Wanita yang Menghabiskan Uang Tanpa Batas
Wanita yang Menghabiskan Uang Tanpa Batas
Jantung Qiao Mianmian berdetak kencang. Bulu matanya bergetar dan ia menutup matanya karena panik. Saat ia menunggu, satu detik berlalu. Lalu, dua detik berlalu…
Bibir panas pria itu tidak mendarat di bibir Qiao Mianmian. Qiao membuka matanya dengan curiga. Sebaliknya, ia malah melihat Mo Yesi menundukkan kepalanya untuk mengencangkan sabuk pengaman Qiao Mianmian. Qiao Mianmian benar-benar bingung melihatnya.
Hah??? Jadi, barusan itu hanya ilusiku saja? Aku pikir Mo Yesi akan menciumku, tapi nyatanya dia hanya membantu memakaikan sabuk pengaman! Aku barusan menantikan ciuman itu? Ah, ah… Sungguh memalukan! pikir Qiao Mianmian.
Untuk sementara waktu, ia sangat malu sehingga ia ingin menggali lubang di tempat dan mengubur dirinya sendiri. Wajah Qiao Mianmian masih panas, bahkan sampai mereka tiba di tempat makan. Ia masih tidak berani melihat Mo Yesi.
Mo Yesi ternyata membawanya ke sebuah tempat yang sangat tinggi. Pemilik restoran keluar untuk menyambut mereka dan dengan hormat membawa keduanya ke dalam ruangan VIP di halaman belakang. Gaya dekorasi restoran itu sangat klasik, seperti rumah bangsawan kuno.
Mo Yesi mengambil buku daftar menu tanpa melihatnya. Ia langsung memberikannya kepada Qiao Mianmian sambil berkata, "Pesan apapun yang kau suka."
"Oh."
Qiao Mianmian mengambil buku daftar menu itu. Baru saja ia membuka halaman pertama, ia langsung dibuat terkejut karena harga semua menu yang sangat mahal. Qiao Mianmian tak habis pikir, Ya Tuhan! Apakah ada kesalahan? Satu tahu kepiting, ternyata harganya ribuan dolar? Itu sudah hidangan yang sangat murah di sini. Makanan laut lainnya, atau hidangan pegunungan, hidangan apapun… Harganya puluhan ribu! !
Qiao Mianmian merasa bahwa tempat ini jauh lebih mahal daripada rotating restaurant (restoran berputar) tempat terakhir kali Mo Yesi membawanya. Qiao Mianmian terus membolak-balik halaman menu untuk waktu yang lama dan akhirnya menemukan salah satu kubis goreng termurah. Tapi, menu ini hanyalah sepiring kubis goreng dan harganya sebenarnya beberapa ratus Yuan.
"Aku sudah selesai memesan. Makanan lainnya, tetap kau yang harus memilihnya," kata Qiao Mianmian sambil menyerahkan buku daftar menu pada Mo Yesi.
Mo Yesi mengambil buku daftar menu, membaliknya, lalu bertanya kepada pelayan, "Berapa banyak hidangan yang kami pesan?"
Pelayan dengan hormat menjawab, "Tuan Mo, Anda hanya memesan satu hidangan."
Mo Yesi terkejut, "Hanya memesan satu hidangan? Hidangan apa itu?"
Pelayan menjawab, "Bawang putih dan kubis."
"....." Mo Yesi sontak terdiam dan alisnya berkedut dengan keras. Ia mengangkat kepalanya untuk melihat Qiao Mianmian, "Kau hanya memesan sepotong kubis?"
Mo Yesi ingin orang-orang tahu bahwa ia mengajak seorang wanita untuk makan siang bersama. Namun, wanita itu hanya memesan satu hidangan kubis tumis yang paling murah. Entah seperti apa Mo Yesi akan ditertawakan oleh orang lain.
"Iya, memangnya kenapa? Kau tidak suka kubis?" tanya Qiao Mianmian sambil berkedip dan memasang ekspresi polos di wajahnya.
"...Bukan. Lupakan, biar aku yang memesan."
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Mo Yesi bertemu dengan seorang wanita yang ingin menabung untuknya. Hati Mo Yesi… sangat tidak karuan. Apakah gadis kecil ini sadar betapa kaya suaminya? Kalau tidak, bagaimana bisa Qiao Mianmian terpikir untuk menghemat uang Mo Yesi?
Mo Yesi menghela napas ringan, seolah-olah sedikit tidak berdaya. Ia mengambil pena, memesan beberapa hidangan paling mahal, kemudian secara khusus memesankan es krim untuk Qiao Mianmian setelah makan. Terakhir kali ia membawa Qiao Mianmian ke restoran berputar, gadis ini sepertinya menyukai es krim.
Pelayan akhirnya pergi setelah mereka selesai memesan. Mo Yesi mengulurkan tangannya dan menarik Qiao Mianmian, yang duduk di sampingnya, ke dalam pelukannya. Ia meraih dagu Qiao Mianmian, mencapai sudut bibirnya, dan mencium gadis itu dengan lembut.
"Bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu, kau tidak perlu menghemat uangku? Aku tidak terlalu miskin sehingga kau hanya bisa makan kubis. Sayang, suamimu sangat kaya. Bahkan, sampai keturunan selanjutnya, uangku juga tidak akan habis. Yang ingin aku lihat bukan bagaimana kau membantuku menghemat uang. Aku harap kau bisa menjadi seorang wanita yang menghabiskan uang tanpa batas setiap harinya."