Aku Belum Memberitahu Dia Apapun
Aku Belum Memberitahu Dia Apapun
Panggilan Paman Li membuat Qiao Mianmian lega. Ia benar-benar takut Paman Li akan memanggilnya 'Nyonya Muda'. Tampaknya Mo Yesi telah memberitahu Paman Li sebelumnya.
Setelah Paman Li menyapa Qiao Mianmian, ia berbalik dan mengangguk sedikit ke arah Jiang Luoli dan teman-temannya, "Nona, selamat malam. Terima kasih kalian telah menerima undangan malam ini. Tuan Mo mengatakan bahwa kalian adalah teman Nona Qiao, itu artinya kalian juga teman Tuan Mo. Terima kasih karena kalian selalu merawat dan memedulikan Nona Qiao. Tuan Mo mengundang kalian untuk jamuan makan malam sebagai rasa rasa terima kasihnya. Tuan Mo mungkin tidak bisa datang malam ini karena pekerjaannya. Untuk mengungkapkan permintaan maafnya, Tuan Mo telah menyiapkan hadiah kecil untuk setiap wanita. Senang jika kalian menyukainya."
Setelah berbicara, Paman Li membungkuk dan masuk ke mobil. Lalu, ia mengeluarkan beberapa tas belanjaan dari dalam mobil dan menyerahkannya kepada semua orang. Selain Qiao Mianmian, teman-temannya yang lain terkejut. Hadiah-hadiah ini tentu saja tidak disiapkan oleh Mo Yesi sendiri. Tidak mungkin ia akan memikirkan wanita lain selain Qiao Mianmian.
Mo Yesi menelepon sekretaris wanita Mo untuk membeli hadiah-hadiah itu. Setiap orang mendapat hadiah yang sama, yaitu satu set produk perawatan kulit bermerek mewah senilai puluhan ribu Yuan. Jelas ini adalah hadiah yang sangat berharga bagi para gadis yang masih pelajar dan berasal dari latar belakang keluarga yang tidak terlalu kaya. Jenis produk perawatan kulit bermerek terkenal ini adalah sesuatu yang tidak mampu mereka beli.
Jiang Luoli menerima hadiah itu, lalu menunduk dan segera tersenyum. "Oh, ya, ya. Dewa laki-laki yang dermawan dan murah hati. Aku telah lama menginginkan satu set produk perawatan kulit ini, namun selalu tidak rela untuk membelinya. Dewa laki-lakiku dan aku memiliki pemikiran yang sama, Bagaimana mungkin dia tahu bahwa aku menginginkan merek produk perawatan kulit ini?"
Jiang Luoli menoleh ke arah Qiao Mianmian dan bertanya, "Sayang, kau memberitahu dewa laki-laki?"
Qiao Mianmian mengangkat tangannya, "Aku belum memberitahu dia apapun."
Qiao Mianmian bahkan tidak tahu bahwa Mo Yesi sangat perhatian hingga bahkan menyiapkan hadiah untuk teman-teman sekamarnya. Ia harus mengakui bahwa pendekatan Mo Yesi membuatnya merasa sangat malu.
"Dewa laki-laki mengenal wanita dengan sangat baik," komentar Jiang Luoli yang tidak sabar untuk mengeluarkan sebotol parfum. Setelah membukanya, ia menyemprotkan sedikit parfu, ke tubuhnya dan berkata dengan ekspresi mabuk kepayang, "Aku sangat menyukai bau parfum ini. Mianmian, beritahu dewa laki-laki bahwa kami sangat menyukai hadiah yang dia berikan. Terima kasih telah repot-repot menyiapkannya."
"....." Qiao Mianmian hanya terdiam. Ia merasa bahwa hadiah ini pasti tidak dipilih oleh Mo Yesi sendiri. Mo Yesi sama sekali tidak tertarik pada wanita, jadi bagaimana bisa ia mengerti apa yang disukai dan tidak disukai wanita? Namun, walaupun hadiahnya bukan dipilih Mo Yesi sendiri, pasti pria itu yang mengeluarkan uang untuk membelinya. Jadi, memang benar hadiah itu dari Mo Yesi.
Dua teman sekamar mereka yang lain mengambil tas berisi produk perawatan kulit dan memandangnya selama beberapa detik, tetapi mereka tidak bertingkah segembira Jiang Luoli. Sampai saat ini, mereka masih belum paham. Ternyata mereka ditraktir makan malam karena Qiao Mianmian baru saja berpacaran dengan pria tinggi, tampan. dan kaya itu.
Tempat makan malam yang dipilih adalah Yan Ting, aula perjamuan makan di salah satu clubhouse. Meskipun mereka belum pernah ke sana, mereka pernah mendengar tentang tempat itu. Tempat itu adalah clubhouse privat kelas atas. Mereka yang keluar-masuk clubhouse ini, semuanya adalah orang-orang penting.