Bantu Tuan Mo Mengikat Dasi
Bantu Tuan Mo Mengikat Dasi
Keduanya berjalan ke ruang tamu. Lalu, Ryan datang untuk membawakan sebuah dasi. Sebelumnya, memang Ryan lah yang selalu melakukan hal seperti mengikat dasi Mo Yesi.
Ryan melangkah maju dan tepat ketika ia hendak mengikat Mo Yesi seperti sebelum-sebelumnya, ia melihat tuan mudanya mengulurkan tangan ke arahnya sambil berkata, "Berikan dasinya padaku."
Hah? Apakah Tuan Muda ingin mengikatnya sendiri? Tapi, bisakah dia melakukannya? Ryan bertanya-tanya. Kemudian, ia melihat bahwa tuan mudanya mengambil dasi itu dan memberikannya kepada nyonya muda yang berada di sampingnya.
"Nyonya Mo," Mo Yesi mengaitkan sudut bibirnya dengan lembut, lalu berkata dengan suaranya yang seksi dan menawan, "Bantu Tuan Mo mengikat dasi, oke?"
Hati Qiao Mianmian bergetar tidak karuan karena panggilan 'Nyonya Mo'. Wajahnya memerah dan saat ia akan mengambil dasinya, ia berbisik, "Aku juga tidak pandai mengikat dasi. Jika aku tidak mengingat dengan bagus, jangan merendahkan."
Qiao Mianmian mengangkat tangannya untuk mengikat dasi, tetapi ia tidak berdaya karena Mo Yesi terlalu tinggi. Meskipun ia sudah berjinjit, itu tetap tidak cukup untuk menjangkau leher Mo Yesi.
"Tundukkan kepalamu sedikit. Aku tidak bisa menjangkau lehermu."
Mo Yesi menundukkan kepalanya untuk menyesuaikan dengan tinggi Qiao Mianmian. Qiao Mianmian berdiri berjinjit dan mengikat dasi di leher Mo Yesi. Satu orang menundukkan kepalanya, sedangkan yang lain mengangkat kepalanya.
Jarak di antara keduanya sangat dekat. Mo Yesi bisa mencium aroma samar di rambut Qiao Mianmian. Selain itu, ia juga bisa mencium aroma tubuhnya yang sangat harum. Mo Yesi tidak suka wanita yang memakai parfum di tubuh mereka. Ia pernah mencium parfum mahal, namun ia selalu merasa aroma itu terlalu menyengat.
Qiao Mianmian sangat berbeda karena ia tidak mengeluarkan bau yang menyengat. Tubuhnya selalu memiliki aroma parfum yang samar dan manis, seperti aroma buah persik yang matang dicampur dengan aroma bunga yang sangat ringan.
Tidak peduli mau bagaimana menciumnya, itu tidak akan terasa cukup dan mebuat ketagihan. Jika Mo Yesi memeluk tubuh Qiao Mianmian yang harum dan lembut di malam hari dan mencium aroma di tubuh Qiao Mianmian, ia akan segera tertidur.
"Sudah, sudah selesai mengikatnya," Qiao Mianmian menyesuaikan dasi yang telah diikatnya dan mundur selangkah. Ia mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat hasil ikatan dasi yang telah ia selesaikan dan matanya menunjukkan kepuasan.
Saat Qiao Mianmian mengapresiasi hasil karyanya, ia tak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh dalam hati, Pria di hadapanku ini, pria yang sudah menjadi suamiku ini, benar-benar produk terbaik yang jarang ditemukan.
Dengan tubuh setinggi 188 cm, sangat jelas Mo Yesi tampak sangat tinggi dan ramping, terutama dengan kedua kaki panjangnya yang ramping. Ke manapun Mo Yesi pergi, pria ini akan menjadi pusat perhatian. Belum lagi, ia juga memiliki wajah yang luar biasa.
Mo Yesi terlahir dengan sosok yang luar biasa sehingga apapun yang ia kenakan pasti akan terlihat sangat bagus. Jika mau bicara dengan sedikit berlebihan, jika orang seperti Mo Yesi mengenakan sepotong kain di tubuhnya, mungkin itu juga bisa disebut mode baru.
Bagaimanapun, Qiao Mianmian masih tetap merasa bahwa Mo Yesi paling menawan dan paling membuat jatuh cinta saat mengenakan pakaian formal. Dengan jas hitam dan celana panjang hitam serta aura dingin dari ujung rambut sampai ujung kaki, Mo Yesi terlihat sangat pantang.
Celana panjang dan rapi membungkus sepasang kaki panjang dan ramping Mo Yesi. Sangat jelas bahwa ia seperti giok dengan temperamen yang mulia. Di mana pun Mo Yesi berhenti melangkah, ia adalah memancarkan aura kuat seorang presiden yang mendominasi. Qiao Mianmian berpikir bahwa presiden yang mendominasi di Tiongkok juga terlihat seperti ini.
Ketika Qiao Mianmian menatap Mo Yesi dengan tergila-gila, pria itu menunduk untuk melihat pandangannya yang obsesif. Sudut bibir Mo Yesi terangkat dengan gembira. Ia mengulurkan tangan panjangnya untuk memeluk Qiao Mianmian, mencubit dagunya yang kecil dan halus, dan mencium bibir merah mudanya yang lebih manis dan lebih menggoda dari buah persik.
"Hmm..."
Mata Qiao Mianmian terbelalak dan rona merah merekah di wajahnya. Masih ada banyak orang lain di aula. Selain Ryan, ada juga beberapa pelayan wanita yang berdiri di sana.