? Dalam hidupku, apakah aku masih bisa melihatmu menikah dan memiliki anak?" keluh Nyonya Mo lagi.
Ekspresi Mo Yesi sangat santai saat mendengar suara Nyonya Mo yang meninggi karena amarah.