Di Mata Mo Yesi Hanya Ada Qiao Mianmian
Di Mata Mo Yesi Hanya Ada Qiao Mianmian
Mo Yesi menarik Qiao Mianmian ke arah lengannya dan berkata dengan suara rendah, "Sayang, mengapa kau pergi ke kamar mandi begitu lama? Jika kau tidak keluar juga, aku akan masuk untuk mencarimu."
Wanita cantik yang tadi mencoba mendekati Mo Yesi kini berdiri tidak jauh dari tempat mereka. Ia tidak mengerti saat melihat kejadian ini dan merasa sedikit iri pada Qiao Mianmian, namun ia berbalik badan untuk pergi.
Qiao Mianmian tidak mungkin tidak melihat wanita itu sehingga ia membatin, Dia seorang wanita yang sangat cantik. Ia pun bertanya dengan ragu-ragu, "Siapa dia? Apakah dia orang yang kau kenal?"
Mo Yesi mengikuti arah pandangan Qiao Mianmian, lalu ia menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh dan menjawab, "Aku tidak tahu."
"Tapi, aku baru saja melihat kalian sedang berbicara?"
"Hah?" Pria itu membeku, lalu perlahan tertawa, "Cemburu?"
Wajah Qiao Mianmian memerah. "Tidak... Tidak," ia cepat-cepat menyangkal. "Aku hanya sembarangan bertanya. Mana mungkin aku begitu pemarah dan langsung cemburu melihat kau berbicara dengan orang lain?" ujarnya.
Qiao Mianmian tahu diri bahwa mereka hanya menikah karena suatu alasan dan tidak saling mencintai. Bisa dibilang, mereka hanya pasangan suami istri di atas kertas saja. Ia tidak memenuhi syarat untuk cemburu. Saat ia dan Mo Yesi mengurus pernikahan mereka, ia tahu jelas siapa identitasnya dan ia tidak mungkin melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan.
"Ya, kau boleh menjadi pemarah," kata Mo Yesi. Matanya yang dalam tertuju pada Qiao Mianmian dan tatapannya menjadi begitu serius. "Qiao Mianmian, kita sekarang sudah menikah dan sudah menjadi pasangan suami istri. Kau adalah istriku. Jika kau merasa aku terlalu dekat dengan wanita lain, kau punya hak untuk cemburu."
Qiao Mianmian mengangkat wajahnya. Ketika ia menatap mata Mo Yesi yang begitu gelap, jantungnya berdetak lebih cepat dan ia hanya bisa bergumam dalam hati.
"Tapi, kau benar-benar tidak perlu memikirkan wanita tadi," kata Mo Yesi. Ia tersenyum santai, memeluk Qiao Mianmian, dan mengajaknya kembali ke restoran. "Aku dan wanita itu tidak saling mengenal. Ia datang untuk mendekatiku, tapi aku tidak tertarik sedikitpun terhadapnya. Kau juga melihatnya. Wanita itu sudah pergi," ujarnya. "Karena kita sudah menikah, aku akan bersikap selayaknya seorang suami. Jadi, yakinlah bahwa aku tidak akan berselingkuh dengan wanita lain di luar. Apalagi..."
Mo Yesi tiba-tiba terdiam setelah mengucapkan sepatah kata. Qiao Mianmian menatapnya dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Apalagi apa?"
"Apalagi…" Mo Yesi memalingkan wajahnya. Matanya terkulai, lalu tatapannya yang dalam jatuh pada wajah cantik dan lembut Qiao Mianmian yang terlihat agak bingung, "Wanita itu kurang dari seperseribu dirimu. Pilihanku tidak mungkin begitu rendah."
Jantung Qiao Mianmian yang baru saja kembali tenang tiba-tiba kembali berdetak kencang.