Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Uang Saku Puluhan Juta Yuan



Uang Saku Puluhan Juta Yuan

2Qiao Mianmian menggigit bibirnya, tetap diam, dan tidak berbicara. Mo Yesi tahu bahwa ia sangat mengkhawatirkan tentang hal ini.     

"Jangan takut," kata Mo Yesi. Tangan hangatnya yang besar jatuh di atas kepala Qiao Mianmian, lalu ia menundukan kepala dan melihat ke arah Qiao Mianmian. Wajah lembut Qiao Mianmian terpantul di mata Mo Yesi yang dalam.     

"Selama ada aku, tidak akan ada orang yang menyulitkanmu. Aku berjanji padamu, jika kau merasa tidak senang setelah kita pulang, kita bisa pergi kapan saja. Mianmian, kau adalah istriku. Aku menghargaimu, jadi aku ingin membawamu menemui orang tuaku lebih awal. Aku harap bukan hanya aku yang menyukaimu, tapi orang tua dan kerabatku juga akan menyukaimu."     

Suara Mo Yesi begitu lembut, terdengar sedikit membujuk, dan juga menunjukkan kesabaran yang jarang dimiliki. Ketika semuanya sudah dikatakan oleh pria itu, Qiao Mianmian tidak bisa menolak lagi, "...Baiklah."     

Meskipun Qiao Mianmian masih memiliki banyak keraguan di hatinya, ia akhirnya berkompromi. Lagi pula, ia juga harus pulang bersama Mo Yesi cepat atau lambat. Tidak akan mungkin baginya untuk bersembunyi. Seperti yang Mo Yesi katakan, keluarga dan teman-temannya sudah pernah bertemu dengan Mo Yesi. Jika Qiao Mianmian menolak untuk gantian bertemu keluarganya, itu tidak mungkin.     

Mo Yesi tersenyum dengan lembut saat melihat Qiao Mianmian berjanji. Lengkungan menawan di sudut bibirnya membuat jantung Qiao Mianmian berdebar kencang.     

"Kalau begitu, biar Paman Li mengantar Qiao Chen. Kita turun dari mobil lebih dulu. Tempat tinggal Wei Zheng tidak jauh dari sini, jadi aku akan memintanya datang menjemput kita," kata Mo Yesi sambil mengeluarkan ponselnya.     

"Kakak Ipar, biar Paman Li mengantarmu dan Kakak saja," Qiao Chen baru saja mendengar percakapan mereka dan berkata dengan tergesa-gesa sebelum Mo Yesi menelepon, "Aku sudah lama meninggalkan sekolah. Kebetulan aku akan kembali ke asrama untuk mengemasi beberapa barang. Sekolahku tidak jauh dari sini, jadi tidak masalah. Aku akan turun dan naik taksi."     

Mo Yesi sejenak berpikir dan mengangguk, lalu bertanya, "Oke. Apakah kau punya uang untuk naik taksi?"     

"Aku…"     

Tiba-tiba Qiao Chen teringat bahwa sepertinya ia lupa membawa uang. Ketika ia hendak bertanya dan meminjam uang sebesar 100 Yuan pada kakaknya, ia melihat kakak iparnya mengeluarkan dompet dan mengeluarkan salah satu kartu dari sekian banyak kartu di dompet itu.     

Mo Yesi menyerahkan kartu itu kepada Qiao Chen sambil berkata, "Masih ada uang saku di kartu ini. Ambil dan gunakan saja. Beli sesuatu jika kau membutuhkannya, tidak perlu menghemat."      

Qiao Chen hanya terdiam, "....."     

Mo Yesi tidak menunggu Qiao Chen bereaksi dan langsung memasukkan kartu itu ke tangannya, "Ambil. Kakakmu juga punya uang saku. Ini untukmu. Kata sandinya 555555."     

Setelah Qiao Chen keluar dari mobil, ia masih belum sepenuhnya tersadar. Ia melihat kartu hitam di tangannya dengan linglung dan hatinya terasa sedikit bersemangat. Apakah ini 'kartu orang kaya' yang legendaris itu? pikir Qiao Chen. Saat ia tadi melihat sekilas, sepertinya ada banyak kartu hitam di dompet Mo Yesi. Kakak iparnya benar-benar sangat kaya.      

Ada bank di seberang tempat Qiao Chen turun dari mobil. Ia berjalan dengan rasa penasaran karena ingin melihat berapa banyak uang saku yang ada di kartu ini. Qiao Chen berjalan ke mesin ATM dan segera memasukkan kartu hitam di tangannya.      

Qiao Chen memasukkan kata sandi dan klik kolom untuk memeriksa saldo. Beberapa detik kemudian, mata Qiao Chen membelalak ketika untaian panjang angka nol ditampilkan di layar mesin ATM. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut.     

Ini… Apakah ini yang disebut Kakak Ipar sebagai uang saku?! Apakah ada terlalu banyak perbedaan dalam konsep uang saku di antara kami? Ya Tuhan! Kakak iparku benar-benar memberiku kartu ATM dengan saldo puluhan juta Yuan! Aku tiba-tiba punya uang saku puluhan juta? pekik Qiao Chen dalam hati.     

Jantung Qiao Chen terasa sedikit tidak nyaman. Ia akhirnya bisa yakin sekarang bahwa kakak perempuannya benar-benar menikah dengan seorang konglomerat. Selain itu, status kakak iparnya mungkin lebih kuat dari Su Ze.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.