Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Jangan Menanyakan Lagi Apa yang Seharusnya Tidak Kau Tanyakan!



Jangan Menanyakan Lagi Apa yang Seharusnya Tidak Kau Tanyakan!

1Ryan adalah seorang paman yang gay sehingga ia merasa sedikit malu mendengar hal seperti itu. Ia menutup mulutnya dan terbatuk dua kali, "Tuan Muda ada di dapur dan berkata dia akan membuat air gula merah. Apakah kau tahu kegunaannya untuk apa?"     

Ryan selalu merasa bahwa itu seharusnya berhubungan dengan Nyonya Muda. Lagi pula, hanya hal-hal yang berhubungan dengan Nyonya Muda yang bisa membuat Tuan Muda menjadi tidak normal.     

"Air gula merah?" Pelayan itu tertegun, dengan ekspresi iri di wajahnya, dan mengangguk, "Tahu. Gadis-gadis lah yang meminumnya ketika mereka merasa tidak nyaman pada hari-hari setiap bulannya. Tuan Muda merebus air gula merah untuk diminum Nyonya Muda."      

Ya Tuhan. Ia merasa iri dan hampir menangis!     

Seorang tuan muda yang begitu mulia seperti Mo Yesi bersedia merebus air gula merah sendiri untuk Qiao Mianmian. Meskipun itu bukan hal yang merepotkan, tetap saja pria itu adalah Tuan Muda! Mo Yesi lahir dari keluarga kaya dan tumbuh besar dengan identitas sebagai seorang tuan muda yang terhormat dan tidak tertandingi.     

Tentu tidak heran jika orang biasa yang melakukan hal seperti merebus air gula merah. Namun, sangat jarang seorang pria dengan status terhormat seperti Tuan Muda Mo Yesi melakukan hal-hal seperti ini sendiri. Jelas-jelas ia juga tidak perlu melakukan hal seperti itu.     

Bukankah Mo Yesi dapat langsung menyuruh pelayan di dapur untuk melakukannya? Karenanya, hanya ada satu alasan yang dapat menjelaskan mengapa Mo Yesi bersedia memasak air gula merah sendiri untuk Qiao Mianmian. Itu artinya, Tuan Muda sangat menyukai Nyonya Muda.     

Pelayan itu sekali lagi merasa iri hingga ingin menangis bombai! Bagaimanapun, Mo Yesi seperti dewa di hati mereka. Bagaimana bisa seorang dewa menyukai manusia?     

Tuan Muda benar-benar merebusnya sendiri untuk Nyonya Muda? Ryan semakin kaget setelah mengetahui kegunaan air gula merah. Meskipun Ryan tahu bahwa Mo Yesi sangat menghargai Qiao Mianmian sejak tuan mudanya itu membawa pulang nyonya muda itu untuk pertama kalinya, sekarang ia memiliki pemahaman yang lebih jelas dan lebih dalam tentang hal ini.     

Ryan benar-benar tidak menyangka bahwa Mo Yesi benar-benar menganggap Qiao Mianmian begitu penting, bahkan jauh lebih penting dari yang mereka pikirkan. Tampaknya para bawahan ini harus sangat berhati-hati. Mereka harus lebih perhatian untuk masalah melayani Nyonya Muda. Sama sekali tidak boleh ada kelalaian barang sedikitpun. Kalau tidak, sekarang tidak akan begitu serius jika membuat masalah dengan Tuan Muda, namun masalahnya akan sangat serius jika berkaitan dengan Nyonya Muda.     

"Pelayan Ryan," pelayan itu bertanya dengan suara rendah dan tatapan matanya penuh dengan keingintahuan, "Apakah kau tahu siapa Nyonya Muda kita? Mengapa aku tidak pernah mendengar Tuan Muda mengungkapkan apapun sebelumnya? Tiba-tiba saja mereka sudah menikah."     

Awalnya, para pelayan Mo Yesi selalu berpikir bahwa calon nyonya muda mereka adalah Shen Rou. Nona Shen Rou tumbuh bersama Tuan Muda dan mereka bisa dianggap sebagai cinta monyet.     

Keluarga Shen dan keluarga Mo adalah teman yang sangat dekat. Persahabatan antara kedua orang tua mereka juga sangat baik. Selain itu, Nyonya Besar Mo juga sangat menyukai Shen Rou dan memperlakukannya sebaik putrinya sendiri.     

Nyonya Besar Mo pasti berharap Nona Shen menikah dengan Tuan Muda. Tapi, Mo Yesi tiba-tiba sudah menikah dan pasangannya bukan Nona Shen. Apakah Nyonya Besar Mo tahu tentang ini? batin pelayan itu.     

Begitu pelayan itu bertanya, Ryan mengerutkan kening dan wajahnya tenggelam. Ia segera menegurnya dengan suara rendah, "Ini bukan sesuatu yang harus kau tanyakan! Jangan bertanya tentang masalah antara Tuan Muda dan Nyonya Muda. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita. Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu. Lakukan pekerjaanmu dengan baik. Jangan menanyakan lagi apa yang seharusnya tidak kau tanyakan!"      

Nada bicara Ryan tiba-tiba berubah menjadi kaku hingga langsung membuat pelayan wanita itu ketakutan dan menutup mulutnya dengan erat. Setelah beberapa detik, pelayan itu berkata dengan wajah pucat, "Aku… Aku tahu. Kelak, aku tidak akan bertanya lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.