Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Nona Qiao Benar-benar Baik



Nona Qiao Benar-benar Baik

3Sebelum Qiao Mianmian sempat berbicara dan menyelesaikan kalimatnya, ia disela dengan suara dingin, "Kau juga jangan bicara. Ini masalah antara aku dan dia."     

"....." Qiao Mianmian sontak terhenyak.     

Suara Mo Yesi tidak selembut sebelumnya. Kini, suaranya terdengar sangat dingin. Meskipun nada bicara Mo Yesi jauh lebih baik ketika berbicara dengannya daripada ketika berbicara dengan Yan Shaoqing, seluruh tubuh Qiao Mianmian masih tetap dibuat gemetar karena suaranya yang dingin.     

Qiao Mianmian terbiasa dengan Mo Yesi yang bersikap lembut di depannya. Saat sikap pria ini tiba-tiba begitu dingin, Qiao Mianmian agak sedikit takut. Awalnya ia masih ingin membujuk Mo Yesi. Tetapi, ketika ia melihat wajah Mo Yesi yang suram, ia terpaksa harus mengurungkan niatnya itu.     

Setelah hening beberapa saat. Shen Rou melihat bahwa Mo Yesi tidak bermaksud menyerah sama sekali. Hatinya pun terasa sangat perih. Shen Rou menggigit bibirnya, lalu berbisik untuk membujuk Gong Zeli, "Zeli, akui saja kesalahanmu pada A Si. Apa kau mau menjadi kaku dengannya hanya karena satu masalah yang begitu kecil?"     

Wajah lembut dan tampan Gong Zeli ditutupi kemuraman. Ia menggigit bibirnya dengan erat dan setelah hening cukup lama, ia akhirnya berbalik badan. Gong Zeli melayangkan tatapan acuh tak acuh ke wajah Qiao Mianmian Qiao Mianmian selama beberapa detik, kemudian perlahan-lahan mengerutkan sudut bibirnya.     

"Nona Qiao benar-benar baik. Begitu kau datang, hubungan persaudaraan kami yang telah terjalin selama lebih dari sepuluh tahun bisa jadi seperti ini karenamu. Apakah kau merasa mendapatkan pencapaian dengan cara ini?"     

Qiao Mianmian membuka matanya lebar-lebar dan menatap Gong Zeli dengan heran. Ia hanya bisa membatin, Ini... Apa hubungannya denganku? Aku tidak melakukan apapun.     

"Aku dengar Nona Qiao masih pelajar? Oh, belum terlalu tua, tapi kemampuannya cukup besar."     

Begitu Gong Zeli baru saja selesai berbicara, ia melihat sebuah gelas anggur terbang ke arahnya. Ia mendadak membeku dan buru-buru menghindar.     

Pyar!!!     

Gelas anggur yang seharusnya menabrak Gong Zeli akhirnya membentur dinding. Terdengar suara keras saat cangkir kristal itu pecah dan jatuh ke tanah.     

"Ah...!" Shen Rou sangat ketakutan sehingga wajahnya menjadi pucat dan ia berteriak sambil menutupi mulutnya. Gong Zeli perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Mo Yesi dengan tidak percaya.     

"Pergi," kata Mo Yesi dengan suara yang dingin dan dalam, namun penuh amarah membara yang seolah bisa merubah lapisan es menjadi embun, "Segera keluar dari pandanganku. Jangan paksa aku melakukannya sendiri."     

"A Si, kau…" Shen Rou terkejut, seolah tidak percaya bahwa Mo Yesi benar-benar akan mengambil gelas anggur dan melemparkannya ke arah Gong Zeli hingga hancur. Ia bertanya-tanya dengan penuh keheranan dalam hati, Ini hanya demi seorang Qiao Mianmian?! Apakah wanita itu begitu penting?! Lebih penting dari saudara yang telah dikenalnya selama bertahun-tahun?!     

Saat ini, Shen Rou merasa bahwa ia seperti tidak mengenal Mo Yesi lagi. Mo Yesi yang sekarang berbeda dari yang ia kenal sebelumnya. Sebaliknya, Mo Yesi tidak melihat Shen Rou sama sekali dan malah menatap Gong Zeli dengan dingin, "Apa kau tidak mendengarnya? Masih tidak keluar?"     

Ekspresi Gong Zeli sangat suram dan ia tiba-tiba mencibir, "Oke, sangat bagus. Mo Yesi, kau bajingan sialan yang lebih menghargai seks dan merendahkan teman! Oke, wanita ini lebih penting dari siapapun. Oke, kalau begitu sia-sia sebelumnya kita saling mengenal. Kau juga tidak membutuhkan saudara. Kau cukup memeluk wanitamu seumur hidup."     

Setelah berbicara, Gong Zeli berbalik dan pergi dengan marah. Shen Rou menatap Mo Yesi dalam-dalam, menghela napas, dan buru-buru mengejarnya, "Zeli, tunggu sebentar…"     

Yan Shaoqing juga menghela napas dalam hati saat melihat kepergian Gong Zeli dan Shen Rou. Hatinya merasa sangat lelah. Baiklah, apa yang ia khawatirkan akhirnya benar-benar telah terjadi.     

Saat mereka meninggalkan clubhouse, Yan Shaoqing tak henti-hentinya bicara pada Mo Yesi dan Qiao Mianmian.     

"Kakak Kedua, aku juga tidak tahu apa yang salah dengan Anak Keempat. Kau juga tahu kalau emosinya selalu aneh dan dia sering marah tidak jelas. Anggap saja dia sedang menstruasi. Jangan masukkan ke dalam hati. Saat dia sudah tenang, dia pasti akan menyadari kesalahannya dan berinisiatif untuk meminta maaf padamu. Aku juga akan membujuknya. Selain itu, Kakak Ipar, aku ingin meminta maaf padamu atas nama Anak Keempat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.