Untukmu, Aku Bersedia Menahannya Sedikit
Untukmu, Aku Bersedia Menahannya Sedikit
Qiao Mianmian tidak pernah berpikir untuk memberitahu Mo Yesi yang sebenarnya. Awalnya ia ingin mencari sembarang alasan. Tetapi, Jiang Luoli langsung cepat-cepat menjawab, "Mereka bertengkar dengan kami tadi. Mereka sudah kembali duluan."
Mo Yesi mengangkat alisnya dan bertanya, "Bertengkar? Karena apa?"
Qiao Mianmian tidak keburu menghentikan Jiang Luoli. Karenanya, Jiang Luoli berbicara terus-menerus dan menceritakan semua yang terjadi. Setelah selesai bicara, Jiang Luoli bertanya dengan marah, "Dewa priaku, bukankah menurutmu mereka sangat keterlaluan? Kau memberi mereka hadiah dan mengundang mereka makan di tempat yang begitu bagus, tapi mereka malah merasa Qiao Mianmian sengaja pamer! Kau tidak ada di sana, jadi kau tidak melihat ekspresi masam mereka saat itu. Pertengkaran kami benar-benar sangat memanas."
Setelah selesai mendengarkan perkataan Jiang Luoli, wajah Mo Yesi menjadi sedikit tenggelam. Ia menundukkan kepala dan bertanya pada Qiao Mianmian, "Apakah itu benar seperti yang dia katakan?"
Qiao Mianmian menatap Jiang Luoli tanpa daya. Lalu, ia hanya bisa menghela napas dan sedikit mengangguk. Ia benar-benar tidak ingin Mo Yesi merasa bahwa ada begitu banyak orang aneh di sekitarnya.
"Hei… Begitu teringat bahwa ita sudah tinggal sekamar dengan mereka selama lebih dari setengah tahun, aku merasa patah hati," kata Jiang Luoli dengan getir.
"Kalau begitu, ganti kamar," Mo Yesi langsung berkata, "Masalah ini sangat mudah. Aku akan meminta seseorang berdiskusi dengan pihak sekolah agar malam ini kalian bisa pindah kamar dan tidak perlu lagi tinggal bersama dengan mereka. Satu kamar hanya untuk kalian berdua."
"Wah! Benarkah? Aku tidak masalah!" seru Jiang Luoli.
Jiang Luoli mulai menari dengan gembira. Bagaimanapun, karena semua orang telah menginjak-injak reputasi mereka, ia tidak ingin tinggal satu kamar dengan Bai Xiao dan yang lainnya. Selain itu, akan sangat bagus jika hanya mereka berdua yang tinggal dalam satu kamar.
Kamar untuk dua orang adalah kamar tipe suite dan setiap orang dapat memiliki kamar tidur kecil sendiri-sendiri. Jika dibayangkan, pasti rasanya sangat indah. Karena takut Qiao Mianmian tidak setuju, Jiang Luoli segera merengek dan menggoyangkan lengannya dengan kuat, "Mianmian, ayo pindah! Ayo pindah! Kita pindah ke kamar dua kasur! Di masa depan, kita bisa menikmati dunia yang indah hanya berdua!"
"Baiklah, kita pindah."
Qiao Mianmian juga berpikir bahwa mereka semua pasti akan sangat tidak bahagia jika tinggal lagi bersama dengan Bai Xiao dan yang lainnya dalam satu kamar. Lebih baik ia dan Jiang Luoli pindah seperti ini. Bagaimanapun, pertemanan mereka sangat biasa dan pertemanan yang tidak murni seperti ini tidak perlu dipertahankan.
Saat mereka meninggalkan Yan Ting, langit di luar sudah redup. Mo Yesi mengecek arlojinya, lalu berjalan ke depan Bentley hitam yang dikendarainya dan berkata pada Qiao Mianmian, "Ayo pergi. Aku akan mengantar kalian kembali ke kampus. Karena kalian akan pindah, lebih baik kembali lebih awal."
Qiao Mianmian tercengang saat mendengar apa yang Mo Yesi katakan. Wajahnya menunjukan ekspresi yang tak terduga.
"Ada apa?"Mo Yesi melengkungkan bibirnya dan menatap Qiao Mianmian.
Qiao Mianmian berjalan ke samping Mo Yesi. Dari sudut matanya, ia melirik Jiang Luoli yang berdiri di sampingnya. Kemudian, ia berkata pada Mo Yesi dengan suara rendah, "Kau ingin mengantarku dan Luoluo pulang?"
"Ada masalah?"
"Tidak…" Qiao Mianmian ragu-ragu sejenak, lalu berkata dengan suara rendah, "Aku sedikit terkejut. Paman Li memberitahuku sebelumnya bahwa tidak mungkin sembarang wanita boleh menaiki mobilmu. Aku pikir..."
Qiao Mianmian pikir Mo Yesi tidak akan membiarkan Jiang Luoli naik mobilnya. Jika seperti itu, hal itu akan membuatnya sedikit gugup.
Mo Yesi merentangkan tangannya dan mengaitkannya ke pinggang Qiao Mainmian. Ia menundukan kepalanya dan berhenti di samping telinga Qiao Mianmian, lalu meniup telinga Qiao Mianmian dengan ringan dan menjawab dengan suara rendah, "Iya, mobilku sebenarnya tidak dapat membawa sembarangan wanita. Selain istriku dan kerabat, tidak ada wanita lain yang pernah naik ke mobilku…"
"Kalau begitu, mengapa kau..."
"Dia adalah teman baikmu. Sayang, aku bersedia menahannya sedikit untukmu. Bagiku, sedikit ketidaknyamanan tidak jauh lebih penting daripada dirimu."