Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Pria Tampan Ini Benar-benar Datang Menemui Qiao Mianmian



Pria Tampan Ini Benar-benar Datang Menemui Qiao Mianmian

1"....."     

Qiao Mianmian hanya terdiam karena ia juga masih bingung dengan hal ini. Apakah aku harus berinisiatif untuk menyapa Mo Yesi nanti? Atau... pura-pura tidak mengenalnya? Qiao Mianmian memikirkan hal ini dengan hati-hati. Ia merasa bahwa jika ia memilih opsi yang kedua, Mo Yesi pasti akan marah.     

Qiao Mianmian masih tidak tahu harus berbuat apa, tapi ia bisa melihat sebuah bayangan yang jatuh di depannya. Ia mendongak, lalu melihat wajah tampan dengan garis wajah tegas. Pria itu menatap Qiao Mianmian dengan mata yang gelap dan dingin selama beberapa detik. Kemudian, ia mengulurkan tangannya hingga jari-jarinya yang ramping dan dingin menyentuh pipi Qiao Mianmian.     

Suara pria itu terdengar dingin dan sepertinya ada jejak amarah saat ia bertanya, "Ada apa di sini? Apa kau terluka?"     

"Aku…" Qiao Mian membuka mulutnya. Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa-apa, ia melihat bahwa mata pria itu menjadi dua kali lipat lebih dingin.     

Pria itu meraih salah satu lengan Qiao Mianmian. "Bagian ini juga terluka," katanya dengan dingin. Wajah tampannya seakan langsung tertutup lapisan es. Kemudian, ia berbicara lagi dengan suara rendahnya yang membuat orang-orang bergidik, "Siapa yang menyebabkan luka ini di tubuhmu?"     

Aura pria ini sangat kuat. Pertanyaan dengan nada marah itu membuat semua orang yang melihatnya merasa sedikit takut. Bahkan, gadis-gadis yang barusan begitu girang seperti kesetanan kini mendadak sangat ketakutan karena hawa dingin yang pria itu pancarkan dan mereka tidak berani berbicara lagi.     

Tak hanya mereka, Qiao Mianmian juga sedikit ketakutan. Ia menggigit bibirnya dan terdiam beberapa detik, lalu menjawab dengan lemah, "Aku baik-baik saja. Ini hanya luka ringan."     

Mo Yesi mengencangkan bibirnya dan memelototi Qiao Mianmian. Ia mengulurkan tangannya dan memeluk gadis itu secara horizontal. Ternyata pria itu menggendong Qiao Mianmian. Tak ayal, terdengar suara orang-orang yang menarik napas kaget.     

"Apakah ini benar-benar terjadi? Pria tampan ini benar-benar datang menemui Qiao Mianmian?"     

"Sial! Mungkinkah ini pacar baru Qiao Mianmian? Dia baru saja putus dengan Su Ze, tapi langsung mendapat pacar baru yang begitu tampan?"     

"Jadi, sekelompok orang itu bukan orang suruhan Su Ze? Pria ini yang menyuruh mereka datang?"     

"Konon, Qiao Mianmian diusir oleh Su Ze karena berselingkuh. Apakah pria itu adalah selingkuhannya? Sejujurnya, dari segi penampilan dan aura, pria ini memang jauh lebih baik daripada Su Ze. Keduanya tidak satu level."     

Ketika Mo Yesi meggendong Qiao Mianmian, semua orang mendadak heboh dan terjadi pembicaraan yang begitu ramai. Jiang Luoli bahkan lebih terkejut dari mereka. Ia menatap sahabat baiknya, lalu menatap Mo Yesi. Wajahnya penuh dengan ekspresi terkejut saat ia bertanya pada Qiao Mianmian, "Sayang, ini… Apa yang terjadi?"     

Jiang Luoli diam-diam bertanya dalam hati, Mengapa pria super tampan ini menggendong sahabat kesayanganku?!     

Digendong seperti tuan putri di depan umum oleh Mo Yesi membuat Qiao Mianmian tersipu hingga wajahnya menjadi semerah udang rebus. Saat ia baru saja meronta, tangan Mo Yesi yang melingkari pinggangnya menjadi lebih erat. Pria ini menatapnya dan berbisik pelan, "Jangan bergerak. Kau ingin aku menciummu lagi di depan umum?"     

Qiao Mianmian sontak terhenyak, "....."     

Untungnya, seseorang masih mengatakan bahwa Mo Yesi adalah pria yang tampan dengan aura yang begitu mulia. Padahal, ekspektasi itu sama sekali tidak sama dengan kenyataannya. Qiao Mianmian diam-diam berpikir, Dari ujung kepala sampai ujung kaki, bagian mananya yang terlihat mulia?! Dia selalu memanfaatkanku dari waktu ke waktu dan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dia jelas-jelas seorang buaya darat!     

"Mo Yesi, tolong turunkan aku," kata Qiao Mianmian. Pipinya memanas dan ia memukuli dada Mo Yesi dengan lembut karena malu sekaligus kesal, "Begitu banyak orang yang melihat. Apa yang kamu lakukan?"     

"Memangnya mengapa jika ada orang yang melihat?" balas Mo Yesi tidak setuju. Ia merendahkan suaranya hingga suaranya yang dalam dan seksi membuat telinga Qiao Mianmian tergelitik, "Kamu adalah istriku. Jika bukan aku yang menggendongmu, siapa yang akan aku gendong?"     

"Tapi... Aku bisa berjalan sendiri."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.