Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Dewa Pria, Kau Datang Tepat Waktu



Dewa Pria, Kau Datang Tepat Waktu

2"Kudengar Tuan Muda Su punya tunangan. Dia membawa gadis itu bersamanya saat makan malam keluarga Xu terakhir kali. Ya, itu benar. Itu gadis yang cantik yang ada di sana."     

"Apakah itu gadis waktu itu? Dia terlihat lumayan cantik. Tuan Su memiliki seorang tunangan yang begitu cantik, tapi masih harus berselingkuh?"     

"Namanya juga pria, kau pasti tahu. Betapapun cantiknya pasangan yang dipunya, rumput tetangga akan lebih hijau dari rumput sendiri."     

"Kelinci tidak makan rumput di tepi sarangnya. Bahkan, jika mereka ingin keluar untuk mencari wanita, seharusnya dia juga jangan mendekati calon adik iparnya. Ini terlalu keterlaluan."     

Pembicaraan itu sampai ke telinga Su Ze. Wajahnya semakin menggelap, matanya semakin dipenuhi kabut, dan kedua tangannya mengepal menjadi tinju. "Baiklah. Karena kau menolak untuk meminta maaf, jangan salahkan aku jika tidak sungkan lagi."     

Setelah selesai berbicara, Su Ze memerintahkan pengawal untuk datang dan menangkap Jiang Luoli. Namun, Qiao Mianmian segera mengulurkan tangannya dan menghalangi Jiang Luo untuk pergi. "Su Ze, selama aku di sini, aku tidak akan membiarkanmu menyentuh Luoluo!" kata Qiao Mianmian pada Su Ze.     

Su Ze mengerutkan keningnya, lalu memperingatkan dengan dingin, "Mianmian, aku tidak ingin menyakitimu. Masalah ini tidak ada hubungannya denganmu. Minggir."     

"Tidak akan!" Qiao Mianmian menolak sambil menggertakkan gigi dengan penuh amarah, "Jika kau ingin menangkap Luoluo, kau harus membawaku juga!"     

"Jangan paksa aku! Minggir!"     

Su Ze benar-benar tenggelam ditelan amarah. Ia berjalan dengan wajah datar dan mengulurkan tangannya untuk menarik Qiao Mianmian. Hanya saja, sebelum tangannya menyentuh Qiao Mianmian, ia mendengar suara dingin dan berbahaya dari arah belakangnya.     

"Tuan Su yang begitu berkuasa. Entah bagaimana Anda dapat menanggung akibatnya setelah mempermainkan kekuasaan ini."     

Suara ini… Qiao Mianmian cepat-cepat mengangkat kepalanya dan menoleh dengan tajam. Ketika ia melihat sosok dingin dari kejauhan itu semakin mendekat dan menjadi semakin jelas dalam pandangannya, jantungnya langsung berdetak semakin cepat.     

"Wow, dewa priaku datang."     

Jiang Luoli tampak lebih senang dan bersemangat daripada Qiao Mianmian. Matanya tiba-tiba berbinar, seolah melihat penyelamat. Sebelum orang lain bereaksi, ia melompat keluar dari belakang Qiao Mianmian, lalu berlari ke arah Mo Yesi dengan wajah penuh semangat.     

"Dewa pria! Dewa pria, kau datang tepat waktu! Jika kau datang telat semenit saja, Mianmian dan saya pasti sudah ditindas oleh bajingan itu! Penampilanmu sangat tampan... Aku ingin memberimu nilai 100 poin!"     

Mo Yesi sejenak tertegun saat melihat Jiang Luoli yang tiba-tiba melompat di depannya. Ketika Jiang Luoli mendekatinya, seperti biasa, Mo Yesi langsung refleks mundur selangkah. Meskipun wanita ini adalah teman baik Qiao Mianmian, ia masih terbiasa menolak lawan jenis.     

Jiang Luoli tidak memedulikan reaksi Mo Yesi yang menghindar. Ia menunjuk Su Ze dengan marah dan mengadu, "Dewa pria, tepat sekali kau datang. Pria tak tahu malu ini ingin menggangguku dan Mianmian! Kau harus membantu kami."     

Mo Yesi tidak berbicara. Ia berjalan menuju Qiao Mianmian selangkah demi selangkah. Setelah Mo Yesi sampai ke sisi Qiao Mianmian, ia berhenti. Pria itu menunduk dan menatap Qiao Mianmian. Suaranya selalu acuh tak acuh, tapi ia sedikit lebih lembut saat berbicara dengan Qiao Mianmian daripada saat menghadapi orang lain, "Apakah kau diganggu orang?"     

Qiao Mianmian menatap Mo Yesi dengan bingung. Jantungnya yang berdebar mulai perlahan menjadi stabil saat Mo Yesi berjalan ke arahnya. Ia tertegun selama beberapa detik sebelum akhirnya menemukan suaranya kembali, "Kau... Kenapa kau datang begitu cepat?"     

Mo Yesi benar-benar datang begitu cepat. Kurang dari sepuluh menit dari panggilan telepon barusan.     

Mo Yesi tertawa ringan, lalu menyelipkan seuntai rambut yang menutupi alis Qiao Mianmian ke belakang telinganya, "Bukankah aku sudah bilang aku ada di sekitar Yan Ting? Selain itu, aku pasti akan tidak sabar sedikit karena ingin datang menemuimu. Jika bukan karena menunggu beberapa lampu merah di jalan, aku mungkin bisa datang lebih awal sedikit."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.