Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Kau Harus Percaya pada Kemampuan Finansial Suamimu



Kau Harus Percaya pada Kemampuan Finansial Suamimu

2Setelah selesai makan, Qiao Mianmian tidak bisa lagi menahan perutnya yang kekenyangan sementara Mo Yesi yang duduk di seberang Qiao Mianmian menyeka sudut bibirnya dengan anggun. Setelah pelayan restoran menggesek kartu Mo Yesi, pelayan itu memegang kartu tersebut dengan kedua tangan dan mengembalikannya ke hadapan Mo Yesi sambil membungkuk. Mo Yesi mengambil kartu hitamnya, lalu mengangkat pandangannya dan menatap Qiao Mianmian yang memegang perutnya. Sudut bibirnya sedikit terangkat dan ia berkata, "Kau memiliki nafsu makan yang baik malam ini. Kelihatannya hidangan di sini sesuai dengan seleramu. Jika kau suka makan, kita bisa datang ke sini setiap hari."     

"Uhuk-uhuk!" Qiao Mianmian yang sedang minum air langsung tersedak. Wajahnya agak panas dan ia merasa sedikit malu. Apakah ini cara halus Mo Yesi untuk mengatakan bahwa aku makan terlalu banyak? Malam ini... sepertinya aku makan begitu banyak, batinnya. Ia makan setidaknya dua pertiga dari yang tersedia di meja makan, berbeda dengan Mo Yesi yang memiliki porsi makan sedikit seperti seorang gadis. "Ya… Makanan di sini enak, tapi harganya terlalu mahal. Jika datang ke sini setiap hari, terlalu menghambur-hamburkan uang," ujarnya.     

"Bagus kalau kau suka," kata Mo Yesi. Ia menatap Qiao Mianmian dengan matanya yang dalam dan bibirnya tersenyum menawan. "Lagi pula, kau harus percaya pada kemampuan finansial suamimu. Bahkan, jika kau datang untuk makan tiga kali sehari di sini seumur hidup, itu tidak akan membuatku miskin."     

Qiao Mianmian terdiam sejenak sebelum menjawab, "Baiklah…"     

Qiao Mianmian tahu bahwa Mo Yesi memiliki banyak uang. Namun, ia merasa bahwa menghabiskan puluhan ribu Yuan untuk sekali makan itu sangat boros jika dibandingkan dengan orang-orang yang pada umumnya hanya menghabiskan sekitar puluhan Yuan. Ketika Mo Yesi mengklaim diri sebagai suaminya, jantungnya kembali berdetak kencang. Ia khawatir jika jantungnya terlalu sering berdebar, lama-lama ia akan terkena serangan jantung betulan.     

———     

Setelah meninggalkan restoran, Qiao Mianmian pergi ke rumah sakit untuk melihat Qiao Chen. Mo Yesi tidak ada urusan di malam hari dan memilih untuk menemani Qiao Mianmian. Ia tahu bahwa Qiao Mianmian sangat mementingkan Qiao Chen sehingga tentu saja ia harus ikut untuk memenangkan hati adik iparnya.     

"Tuan, Nyonya."     

Paman Li yang menunggu di luar melihat keduanya keluar dan menyapa mereka dengan hormat. Lalu, ia mengulurkan tangan dan membukakan pintu untuk mereka. Setelah masuk ke mobil, Paman Li menanyakan lokasi tujuan mereka dan mengemudikan mobil menuju rumah sakit.     

Qiao Anxin dan Su Ze yang baru saja keluar dari Revolving Restaurant seketika berhenti saat melihat sebuah Rolls-Royce Phantom mewah yang baru saja pergi. Qiao Anxin memandang Rolls-Royce hitam yang sudah melintas, lalu ekspresinya sesaat membeku dan matanya mengedip tidak percaya. Qiao Mianmian duduk di mobil itu? Apakah orang di belakang Qiao Mianmian adalah pemilik mobil itu? pikirnya.     

Tidak peduli seberapa mahalnya Rolls-Royce itu, Qiao Anxin mengetahuinya dengan sangat jelas. Ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang semua merek mewah baik itu tas, pakaian dan perhiasan, hingga mobil dan rumah mewah. Ia sangat paham bahwa Rolls Royce itu adalah mobil edisi terbatas sedunia dan berharga setidaknya 20 juta Yuan. Paling pentingnya lagi, nomor plat mobil itu ternyata angka delapan empat kali. Hanya sedikit orang yang mampu membeli nomor plat seperti itu di kota Yun.     

Qiao Anxin mulanya berpikir bahwa Qiao Mianmian baru saja mendekati pria kaya. Namun, sekarang... Plat mobil angka delapan empat kali itu menusuk matanya dan membangkitkan kecemburuan di hatinya. Hanya dari nomor plat itu, Qiao Anxin bisa tahu dengan mudah bahwa identitas orang di dalam mobil itu jelas bukan orang biasa. Ia menggigit bibirnya erat-erat sambil menyaksikan Rolls-Royce mewah itu melaju semakin jauh hingga tak terlihat, kemudian ia berkata, "Kakak Aze, apakah wanita yang duduk di Rolls-Royce itu adalah Kakak?"     

Su Ze menutup bibirnya rapat-rapat dan tidak mengatakan apa-apa, tetapi ekspresi wajahnya menjadi sangat suram. Jendela-jendela Rolls Royce terbuka dan Su Ze baru saja melihat Qiao Mianmian yang duduk di mobil itu dengan matanya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.