Sedikit Tidak Bisa Mengontrol
Sedikit Tidak Bisa Mengontrol
Qiao Mianmian sekarang merasa bahwa wanita tua itu sedekat neneknya. Singkatnya, ia benar-benar menyukai Nenek Mo. Siapa yang tidak menyukai orang tua yang tidak berbuat hal buruk, peduli pada generasi berikutnya, dan menghasilkan banyak uang?
"Kau tenang saja," Mo Yesi menatap Qiao Mianmian dengan penuh kasih sayang, memegangi wajah mungilnya, dan dengan lembut mencium keningnya, "Aku tahu bagaimana cara menghadapinya."
———
Setelah Qiao Mianmian kembali, Qiao Chen menelepon dan mengabari bahwa ia bertemu beberapa teman sekelas yang sudah lama tidak bersama. Mereka berencana untuk menginap di sekolah pada malam hari dan tidak akan kembali ke tempat mereka.
Qiao Mianmian memberitahu Qiao Chen beberapa patah kata. Setelah itu, ia mandi lebih awal dan langsung berbaring di tempat tidur. Sebelum tidur, Mo Yesi merebus air gula merah untuk diminumnya lagi. Qiao Mianmian meminum air gula merah, bermain dengan ponselnya sebentar, kemudian merasa mengantuk.
Sementara itu, Mo Yesi juga sedang membaca buku. Qiao memandang Mo Yesi dengan santai dan melihat bahwa itu adalah sebuah buku dalam bahasa Inggris. Dalam satu halaman, kebanyakan isinya adalah huruf yang tidak ia kenali.
"Mengantuk?"
Melihat mata Qiao Mianmian tidak bisa terpejam, Mo Yesi menutup buku di tangannya dan mematikan lampu di meja samping tempat tidur. Ruangan itu seketika menjadi gelap gulita.
Mo Yesi berbaring dengan lembut. Satu tangannya menarik tubuh mungil Qiao Mianmian ke dalam pelukannya, sedangkan tangannya yang lain membelai kepalanya dengan lembut. Ia berbicara dengan suara yang dalam dan lembut, "Jika kau mengantuk, tidur saja."
Sekarang baru pukul sepuluh malam. Bagi seseorang seperti Mo Yesi yang sering begadang sampai pukul dua atau tiga pagi, ini masih terlalu sore. Sudah sangat lama Mo Yesi tidak pernah tidur lebih awal.
Sebenarnya, sekarang Mo Yesi juga tidak bisa tidur. Tetapi, karena Qiao Mianmian mengantuk, ia akan menemani Qiao Mianmian tidur bersama.
"Iya," jawab Qiao Mianmian yang sudah agak mengantuk.
Setelah Mo Yesi mematikan lampu, Qiao Mianmian perlahan menutup matanya dan bergerak-gerak di lengan Mo Yesi untuk mengatur posisi tidur yang nyaman. Kemudian, barulah ia bisa menjadi tenang.
Saat Qiao Mianmian berputar dua kali di lengannya, Mo Yesi sedikit kesal. Wanita bertubuh lembut dan harum ini ada di pelukannya. Tubuh lembutnya juga menempel pada Mo Yesi. Aroma yang menggoda menembus hidung Mo Yesi dan aura yang memesona seakan menantang pengendalian dirinya.
Mo Yesi telah menekan keinginan di depan Qiao Mianmian. Ia tidak berani berpikir terlalu banyak tentang menginginkan Qiao Mianmian. Begitu ia berpikir terlalu jauh, ia akan menjadi sedikit tidak terkendali. Belum lagi, sekarang Mo Yesi sedang tidak bisa menyentuh Qiao Mianmian.
Untungnya, Qiao Mianmian hanya berputar dua kali dan berhenti begitu saja. Semuanya pun akhirnya baik-baik saja. Wanita mungil itu tidak lagi berputar sembarangan di dalam pelukan Mo Yesi.
Butuh beberapa saat bagi Mo Yesi untuk perlahan menenangkan keinginan di tubuhnya. Tak lama setelah Qiao Mianmian tertidur, ia juga perlahan mulai mengantuk.
———
Tidak ada mimpi sepanjang malam. Keesokan harinya, Qiao Mianmian bangun dengan tenaga penuh dan bangkit dengan penuh semangat.
Jiang Luoli takut Qiao Mianmian lupa tentang audisi, jadi Jiang Luoli meneleponnya pagi-pagi untuk mengingatkannya. Saat sarapan, Qiao Mianmian pun memberitahu Mo Yesi tentang audisi ini.
Setelah mendengarkan Qiao Mianmian, Mo Yesi meletakkan sepiring steik sapi yang sudah dipotong di depan meja Qiao Mianmian, "Siapa nama sutradara film yang baru saja kau sebutkan itu?"
Qiao Mianmian menyeka mulutnya setelah selesai minum susu dan menjawab, "Bai Yusheng. Sutradara Bai. Dia adalah sutradara yang sangat berbakat dan seseorang yang cukup terkenal di lingkungan industri kami."
Mata Mo Yesi berkedip dan ia mengaitkan bibirnya, menunjukkan bahwa ia tahu itu. Kemudian, ia tidak menanyakan apapun lagi pada Qiao Mianmian.
Setelah selesai makan, Mo Yesi awalnya mengatakan bahwa ia akan mengantar Qiao Mianmian ke sana. Tetapi, ia kemudian menjawab sebuah telepon yang memintanya untuk mengurus sendiri sesuatu yang mendesak.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkanku," kata Qiao Mianmian dengan peduli dan pengertian, "Kau bisa pergi mengurus urusanmu saja. Ada begitu banyak mobil di rumah. Ada sopir yang mengantarku juga. Tidak masalah."