Aku Tidak Akan Membiarkan Siapapun Menyakitimu
Aku Tidak Akan Membiarkan Siapapun Menyakitimu
———
Qiao Mianmian berdiri di koridor luar dan menelepon Mo Yesi. Tidak lama kemudian, teleponnya langsung terhubung.
"Baru saja berpisah denganku sebentar, kau sudah merindukanku. Ya, kan?" tanya Mo Yesi. Suara magnetik dan provokatif pria itu terdengar di telinga Qiao Mianmian seperti gelombang listrik yang membuat jantung Qiao Mianmian bergetar. Wajah Qiao Mianmian memerah dan jantungnya berdebar kencang mendengar perkataan pria itu. "Ada apa kau mencariku?" tanya Mo Yesi lagi.
Untungnya, Mo Yesi tidak terus menggoda Qiao Mianmian dan suaranya kini terdengar lembut di telinganya. "Apakah ada masalah lagi? Kau membutuhkan bantuan apa dariku?" tanyanya.
"Uh…" Qiao Mianmian tidak lagi merasa sungkan saat mendengar Mo Yesi berkata seperti itu. Padahal, ia baru saja merepotkan Mo Yesi kemarin dan ia berpikir bahwa ia juga akan banyak kembali merepotkan Mo Yesi hari ini.
Mo Yesi seolah-olah sudah menebak apa yang Qiao Mianmian pikirkan karena ia lanjut berkata, "Langsung katakan saja apa masalahmu. Jangan merasa sungkan, Qiao Mianmian. Aku suamimu. Aku rela kau memintaku untuk melakukan apapun untukmu."
Setiap kata yang dikatakan Mo Yesi seperti sepasang tangan hangat yang membelai hati Qiao Mianmian dengan lembut. Hatinya langsung menjadi hangat karena kata-kata Mo Yesi. Ia tidak lagi ragu-ragu dan langsung berkata, "Ya, aku butuh bantuanmu. Bisakah kau bisa mengirim beberapa pengawal ke sini? Aku butuh sekitar empat atau lima orang."
"Apa yang terjadi?" tanya Mo Yesi. Nada suaranya tiba-tiba serius dan bahkan ia membeku selama beberapa menit.
Qiao Mianmian berpikir karena mereka berdua sekarang sudah menikah, Mo Yesi kini turut terhitung sebagai keluarganya dalam arti tertentu. Ia tidak akan menyembunyikan pertengkarannya dengan Shen Yueyue dari Mo Yesi dan ia ingin memberitahu Mo Yesi soal itu. Pada akhirnya, ia menyimpulkan, "Singkatnya, aku pernah merebut pacarnya sehingga dia selalu membenciku. Sekarang dia berpikir aku tidak punya siapa-siapa lagi yang bisa diandalkan, jadi aku ingin membalasnya."
Qiao Mianmian tidak menyadari bahwa ketika ia menceritakan hal ini kepada Mo Yesi dengan nada yang sedih, seolah-olah ia sedang mengeluh dengan manja. Setelah selesai mendengar penjelasan Qiao Mianmian, Mo Yesi terdiam sejenak dan berkata, "Kau tidak memberitahunya bahwa suamimu lebih hebat dibanding 100 orang seperti Su Ze? Jika dia menyinggungmu, dia akan menanggung akibatnya sendiri."
Qiao Mianmian hanya terdiam karena ia benar-benar tak terpikir soal hal ini. Awalnya, ia tidak ingin terlalu banyak orang tahu bahwa ia sudah menikah karena usianya baru 19 tahun dan menikah secepat ini bukanlah rencana hidupnya. Ia selalu merasa malu memberi tahu orang lain bahwa ia telah menikah dini. Usia ideal untuk menikah adalah 28 tahun. Jika ia berkata pada Shen Yueyue bahwa ia sudah menikah, Shen Yueyue juga pasti tidak akan percaya. Pasti mereka akan berpikir bahwa aku membual dengan sangat hebat, pikir Qiao Mianmian.
"Tenang saja, ada aku di sini. Tidak ada yang bisa menyakitimu sedikitpun," kata Mo Yesi. Setelah beberapa detik, pria itu memancarkan sedikit kehangatan dari suaranya yang melembut. "Mianmian, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu."
Suara Mo Yesi terdengar lembut dan rendah di telinga Qiao Mianmian, seperti seutas tali yang menggelitik hatinya dengan lembut. Ia menjadi tidak tenang. Saat ini, ia merasa benar-benar beruntung mempunyai seseorang yang bisa diandalkan. Qiao Mianmian tampaknya telah menemukan pelabuhannya sehingga ia tidak perlu lagi khawatir terkena angin dan hujan. Ia belum pernah merasakan kedamaian dan ketenangan hatinya seperti ini.
———
Setelah menutup telepon, Qiao Mianmian menyimpan ponselnya dan berjalan menuju kamar tidur. Ia merapikan kembali barang-barangnya yang dilempar oleh Shen Yueyue di lantai.